Yeremia 52 [penutup] tentang "Allah setia akan janji-Nya" Seri Nabi Besar by Febrian
23 Desember 2025
Image of Jesus Christ by Freepik.comYeremia 52 [penutup] tentang "Allah setia akan janji-Nya" Seri Nabi Besar
Shaloom Bapak Ibu Saudara/i yang terkasih dalam Kristus Yesus. Dalam Kesempatan ini kita akan merenungkan bersama mengenai Pembalasan Tuhan atas orang yang murtad kepada-Nya, namun orang yang setia dibela-Nya. Yeremia 52 ini adalah penutup dari seluruh rangkaian kitab Nabi Yeremia. Semoga kita semua bisa mendapat berkat dari firman Tuhan tersebut. Kiranya Tuhan Yesus memberkati.
Berikut ini adalah ringkasan dari seluruh pasal dalam Yeremia:
1. Yeremia 1:1–19 tentang panggilan dan pengutusan Yeremia sebagai nabi Allah bagi bangsa-bangsa.
2. Yeremia 2:1–37 tentang tuduhan Allah atas ketidaksetiaan Israel yang meninggalkan-Nya.
3. Yeremia 3:1–25 tentang ajakan Allah untuk bertobat meskipun Israel telah berzinah rohani.
4. Yeremia 4:1–31 tentang ancaman hukuman dari utara karena Yehuda tidak bertobat sungguh-sungguh.
5. Yeremia 5:1–31 tentang kebobrokan moral dan ketidakadilan sosial di Yerusalem.
6. Yeremia 6:1–30 tentang pengepungan Yerusalem dan penolakan terhadap firman Tuhan.
7. Yeremia 7:1–34 tentang khotbah Bait Allah dan penyembahan yang munafik.
8. Yeremia 8:1–22 tentang kerasnya hati umat dan duka nabi atas kehancuran bangsa.
9. Yeremia 9:1–26 tentang ratapan atas penipuan, kebohongan, dan kesombongan manusia.
10. Yeremia 10:1–25 tentang kebodohan penyembahan berhala dan keagungan Allah sejati.
11. Yeremia 11:1–23 tentang pelanggaran perjanjian dan rencana pembunuhan terhadap Yeremia.
12. Yeremia 12:1–17 tentang keluhan Yeremia dan jawaban Allah tentang keadilan-Nya.
13. Yeremia 13:1–27 tentang simbol ikat pinggang dan kehancuran Yehuda karena kesombongan.
14. Yeremia 14:1–22 tentang kekeringan, doa syafaat, dan penolakan Allah terhadap doa palsu.
15. Yeremia 15:1–21 tentang penderitaan pribadi Yeremia dan keteguhan panggilannya.
16. Yeremia 16:1–21 tentang tanda hidup Yeremia dan nubuatan pembuangan.
17. Yeremia 17:1–27 tentang dosa Yehuda, kepercayaan yang salah, dan kekudusan hari Sabat.
18. Yeremia 18:1–23 tentang perumpamaan tukang periuk dan kedaulatan Allah.
19. Yeremia 19:1–15 tentang kendi tanah liat dan kehancuran Yerusalem yang tak terelakkan.
20. Yeremia 20:1–18 tentang penganiayaan terhadap Yeremia dan pergumulan batinnya.
21. Yeremia 21:1–14 tentang nubuat kejatuhan Yerusalem kepada Babel.
22. Yeremia 22:1–30 tentang penghakiman terhadap raja-raja Yehuda yang lalim.
23. Yeremia 23:1–40 tentang gembala palsu, nabi palsu, dan janji Raja yang benar.
24. Yeremia 24:1–10 tentang dua keranjang buah ara sebagai lambang nasib umat.
25. Yeremia 25:1–38 tentang pembuangan 70 tahun dan murka Allah atas bangsa-bangsa.
26. Yeremia 26:1–24 tentang pengadilan terhadap Yeremia karena nubuatnya.
27. Yeremia 27:1–22 tentang kuk Babel dan peringatan agar tunduk kepada Babel.
28. Yeremia 28:1–17 tentang nabi palsu Hananya dan kematiannya.
