Yeremia 24 tentang "Didikan Orangtua: Kejahatan Zedekia - buah ara yang baik dan buruk" Seri Nabi Besar by Febrian
05 November 2025
Yeremia 24 tentang "Didikan Orangtua: Kejahatan Zedekia - buah ara yang baik dan buruk" Seri Nabi Besar
Yeremia 24<-- Klik di sini untuk membaca seluruh pasal
Penglihatan tentang dua keranjang buah ara
Lihatlah, TUHAN memperlihatkan kepadaku dua keranjang buah ara berdiri di
hadapan bait TUHAN. Hal itu terjadi sesudah Nebukadnezar, raja Babel,
mengangkut ke dalam pembuangan Yekhonya bin Yoyakim, raja Yehuda, beserta
para pemuka Yehuda, tukang dan pandai besi dari Yerusalem dan membawa mereka
ke Babel.
Keranjang yang satu berisi buah ara yang sangat baik seperti
buah ara bungaran, tetapi keranjang yang lain berisi buah ara yang jelek,
yang tak dapat dimakan karena jeleknya.
Lalu berfirmanlah TUHAN
kepadaku:
Apakah yang kaulihat, hai Yeremia?"
Maka jawabku: "Buah ara! Buah ara yang baik itu sangat baik, dan buah ara
yang jelek, yang tak dapat dimakan karena jeleknya."
Kemudian datanglah firman TUHAN kepadaku, bunyinya:
"Beginilah firman TUHAN, Allah Israel:
Sama seperti buah ara yang baik ini, demikianlah Aku akan memperhatikan
untuk kebaikannya orang-orang Yehuda yang Kubawa dari tempat ini ke dalam
pembuangan, ke negeri orang-orang Kasdim.
Maka Aku akan mengarahkan
mata-Ku kepada mereka untuk kebaikan mereka, dan Aku akan membawa mereka
kembali ke negeri ini. Aku akan membangun mereka, bukan meruntuhkannya;
Aku akan menanam, bukan mencabutnya. Aku akan memberi mereka suatu hati
untuk mengenal Aku, yaitu bahwa Akulah TUHAN. Mereka akan menjadi umat-Ku
dan Aku ini akan menjadi Allah mereka, sebab mereka akan bertobat
kepada-Ku dengan segenap hatinya.
Tetapi seperti buah ara yang jelek
itu, yang tak dapat dimakan karena jeleknya--sungguh, beginilah firman
TUHAN--demikianlah Aku akan memperlakukan Zedekia, raja Yehuda,
beserta para pemukanya, dan sisa-sisa penduduk Yerusalem yang masih
tinggal di negeri ini dan orang-orang yang menetap di negeri Mesir. Aku
akan membuat mereka menjadi kengerian bagi segala kerajaan di bumi,
menjadi aib dan perumpamaan, menjadi sindiran dan kutuk di segala tempat
ke mana Aku menceraiberaikan mereka. Dan Aku akan mengirimkan perang,
kelaparan dan penyakit sampar ke antara mereka, sampai mereka habis
dilenyapkan dari atas tanah yang telah Kuberikan kepada mereka dan kepada
nenek moyang mereka."
Ayat firman Tuhan di atas, terjadi di zaman Zedekia (nama lahir "Matanya"), diangkat oleh Nebukadnezar menjadi raja Yehuda setelah penawanan Yekhonya (Yoyakhin). Ia berumur 21 tahun ketika diangkat jadi raja dan memerintah sekitar 11 tahun; pemberontakannya terhadap Babel memunculkan pengepungan dan kehancuran Yerusalem (akhir pemerintahan: 587/586 SM menurut ahli—ada perbedaan tradisi kronologi).
2 Raja-Raja 24
Raja Babel mencopot Yekhonya (Yoyakhin) dan menempatkan pamannya, Matanya yang kemudian namanya diubah menjadi Zedekia. Kemudian pasukan dan tokoh penting lainnya banyak yang dibawa ke Babel.
Yehuda menjadi negara bawahan Babel; Zedekia bukan dinasti mandiri melainkan raja yang ditempatkan oleh kekuatan asing — tanda ketergantungan politik yang menentukan pilihan dan tekanan selanjutnya.
Zedekia berumur 21 tahun saat menjadi raja, memerintah 11 tahun; ia melakukan yang jahat di mata TUHAN dan memberontak terhadap Nebukadnezar serta mengeras tengkuk dan hatinya.
