Yeremia 34 tentang "Murka Tuhan atas orang yang tidak taat" Seri Nabi Besar by Febrian

21 November 2025

Image by Freepik.com

Yeremia 34 tentang "Murka Tuhan atas orang yang tidak taat" Seri Nabi Besar 

Shaloom Bapak Ibu Saudara/i yang terkasih dalam Kristus Yesus. Dalam Kesempatan ini kita akan merenungkan bersama mengenai Murka Tuhan atas orang yang tidak taat kepada-Nya. Semoga kita semua bisa mendapat berkat dari firman Tuhan tersebut. Kiranya Tuhan Yesus memberkati.

Yeremia 34:1-7

Firman yang datang dari TUHAN kepada Yeremia, ketika Nebukadnezar, raja Babel, dan segala tentaranya, segala kerajaan di bumi yang dibawah pemerintahannya, dan segala bangsa berperang melawan Yerusalem dan segala kotanya: 

"Beginilah firman TUHAN, Allah Israel: 

Pergilah berbicara kepada Zedekia, raja Yehuda, katakan kepadanya: 

Beginilah firman TUHAN: 

Sesungguhnya, Aku menyerahkan kota ini ke dalam tangan raja Babel, supaya dihanguskannya dengan api. Dan engkau sendiri tidak akan luput dari tangannya, melainkan akan pasti tertangkap dan diserahkan ke dalam tangannya; engkau akan melihat raja Babel mata berhadapan mata dan ia akan berbicara dengan engkau mulut berhadapan mulut. Kemudian engkau akan pergi ke Babel. Namun demikian, dengarlah firman TUHAN, hai Zedekia, raja Yehuda, beginilah firman TUHAN mengenai engkau: engkau tidak akan mati oleh pedang! Engkau akan mati dengan damai. Dan sebagaimana dinyalakan api untuk menghormati bapa-bapa leluhurmu, raja-raja dahulu, yang hidup sebelum engkau, demikianlah orang akan menyalakan api untuk menghormati engkau, dan akan meratapi engkau dengan berkata: Aduhai, tuan! Sungguh, Akulah yang mengucapkan firman ini, demikianlah firman TUHAN." 

Nabi Yeremia menyampaikan segala perkataan ini kepada Zedekia, raja Yehuda, di Yerusalem, ketika tentara raja Babel berperang melawan Yerusalem dan segala kota Yehuda yang masih tinggal, yaitu Lakhis dan Aseka, sebab kota-kota itulah yang masih tinggal di antara kota-kota Yehuda sebagai kota-kota yang berkubu.

Yeremia 34:8-22

Firman yang datang dari TUHAN kepada Yeremia, sesudah raja Zedekia mengikat perjanjian dengan segenap rakyat yang ada di Yerusalem untuk memaklumkan pembebasan, supaya setiap orang melepaskan budaknya bangsa Ibrani, baik laki-laki maupun perempuan, sebagai orang merdeka, sehingga tidak ada seorangpun lagi yang memperbudak seorang Yehuda, saudaranya. 

Maka semua pemuka dan segenap rakyat yang ikut serta dalam perjanjian itu menyetujui, bahwa setiap orang akan melepaskan budaknya laki-laki dan budaknya perempuan sebagai orang merdeka, sehingga tidak ada lagi yang memperbudak mereka. Orang-orang itu menyetujuinya, lalu melepaskan mereka. 

Tetapi sesudah itu mereka berbalik pikiran, lalu mengambil kembali budak-budak lelaki dan perempuan yang telah mereka lepaskan sebagai orang merdeka itu dan menundukkan mereka menjadi budak laki-laki dan budak perempuan lagi. 

Lalu datanglah firman TUHAN kepada Yeremia, bunyinya:  

"Beginilah firman TUHAN, Allah Israel: 

Aku sendiri telah mengikat perjanjian dengan nenek moyangmu pada waktu Aku membawa mereka keluar dari tanah Mesir, dari tempat perbudakan, isinya: 

Pada akhir tujuh tahun haruslah kamu masing-masing melepaskan saudaranya bangsa Ibrani yang sudah menjual dirinya kepadamu; ia akan bekerja padamu enam tahun lamanya, kemudian haruslah engkau melepaskan dia sebagai orang merdeka. Tetapi nenek moyangmu tidak mendengarkan Aku dan tidak memperhatikan Aku. 

Hari ini kamu telah bertobat dan melakukan apa yang benar di mata-Ku karena setiap orang memaklumkan pembebasan kepada saudaranya, dan kamu telah mengikat perjanjian di hadapan-Ku di rumah yang atasnya nama-Ku diserukan. Tetapi kamu telah berbalik pikiran dan telah menajiskan nama-Ku; kamu masing-masing telah mengambil kembali budaknya laki-laki dan budaknya perempuan, yang telah kamu lepaskan sebagai orang merdeka menurut keinginannya, dan telah menundukkan mereka, supaya mereka menjadi budakmu laki-laki dan budakmu perempuan lagi. 