29. Yeremia 29:1–32 tentang surat Yeremia kepada orang buangan di Babel.
30. Yeremia 30:1–24 tentang janji pemulihan Israel dan Yehuda.
31. Yeremia 31:1–40 tentang perjanjian baru dan pemulihan yang kekal.
32. Yeremia 32:1–44 tentang pembelian ladang sebagai tanda pengharapan di masa pembuangan.
33. Yeremia 33:1–26 tentang janji pemulihan dan keturunan Daud.
34. Yeremia 34:1–22 tentang pelanggaran perjanjian pembebasan budak.
35. Yeremia 35:1–19 tentang ketaatan kaum Rekhab sebagai teladan.
36. Yeremia 36:1–32 tentang gulungan kitab yang dibakar Raja Yoyakim.
37. Yeremia 37:1–21 tentang pemenjaraan Yeremia oleh Raja Zedekia.
38. Yeremia 38:1–28 tentang Yeremia dimasukkan ke dalam sumur dan diselamatkan.
39. Yeremia 39:1–18 tentang jatuhnya Yerusalem dan keselamatan Yeremia.
40. Yeremia 40:1–16 tentang Gedalya sebagai gubernur dan sisa umat di Yehuda.
41. Yeremia 41:1–18 tentang pembunuhan Gedalya dan kekacauan pasca-kejatuhan Yerusalem.
42. Yeremia 42:1–22 tentang permintaan nasihat Allah yang akhirnya diabaikan.
43. Yeremia 43:1–13 tentang pelarian ke Mesir dan nubuat penghukuman di Mesir.
44. Yeremia 44:1–30 tentang teguran atas penyembahan berhala di Mesir.
45. Yeremia 45:1–5 tentang pesan penghiburan Allah kepada Barukh.
46. Yeremia 46:1–28 tentang nubuat penghukuman atas Mesir.
47. Yeremia 47:1–7 tentang penghukuman atas orang Filistin.
48. Yeremia 48:1–47 tentang penghukuman atas Moab karena kesombongan.
49. Yeremia 49:1–39 tentang penghukuman atas Amon, Edom, Damsyik, Kedar, Hazor, dan Elam.
50. Yeremia 50:1–46 tentang kejatuhan Babel sebagai alat penghukuman Allah.
51. Yeremia 51:1–64 tentang kehancuran total Babel dan penggenapan firman Tuhan.
52. Yeremia 52:1–34 tentang kejatuhan Yerusalem dan pembuangan Yehuda secara historis.
Khusus untuk pasal terakhir dari seluruh kitab Yeremia, yaitu Yeremia 52, ada beberapa pokok pikiran yang bisa kita pelajari, sebagai berikut:
1. Yeremia 52:1-3 Zedekia memberontak terhadap Allah.
Zedekia
2. Yeremia 52:4-7 Yerusalem dikepung dan direbut.
Maka pada tahun kesembilan dari pemerintahannya, dalam bulan yang kesepuluh, pada tanggal sepuluh bulan itu, datanglah Nebukadnezar, raja Babel, dengan segala tentaranya menyerang Yerusalem. Berkemahlah mereka mengepungnya dan didirikan merekalah tembok pengepungan sekelilingnya. Demikianlah kota itu terkepung sampai tahun yang kesebelas pemerintahan raja Zedekia.
Pada tanggal sembilan bulan yang keempat, ketika kelaparan sudah merajalela di kota itu dan tidak ada lagi makanan pada rakyat negeri itu, maka dibelah oranglah tembok kota itu. Melihat hal itu maka melarikan dirilah raja dengan semua tentara, meninggalkan kota itu pada waktu malam melalui pintu gerbang antara kedua tembok yang ada di dekat taman raja, sekalipun orang Kasdim mengepung kota itu sekeliling. Mereka lari menuju ke Araba-Yordan.
3. Yeremia 52:8-11 Akhir hidup Zedekia dan keluarganya.
Tetapi tentara Kasdim itu mengejar raja dari belakang dan mencapai Zedekia di dataran Yerikho; segala tentaranya telah berserak-serak meninggalkan dia.
