Yesaya 49 part 3 tentang Penggenapan dalam Kedatangan Kristus seri Nabi Besar by Febrian
Yesaya 49 Part 3 tentang Penggenapan dalam Kedatangan Kristus seri Nabi Besar
Image by Freepik.comIni adalah kelanjutan dari tulisan sebelumnya tentang Yesaya 49 (baca di sini: Part 1 dan Part 2.
Dalam Part 3 ini saya menguraikan bagaimana nubuat tentang "Hamba Tuhan" dapat dipahami sebagai penggambaran misi mesianik Tuhan Yesus Kristus — baik pada kedatangan-Nya yang pertama sebagai Juru Selamat, maupun pada kedatangan-Nya yang kedua sebagai Raja yang datang bersama pasukan sorgawi.
Nabi Yesaya dalam nubuatnya Kitab Yesaya 49 menegaskan bahwa Allah memilih seorang Hamba dari kandungan untuk menjadi terang bagi bangsa-bangsa dan membawa keselamatan sampai ke ujung bumi.
Nubuat ini memuat unsur-unsur yang kemudian digenapi oleh Kristus 2.000 tahun yang lalu:
- Panggilan sejak kandungan,
- Pelayanan yang membawa pembaruan bagi Israel,
- Mandat untuk menjadi terang bagi bangsa-bangsa,
- Jaminan bahwa karya-Nya tidak sia-sia.
Ketika kita melangkah dari penggenapan awal itu menuju akhir sejarah, kitab Wahyu memberikan gambaran klimaks karya keselamatan Allah, yaitu: Kristus datang kembali sebagai Raja yang menang, dan Ia diiringi oleh "pasukan sorgawi".
Penglihatan Rasul Yohanes yang tertulis dalam Wahyu 19:14 menggambarkan sang Penunggang Kuda Putih dan "semua tentara yang di sorga mengikuti Dia; mereka menunggang kuda putih dan memakai lenan halus yang putih bersih."
Gambaran ini menyatukan dua tema penting:
- Karya penebusan yang sudah nyata melalui Kristus.
- Penyelesaian kemenangan itu saat Ia datang sebagai Hakim dan Raja.
Dari sudut teologis, kita dapat merangkai benang merah sebagai berikut:
- Nubuat Yesaya 49 menubuatkan misi Penebus yang memulihkan Israel dan membawa terang ke bangsa-bangsa;
- Kedatangan pertama Kristus memulai penggenapan tersebut melalui karya salib dan kebangkitan;
- Kedatangan Kristus kali yang kedua menandai pemenuhan akhir, ketika orang-orang kudus yang telah ditebus—yang kelak akan hidup seperti malaikat—ikut serta dalam kemenangan kerajaan-Nya.
Dengan kata lain, apa yang Yesaya nyatakan sebagai tujuan penugasan Hamba (keselamatan dan terang bagi bangsa-bangsa) mencapai tujuan akhirnya dalam Kristus yang mengalahkan kuasa-kejahatan dan memerintah bersama orang-orang kudus yang dimuliakan.
Penerapan firman Tuhan mengenai penggenapan Yesaya 49 sampai Wahyu 19 mengajarkan kita, bahwa keselamatan bukan sekadar doktrin masa lalu, melainkan suatu proses sejarah yang dimulai dari panggilan ilahi, dilanjutkan oleh karya nyata Kristus, dan akan tuntas pada hari kedatangan-Nya. Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk hidup sebagai saksi misi Hamba Tuhan, yaitu membawa terang, merawat yang tertindas, dan menantikan penggenapan janji Allah dengan penuh pengharapan dan keteguhan.
Jadi dari tulisan di atas, bisa kita ringkas seperti ini:
- Yesaya 49 menubuatkan Hamba yang dipanggil untuk membawa keselamatan bagi Israel dan bangsa-bangsa.
- Peran mesianik Hamba digenapi dalam diri Yesus Kristus—melalui kelahiran, pelayanan, salib, dan kebangkitan-Nya.
- Wahyu 19 menunjukkan klimaks penggenapan itu: Kedatangan Kristus yang kedua kali sebagai Raja yang menang, diiringi pasukan sorgawi.
- Identitas "pasukan sorga" dapat mencakup malaikat dan orang kudus yang dimuliakan—orang kudus akan hidup seperti malaikat (Lukas 20:35–36) dan berpakaian putih sebagai simbol kemurnian (Wahyu 7:9; 19:14).
- Panggilan praktis: hidup sebagai perpanjangan misi Hamba—menjadi terang dan saksi sampai penggenapan akhir.
Kita diingatkan kembali, bahwa panggilan Allah bersifat menyeluruh, yaitu menyelamatkan, memulihkan, dan memasukkan umat-Nya dalam kemenangan akhir.
Pelayanan Kristus di dunia bukan hanya untuk saat ini tetapi mengarah kepada suatu kepastian rohani yang memberi penghiburan sekaligus tuntutan ilahi, yaitu penghiburan karena kemenangan sudah dijanjikan, tuntutan karena kita dipanggil untuk hidup suci dan menjadi saksi yang setia.
Kehidupan dalam penantian akan kedatangan Kristus kali yang ke-2, sama sekali bukan kehidupan pasif dan lemah, melainkan hidup aktif dalam misi melayani sesama, memelihara kekudusan, dan menguatkan harapan jemaat.
Sebab mereka tidak dapat mati lagi;
mereka sama seperti malaikat;
dan mereka adalah anak-anak Allah,
karena mereka telah dibangkitkan.
Lukas 20:36 (TB)
Amin.

Komentar
Posting Komentar