Penjelasan: Tawarikh menekankan sifat jahat dan keras hati Zedekia, termasuk penolakannya terhadap nabi Yeremia — ini menjelaskan mengapa seruan nabi tidak efektif dan hukuman akhirnya terlaksana.
Yehezkiel 17
Zedekia memberontak melanggar perjanjian dengan Babel dengan mengutus utusan ke Mesir mencari bantuan; Tuhan menyatakan bahwa orang yang melanggar perjanjian tidak akan selamat dan akan mati di Babel.
Nabi Yehezkiel memakai perumpamaan tentang dua rajawali dan tunas untuk menegaskan bahwa Zedekia berkhianat pada perjanjian politik dengan Babel — tindakan yang dinilai bodoh karena memecah perlindungan yang ada dan memicu hukuman lebih besar. Ayat ini memprediksi nasib Zedekia, yaitu menghadapi penghukuman personal dan kematian.
Yeremia 37–38
Dalam masa pengepungan dan tekanan, Zedekia memanggil Yeremia, kadang meminta nasihat, tetapi sering juga mengabaikan atau menahan nabi; ada saat Yeremia dipenjara, dilepaskan, dan akhirnya dilepaskan kembali setelah kejatuhan kota.
Kitab Yeremia mencatat beberapa pertemuan pribadi dan ketidakpastian Zedekia — ia tahu Yeremia nabi, tetapi tidak konsisten menuruti nasihatnya. Itu menunjukkan ketidakmampuan pemimpin untuk bertindak berdasarkan firman Tuhan saat tekanan politik tinggi.
2 Raja-Raja 25:1–7; Yeremia 39:1–7; Yeremia 52:4–11
Babel mengepung Yerusalem; kota direbut; Zedekia ditangkap melarikan diri; anak-anaknya dibunuh di hadapannya; dia dibutakan lalu dibawa ke Babel, dan ditahan sampai mati.
Ini adalah puncak sejarah dari nuansa percampuran politik-keagamaan, yaitu pemberontakan diikuti pengepungan dan kehancuran bait serta kota; hukuman atas pemimpin yang menolak suara Tuhan diwujudkan secara mengerikan. Yeremia 52 dan 2 Raja-Raja 25 memberi ringkasan kronologis peristiwa akhir ini.
2 Raja-Raja 25:27–30
Beberapa puluh tahun kemudian, raja Babel (Evil-Merodak) melepaskan Yoyakhin dari penjara, memberinya tempat kehormatan dan pasokan makanan seumur hidup — sebuah catatan yang memberi napas harapan terhadap sisa keturunan Daud di masa pembuangan.
Meskipun Zedekia dan banyak pemimpin lainnya mengalami kehancuran, narasi sejarah juga menyisakan titik-titik pemulihan simbolik (pembebasan Jehoiachin) yang kemudian dipakai penafsir untuk menunjukkan bahwa janji Tuhan terhadap Daud belum sepenuhnya terhapus.
Berikut ini adalah sejarah singkat terkait Bangsa Israel pada masa itu:
- ~597 SM — Nebukadnezar menawan Yoyakin; Matanya diangkat dan dinamai Zedekia (awal pemerintahan).
- ~589–587 SM — Pengepungan Yerusalem oleh Babel berlangsung.
- Sesudah 587 SM — Zedekia dibawa ke Babel, dibutakan, dan mati di pembuangan; kerajaan Yehuda berakhir sementara.
Yeremia 24:1–10
Lihatlah, TUHAN memperlihatkan kepadaku dua keranjang buah ara berdiri di hadapan bait TUHAN. ... (selesai ayat sampai: ) ... sampai mereka habis dilenyapkan dari atas tanah yang telah Kuberikan kepada mereka dan kepada nenek moyang mereka.
Yeremia 24 diberikan pada waktu kemelut besar bagi Yehuda: Nebukadnezar telah menawan Raja Yekhonya (Jehoiachin) dan memindahkan banyak orang ke Babel. Dalam penglihatan dua keranjang buah ara, TUHAN menunjukkan dua jenis nasib bagi umat: ada yang seperti buah ara baik—yang meski dibawa ke pembuangan, kelak mendapat perhatian dan pemulihan dari Tuhan—dan ada yang seperti buah ara jelek—yang tetap ditinggalkan dalam hukuman dan menjadi contoh aib.
Inti firman Tuhan adalah, bahwa hukuman memang datang, tetapi Allah tidak melupakan orang-orang yang mau bertobat; Ia berjanji memberi hati yang baru bagi mereka yang mau kembali kepada-Nya.
