Yeremia 9 Part 2 tentang "Allah memberi kesempatan untuk bertobat" Seri Nabi Besar by Febrian
11 Oktober 2025
Yeremia 9 Part 2 tentang "Allah memberi kesempatan untuk bertobat" Seri Nabi Besar
Yeremia 9 <-- Klik di sini untuk membaca seluruh ayat
Yeremia 9:12-22
Diancam dengan keruntuhan dan pembuangan
Siapakah orang yang begitu bijaksana, sehingga ia dapat mengerti hal ini, orang yang telah menerima firman dari mulut TUHAN, supaya ia dapat memberitahukannya? Apakah sebabnya negeri ini binasa, tandus seperti padang gurun sampai tidak ada orang yang melintasinya?
Berfirmanlah TUHAN:
"Oleh karena mereka meninggalkan Taurat-Ku yang telah Kuserahkan kepada mereka, dan oleh karena mereka tidak mendengarkan suara-Ku dan tidak mengikutinya, melainkan mengikuti kedegilan hatinya dan mengikuti para Baal seperti yang diajarkan kepada mereka oleh nenek moyang mereka.
Sebab itu beginilah firman TUHAN semesta alam, Allah Israel:
Sesungguhnya, Aku akan memberi bangsa ini makan ipuh dan minum racun. Aku akan menyerakkan mereka ke antara bangsa-bangsa yang tidak dikenal oleh mereka atau oleh nenek moyang mereka, dan Aku akan melepas pedang mengejar mereka sampai Aku membinasakan mereka."
Perhatikanlah! Panggillah perempuan-perempuan peratap, supaya mereka datang, dan suruhlah orang kepada perempuan-perempuan yang bijaksana, supaya mereka datang! Biarlah mereka bersegera dan meratap karena kita, supaya mata kita mencucurkan air mata, dan kelopak mata kita melelehkan air! Sebab terdengar ratapan dari Sion: Wahai binasalah kami! Kami sangat dipermalukan! Sebab kami harus meninggalkan negeri ini, karena rumah-rumah kediaman kami dirobohkan orang.
Maka dengarlah firman TUHAN,
hai perempuan-perempuan, biarlah telingamu menerima firman dari mulut-Nya; ajarkanlah ratapan kepada anak-anakmu perempuan, dan oleh setiap perempuan nyanyian ratapan kepada temannya:
"Maut telah menyusup ke jendela-jendela kita, masuk ke dalam istana-istana kita; ia melenyapkan kanak-kanak dari jalan, pemuda-pemuda dari lapangan; mayat-mayat manusia berhantaran seperti pupuk di ladang, seperti berkas gandum di belakang orang-orang yang menuai tanpa ada yang mengumpulkan.
Mari sebelum kita melangkah maju, kita akan mengingat sedikit kisah Nabi Yunus yang hidup sekitar tahun 780an Sebelum Masehi, sedangkan Nabi Yeremia menyampaikan teguran Allah atas bangsa Israel sekitar tahun 630an. Keduanya tentang Kasih Allah yang memberikan peringatan terlebih dahulu yang kesekian kalinya, tidak langsung menghukum.
Dalam Yunus 3 (silakan di klik), kita saksikan Allah Khusus mengutus Nabi Yunus untuk menyampaikan firman Allah mengenai hukuman yang akan ditimpakan kepada Kerajaan Asyur di kota Niniwe itu. Kerajaan Asyur ini lah yang 100 tahun kemudian akan menyerang bangsa Israel, dan dari semenjak dulu kala mereka sudah menjadi musuh Israel. Itulah sebabnya Nabi Yunus kesal dan malas memberitakan malapetaka yang akan diterima oleh bangsa asing itu. Ia yakin mereka pasti bertobat dan Allah akan menyesal merancangkan malapetaka itu. Dan itu memang terjadi.
Hal yang menjadi pembeda antara kisah Nabi Yunus dan Nabi Yeremia, adalah pada reaksi bangsa yang diberi peringatan oleh Allah. Bangsa Asyur yang bukan bangsa kesayangan Allah, langsung merendahkan diri di hadapan Allah dan bertobat, sedangkan bangsa Israel malahan menghina Allah. Ini yang membuat sakit hati Allah, bangsa yang disayangi-Nya, malah mengkhianati-Nya.
Coba kita renungkan kisah di atas, bayangkan jika kita punya seorang anak yang kita sayangi dan kita rela memberikan apapun untuk anak kita itu. Kita pelihara dari kecil dengan penuh kasih sayang, namun pada waktu dewasanya, Ia tidak mau sama sekali mendekat dan menyayangi kita. Ini pasti sangat membuat kita sedih dan kecewa. Bedanya adalah Allah itu kasih-Nya tidak bersyarat dan tidak kunjung habis, manusia sebentar saja sudah murka dan kecewa berkepanjangan, bahkan bisa dendam terhadap anaknya sendiri.
Refleksi bagi kita hari ini, adalah coba kita mengingat perbuatan kita kepada Allah, apakah kita mengasihi Allah dan mendekat pada-Nya, atau kita justru menjauh daripada-Nya. Hal ini sangat menentukan kelanjutan sisa hidup kita, apakah kita akan hidup berkelimpahan dengan segala berkat dan perlindungan Allah, atau kita lepas tanpa penjagaan dan sewaktu-waktu dapat diserang dan dihancurkan oleh Iblis?
Jika kita masih dapat membaca Firman Tuhan di atas dalam keadaan yang baik-baik saja, maka itu artinya Allah masih memberi kesempatan lagi bagi kita untuk bertobat. Datanglah bersimpuh di hadapan Takhta-Nya yang kudus, bertobatlah dan berbalik dari jalan kita yang jahat. Jangan berbuat dosa lagi. Layani Tuhan dan berbuatlah kebaikan bagi sesama kita.
Tuhan Yesus memberkati.
Setelah sampai kabar itu kepada raja kota Niniwe, turunlah ia dari singgasananya, ditanggalkannya jubahnya, diselubungkannya kain kabung, lalu duduklah ia di Abu. Ketika Allah melihat perbuatan mereka itu, yakni bagaimana mereka berbalik dari tingkah lakunya yang jahat, maka menyesallah Allah karena malapetaka yang telah dirancangkan-Nya terhadap mereka, dan Iapun tidak jadi melakukannya.
Yunus 3:6,10
Amin.
Komentar
Posting Komentar