Sebab itu beginilah firman TUHAN: 

Kamu ini tidak mendengarkan Aku agar setiap orang memaklumkan pembebasan kepada sesamanya dan kepada saudaranya, maka sesungguhnya, Aku memaklumkan bagimu pembebasan, demikianlah firman TUHAN, untuk diserahkan kepada pedang, penyakit sampar dan kelaparan. Aku akan membuat kamu menjadi kengerian bagi segala kerajaan di bumi. Dan Aku akan menyerahkan orang-orang, yang melanggar perjanjian-Ku dan yang tidak menepati isi perjanjian yang mereka ikat di hadapan-Ku, dengan memotong anak lembu jantan menjadi dua untuk berjalan di antara belahan-belahannya; pemuka-pemuka Yehuda, pemuka-pemuka Yerusalem, pegawai-pegawai istana, imam-imam dan segenap rakyat negeri yang telah berjalan di antara belahan-belahan anak lembu jantan itu, mereka akan Kuserahkan ke dalam tangan musuh mereka dan ke dalam tangan orang-orang yang berusaha mencabut nyawa mereka, sehingga mayat mereka menjadi makanan burung-burung di udara dan binatang-binatang di bumi. 

Juga Zedekia, raja Yehuda, beserta para pemukanya akan Kuserahkan ke dalam tangan musuh mereka dan ke dalam tangan orang-orang yang berusaha mencabut nyawa mereka dan ke dalam tangan tentara raja Babel yang sekarang telah berangkat dari pada kamu. Sesungguhnya, demikianlah firman TUHAN, Aku memberi perintah dan membawa mereka kembali ke kota ini untuk memeranginya, merebutnya dan menghanguskannya dengan api. Aku akan membuat kota-kota Yehuda menjadi ketandusan tanpa penduduk."

Nabi Yeremia menyampaikan pesan Allah dalam dua bagian:

Bagian Pertama: 

Allah berbicara kepada Raja Zedekia dan bangsa Yehuda yang sedang berada di ambang kehancuran. Mereka sebelumnya berjanji melepaskan para budak Ibrani sebagai bentuk pertobatan, namun kemudian mengingkari janji itu dan mengambil kembali orang-orang yang telah mereka bebaskan. Di sinilah inti pergumulan rohani muncul—manusia ingin pertolongan Allah, tetapi enggan memegang komitmen yang menuntut perubahan hidup.

Di balik hukuman yang tegas, terpancar hati Allah yang terluka oleh ketidaksetiaan umat-Nya. Allah bukan hanya murka karena pelanggaran hukum, tetapi sedih karena janji yang dibuat di hadapan-Nya dianggap seperti kata-kata kosong. Dalam nats ini terlihat bahwa hubungan dengan Allah bukan sekadar ritual, tetapi kesetiaan yang harus tampak dalam tindakan nyata. Ketika umat bermain-main dengan komitmen, hukuman datang sebagai cermin untuk menyadarkan bahwa hidup yang tidak jujur pada Tuhan akhirnya merusak diri sendiri.

Bagian ke dua

Namun, renungan dari pasal ini bukan berhenti pada hukuman. Yeremia 34 mengingatkan bahwa Allah menghargai setiap niat baik dan setiap langkah ketaatan, sekecil apa pun itu. Ia menginginkan umat-Nya hidup dalam kejujuran, keadilan, dan belas kasihan—bukan sebagai beban, tetapi sebagai jalan menuju hidup yang diberkati. Allah menghukum karena Ia ingin memulihkan. Ia menegur karena Ia merindukan umat-Nya kembali kepada kebenaran.

Yeremia 34 menjadi panggilan bagi siapa pun yang mudah mundur dari komitmen rohani: Allah melihat setiap janji yang diucapkan. Ia menghendaki kejujuran, keteguhan, dan hati yang tulus dalam mengikuti-Nya. Dalam kesetiaan itulah pemulihan dan damai sejahtera ditemukan, bahkan di tengah masa-masa yang sulit.

Bagi kita di zaman sekarang, pesan Yeremia 34 tetap relevan. Hidup rohani mudah diwarnai janji—janji doa, janji melayani, janji hidup benar, janji meninggalkan dosa tertentu—tetapi tantangannya adalah keteguhan untuk memegangnya ketika situasi berubah. Dunia kita penuh godaan untuk memutar balik keputusan yang benar demi kenyamanan. Teks ini mengingatkan bahwa integritas di hadapan Allah bukan sekadar kewajiban, tetapi fondasi bagi hidup yang diberkati.

Refleksi bagi kehidupan masa kini adalah bahwa Allah menantikan hati yang konsisten. Ia ingin kesalehan yang tampak dalam tindakan: keadilan kepada sesama, kejujuran dalam keputusan, dan ketulusan dalam setiap langkah. Ketika kita setia, sekalipun hanya pada hal kecil, kita sedang berjalan dalam aliran berkat Allah. Dan apabila kita jatuh atau mundur, pintu pertobatan tetap terbuka, sebab Allah yang sama masih mengasihi, menegur, dan menuntun kembali.

Dalam kesetiaan itulah damai sejahtera dan pemulihan sejati ditemukan, bahkan di tengah dunia yang terus berubah.

"Jikalau seorang mengasihi-Ku,
ia akan menuruti firman-Ku,
dan Bapa-Ku akan mengasihi dia,
dan Kami akan datang kepadanya."

Yohanes 14:23

Amin.

Komentar