Berikut pandangan dari beberapa teolog terkemuka:
Carl Friedrich Keil, D.D. & Franz Delitzsch, D.D., Commentary on the Old Testament (1866–1882): penglihatan ini merupakan perbandingan yang bertolak belakang, antara sisa umat yang akan dipulihkan dengan sisa yang mengalami pemutusan karena ketidaktaatan; gambar buah ara baik menggambarkan harapan pemulihan dalam rencana Allah meski di tengah hukuman.
Walter Brueggemann, Ph.D., A Commentary on Jeremiah: Exile and Homecoming (1998): bahwa peristiwa pembuangan bangsa Israel bukanlah akhir dari segalanya. Sesungguhnya Allah sedang bekerja untuk membentuk umat baru - yang mengenal dan menyembah-Nya - melalui pemulihan demi pemulihan yang mengubah mereka menjadi memiliki “hati untuk mengenal Aku”.
Prof. Kim Chang Joo, Ph.D., \"Jehoiachin and Evil-merodach\" (artikel akademik, 2015): Prof. Kim menyoroti pembebasan Yoyakin, yaitu menempatkan masa jeda antara putusnya dinasti kerajaan dan harapan baru yang berkesinambungan - sehingga harapan masih ada di kemudian hari.
Berikut adalah hubungan dengan nubuatan dan penggenapan dalam Kristus:
Jadi sesungguhnya, secara teologis pesan Yeremia 24 bukan hanya soal sejarah pembuangan bangsa Israel, namun bermaksud juga tentang karya Allah yang memberi "hati baru" (serupa dengan nubuat nabi lain seperti Yehezkiel 36:26). Sedangkan jika kita lihat dalam Alkitab Perjanjian Baru, maka "hati yang baru" dimungkinkan hanya diberi oleh Kristus Sang Juru Selamat manusia. Tuhan Yesus membuka jalan bagi pembaharuan umat, memberi Roh baru dan memulihkan hubungan manusia dengan Bapa yang mungkin telah rusak atau bahkan terputus.
Oleh karena itu, penglihatan dua keranjang buah Ara menjelaskan, bahwa meski ada pemisahan dan hukuman, rencana keselamatan Allah tetap berjalan hingga tiba waktunya pemulihan penuh dalam Karya Kristus kelak.
Mari kita pelajari maknanya bagi setiap keluarga, yaitu bahwa hukuman dan konsekuensi dari dosa itu nyata:
1. Pengambilan keputusan yang keliru, akan membawa luka dan kehancuran
2. Jangan pernah kehilangan harapan karena masalah apapun, karena Allah sanggup memulihkan siapapun yang mau datang kepada-Nya dan bertobat dengan sungguh-sungguh.
3. Bagi orang tua, tanamkan iman kepada anak-anakmu, bukan hanya melalui kata-kata tetapi melalui teladan hidup sehari-hari yang nyata.
Jadi berikut ini beberapa langkah sederhana untuk melakukannya:
- Buat kebiasaan doa bersama: selalu rutin adakah pembacaan Firman bersama keluarga, sekecil apa pun, tetapi konsisten.
- Terapkan teladan kasih dan keadilan di rumah: setiap anak perlu menyaksikan teladan langsung, bagaimana orang tua mereka memperlakukan orang lain dengan adil dan penuh kasih, termasuk memperlakukan mereka sendiri juga.
- Ajarkan arti pertobatan dan pengampunan: Orangtua perlu menerapkan kebiasaan ketika salah, langsung akui kesalahan, minta maaf dan perbaiki — tujuannya supaya anak belajar sikap hati yang benar.
- Percayalah pada proses: bagaikan buah pohon ara yang baik karena diperhatikan oleh Allah, pertumbuhan rohani sang anak juga butuh waktu dan mungkin terpaksa melewati penderitaan, yang akan memperkokoh struktur kerohaniannya.
- Berdoalah khusus bagi generasi muda: agar Allah memberi hati untuk mengenal-Nya, doa orang tua sangat bermakna.
Kesimpulan
Yeremia 24 mengajarkan keseimbangan antara hukuman nyata dari Allah dan janji pemulihan yang diberikan-Nya. Janganlah berkecil hati jika melihat masalah yang terjadi dalam keluarga atau komunitas, namun jangan pernah meremehkan dampak dari pilihan keputusan yang salah diambil.
Tugas kita adalah meneladani kebenaran, menyampaikan kasih, dan terus berdoa agar Allah mengubah hati keluarga kita menjadi hati yang mengenal Dia.
"Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanya pun ia tidak akan menyimpang dari jalan itu."
Amsal 22:6
Amin.

Komentar
Posting Komentar