Mereka menangkap
4. Yeremia 52:12-23 Yerusalem dihancurkan oleh Babel.
Dalam bulan yang kelima, pada tanggal sepuluh bulan itu--itulah tahun kesembilan belas pemerintahan Nebukadnezar, raja Babel -- datanglah Nebuzaradan, kepala pasukan pengawal, yang melayani raja Babel, ke Yerusalem. Ia membakar rumah TUHAN, rumah raja dan segala rumah di Yerusalem; segala rumah orang-orang besar dibakarnya dengan api. Segala tembok sekeliling kota Yerusalem dirobohkan oleh tentara Kasdim yang ada bersama-sama dengan kepala pasukan pengawal itu.
Sebagian dari orang-orang yang paling lemah dan sisa-sisa rakyat yang masih tinggal di kota itu dan pembelot-pembelot yang menyeberang ke pihak raja Babel dan sisa-sisa para pekerja tangan diangkut ke dalam pembuangan oleh Nebuzaradan, kepala pasukan pengawal itu. Hanya beberapa orang miskin dari negeri itu ditinggalkan oleh Nebuzaradan, kepala pasukan pengawal itu, untuk menjadi tukang-tukang kebun anggur dan peladang-peladang.
Juga tiang-tiang tembaga yang ada di rumah TUHAN dan kereta penopang dan laut tembaga yang ada di rumah TUHAN dipecahkan oleh orang Kasdim dan seluruh tembaganya diangkut mereka ke Babel. Kuali-kuali, penyodok-penyodok, pisau-pisau, bokor-bokor penyiraman dan cawan-cawan dan segala perkakas tembaga yang dipakai untuk menyelenggarakan kebaktian diambil mereka, juga pasu-pasu, perbaraan-perbaraan, bokor-bokor penyiraman, kuali-kuali, kandil-kandil, cawan-cawan dan piala-piala, baik segala yang dari emas maupun segala yang dari perak, diambil oleh kepala pasukan pengawal itu.
Adapun kedua tiang, laut yang satu itu dan kedua belas lembu tembaga yang ada di bawah kereta penopang, yang dibuat oleh raja Salomo untuk rumah TUHAN, tiada tertimbang tembaga segala perkakas ini. Adapun tiang-tiang itu, satu tiang delapan belas hasta tingginya dan dapat dililit oleh tali yang dua belas hasta panjangnya; tebalnya empat jari dan geronggang dari dalam. Di atasnya ada ganja [ganja=kepala tiang yang berisi ornament hiasan] dari tembaga; tinggi ganja yang satu itu lima hasta, dan jala-jala dan buah-buah delima ada di atas ganja itu sekeliling, semuanya dari tembaga. Dan tiang yang kedua seperti itu juga.
Mengenai buah delima, ada sembilan puluh enam buah delima yang merupakan gambar timbul; seluruhnya buah-buah delima itu ada seratus pada jala-jala itu berkeliling.
5. Yeremia 52:24-27 Sisa pejabat istana dibunuh.
Lalu kepala pasukan pengawal itu menangkap Seraya, imam kepala, dan Zefanya, imam tingkat dua, dan ketiga orang penjaga pintu. Dari kota itu ditangkapnya seorang pegawai istana yang diangkat mengepalai prajurit-prajurit dan tujuh orang pelayan pribadi raja yang terdapat di kota itu, dan panitera panglima tentara yang mengerahkan rakyat negeri menjadi tentara, dan enam puluh orang dari rakyat negeri yang terdapat di tengah-tengah kota itu.
Nebuzaradan, kepala pasukan pengawal, menangkap mereka dan membawa mereka kepada raja Babel, di Ribla. Lalu raja Babel menyuruh membunuh mereka di Ribla, di tanah Hamat. Demikianlah orang Yehuda diangkut ke dalam pembuangan dari tanahnya.
6. Yeremia 52:28-30 Jumlah orang Yahudi yang dibawa sebagai tawanan.
Inilah jumlah rakyat yang diangkut ke dalam pembuangan
7. Yeremia 52:31-34 Yoyakhin dipulihkan kedudukannya.
Kemudian dalam tahun ketiga puluh tujuh sesudah Yoyakhin,
Jika 2 Tawarikh 36:9–10 dibaca berdampingan dengan Yeremia 52:31–34, maka terlihat kejanggalan. Namun, jika hal ini direnungkan secara mendalam, ternyata ada makna rohani yang indah di balik itu.
Yoyakhin adalah raja yang dinilai “melakukan apa yang jahat di mata TUHAN”, pemerintahannya singkat, dan ia dibuang ke Babel sebagai bagian dari hukuman Allah atas Yehuda. Namun pada akhir kitab Yeremia, justru Yoyakhin yang disebut dipulihkan keadaannya: ia dikeluarkan dari penjara, diperlakukan dengan hormat, diberi kedudukan lebih tinggi daripada raja-raja lain yang ada di Babel, dan menikmati pemeliharaan seumur hidupnya.
Para teolog melihat pemulihan Yoyakhin bukan sebagai pembenaran atas dosanya, melainkan sebagai tanda kesetiaan Allah terhadap perjanjian-Nya.
John Calvin dalam Commentary on Jeremiah (th.1550-an) menegaskan bahwa pemulihan Yoyakhin adalah “tanda kecil namun nyata” bahwa murka Allah tidak memadamkan belas kasihan-Nya, dan bahwa Allah belum membuang keturunan Daud. Calvin menekankan bahwa fokusnya bukan pada kelayakan Yoyakhin, tetapi pada keteguhan janji Allah.
Matthew Henry dalam Exposition of the Old and New Testament (th.1706–1710) melihat peristiwa ini sebagai “secercah fajar di tengah malam pembuangan”. Menurutnya, pembebasan Yoyakhin mengajarkan bahwa Allah sanggup mengangkat kembali orang yang telah direndahkan-Nya, bukan karena jasa mereka, tetapi karena rencana-Nya sendiri. Pemulihan itu juga menjadi penghiburan bagi bangsa Yehuda yang sedang berada di pembuangan, bahwa Allah belum selesai dengan mereka.
Secara historis, tindakan Raja Evil-Merodakh yang membebaskan Yoyakhin (sekitar 562 SM) terjadi tepat setelah kematian Nebukadnezar. Banyak ahli Perjanjian Lama, termasuk Walter Brueggemann dalam A Commentary on Jeremiah: Exile and Homecoming (1998), menilai bahwa penempatan kisah ini di akhir Yeremia bersifat sangat teologis. Yeremia 52 tidak hanya menutup kitab dengan kehancuran, tetapi juga dengan harapan. Takhta Daud memang runtuh di Yerusalem, tetapi “benih” Daud masih hidup di Babel.
Di hadapan Allah, pemulihan Yoyakhin menunjukkan bahwa penghakiman dan kasih karunia bukan dua hal yang saling meniadakan. Allah menghukum dengan sungguh-sungguh, tanpa pernah mengingkari janji-Nya.
Yoyakhin menjadi simbol bahwa hukuman bukan akhir cerita. Allah merendahkan untuk mendidik, dan mengangkat untuk menunjukkan bahwa sejarah manusia tetap berada di bawah kendali-Nya. Secara rohani, ini mengajarkan bahwa pemulihan tidak selalu berarti kembali ke posisi semula secara politis atau lahiriah. Yoyakhin tidak kembali menjadi raja di Yerusalem, tetapi ia dipulihkan martabatnya. Allah memulihkan hidupnya, bukan kerajaannya.
Hal tersebut di atas menunjukkan, bahwa di mata Allah, pemulihan sejati sering kali berkaitan dengan relasi, martabat, dan harapan, bukan sekadar kekuasaan. Bagi kehidupan modern, kisah ini menjadi pegangan penting. Kegagalan, dosa, dan hukuman bukan berarti Allah menutup pintu selamanya. Namun pemulihan selalu terjadi dalam kerangka kedaulatan dan waktu Allah, bukan atas tuntutan manusia.
Nabi Yeremia dalam pasal ke-52, menutup seluruh kitabnya dengan pesan
bahwa Allah tetap setia, bahkan ketika manusia tidak setia, dan bahwa sejarah yang tampak hancur di mata manusia masih dapat
dipakai Allah untuk menumbuhkan harapan bagi generasi berikutnya.
Jika kita tidak setia,
Dia tetap setia,
karena Dia tidak dapat
menyangkal diri-Nya sendiri.
2 Timotius 2:13
Amin.

Komentar
Posting Komentar