09 Oktober 2025
Image by
ChatGPT OpenAI
Yeremia 8 Tentang "Penghukuman Akibat Kerasnya Hati" Seri Nabi Besar
Shaloom Bapak Ibu Saudara/i yang terkasih dalam Kristus Yesus. Dalam
Kesempatan ini kita akan merenungkan bersama mengenai Penghukuman Akibat
Kerasnya Hati. Semoga kita semua bisa mendapat berkat dari firman Tuhan
tersebut. Kiranya Tuhan Yesus memberkati.
Yeremia 8
<-- Klik di sini untuk membaca seluruh ayat
1
Pada masa itu, demikianlah firman TUHAN, tulang-tulang raja-raja Yehuda,
tulang-tulang pemuka-pemukanya, tulang-tulang imam-imam, tulang-tulang
nabi-nabi dan tulang-tulang segenap penduduk Yerusalem akan dikeluarkan
dari dalam kubur mereka dan diserakkan di depan matahari, di depan bulan
dan di depan segenap tentara langit yang dahulunya dicintai, diabdi,
diikuti, ditanyakan dan disembah oleh mereka. Semuanya itu tidak akan
dikumpulkan dan tidak akan dikuburkan; mereka akan menjadi pupuk di
ladang. Tetapi semua orang yang masih tinggal dari kaum yang jahat ini
akan lebih suka mati dari pada hidup di segala tempat ke mana Aku
menceraiberaikan mereka, demikianlah firman TUHAN semesta alam.
4 Engkau harus mengatakan kepada mereka: "Beginilah firman TUHAN: Apabila
orang jatuh, masakan ia tidak bangun kembali? Apabila orang berpaling,
masakan ia tidak kembali? Mengapakah bangsa ini berpaling, berpaling
terus-menerus? Mereka berpegang pada tipu, mereka menolak untuk kembali.
Aku telah memperhatikan dan mendengarkan: mereka tidak berkata dengan
jujur! Tidak ada yang menyesal karena kejahatannya dengan mengatakan:
Apakah yang telah kulakukan ini! Sambil berlari semua mereka berpaling,
seperti kuda yang menceburkan diri ke dalam pertempuran. Bahkan burung
ranggung di udara mengetahui musimnya, burung tekukur, burung
layang-layang dan burung bangau berpegang pada waktu kembalinya, tetapi
umat-Ku tidak mengetahui hukum TUHAN. Bagaimanakah kamu berani berkata:
Kami bijaksana, dan kami mempunyai Taurat TUHAN? Sesungguhnya, pena palsu
penyurat sudah membuatnya menjadi bohong. Orang-orang bijaksana akan
menjadi malu, akan terkejut dan tertangkap. Sesungguhnya, mereka telah
menolak firman TUHAN, maka kebijaksanaan apakah yang masih ada pada
mereka? Sebab itu Aku akan memberikan isteri-isteri mereka kepada orang
lain, ladang-ladang mereka kepada penjajah. Sesungguhnya, dari yang kecil
sampai yang besar, semuanya mengejar untung; baik nabi maupun imam,
semuanya melakukan tipu. Mereka mengobati luka puteri umat-Ku dengan
memandangnya ringan, katanya: Damai sejahtera! Damai sejahtera!, tetapi
tidak ada damai sejahtera. Seharusnya mereka merasa malu, sebab mereka
melakukan kejijikan; tetapi mereka sama sekali tidak merasa malu dan tidak
kenal noda mereka. Sebab itu mereka akan rebah di antara orang-orang yang
rebah, mereka akan tersandung jatuh pada waktu mereka dihukum, firman
TUHAN. Aku mau memungut hasil mereka, demikianlah firman TUHAN, tetapi
tidak ada buah anggur pada pohon anggur, tidak ada buah ara pada pohon
ara, dan daun-daunan sudah layu; sebab itu Aku akan menetapkan bagi mereka
orang-orang yang akan melindas mereka."
8
Mengapakah kita duduk-duduk saja? Berkumpullah dan marilah kita pergi ke
kota-kota yang berkubu dan binasa di sana! Sebab TUHAN, Allah kita,
membinasakan kita, memberi kita minum racun, sebab kita telah berdosa
kepada TUHAN. Kita mengharapkan damai, tetapi tidak datang sesuatu yang
baik, mengharapkan waktu kesembuhan, tetapi yang ada hanya kengerian!
"Dengus kuda musuh terdengar dari Dan; karena bunyi ringkik kuda jantan
mereka gemetarlah seluruh negeri. Mereka datang dan memakan habis negeri
dengan isinya, kota dengan penduduknya. Lihatlah, Aku melepaskan ke
antaramu ular-ular beludak, yang tidak dapat dimanterai, yang akan memagut
kamu, demikianlah firman TUHAN."
14
Tidak tersembuhkan kedukaan yang menimpa diriku, hatiku sakit pedih.
Dengar! seruan puteri bangsaku minta tolong dari negeri yang jauh: "Tidak
adakah TUHAN di Sion? Tidak adakah Rajanya di dalamnya?" --Mengapakah
mereka menimbulkan sakit hati-Ku dengan patung-patung mereka, dengan
dewa-dewa asing yang sia-sia? -- Sudah lewat musim menuai, sudah berakhir
musim kemarau, tetapi kita belum diselamatkan juga! Karena luka puteri
bangsaku hatiku luka; aku berkabung, kedahsyatan telah menyergap aku.
Tidak adakah balsam di Gilead? Tidak adakah tabib di sana? Mengapakah
belum datang juga kesembuhan luka puteri bangsaku?
Ayat 8:1-3 menjelaskan tentang Hukuman Total dan Penghinaan Terhadap
Orang-Orang Berdosa yang Keras Hati. Hukuman ini sangat kejam, tulang-tulang
mereka tidak dikuburkan sebagai penghinaan atas penyembahan berhala mereka,
dan yang tersisa lebih memilih mati daripada hidup dalam pembuangan. Ini
menunjukkan betapa seriusnya akibat dari berpaling dari Tuhan. Sebagai
ilustrasi, bayangkan seorang murid yang berulang kali menolak nasihat gurunya
dan akhirnya gagal total dalam ujian, hingga merasa malu luar biasa.
Ayat 8:4-7 membahas tentang Penolakan untuk Bertobat dan Kurangnya Kesadaran
Diri. Tuhan mempertanyakan mengapa umat-Nya terus berpaling dan menolak
kembali, bahkan tidak jujur atau menyesali kejahatan mereka. Mereka kehilangan
naluri untuk kembali kepada kebenaran, berbeda dengan burung-burung yang
mengetahui musimnya. Ini mirip dengan seorang yang kecanduan, meskipun tahu
bahayanya, terus lari mengejar kesenangan sesaat dan menolak rehabilitasi.
Ayat 8:8-13 menyingkapkan Kepalsuan Kebijaksanaan dan Keagamaan, serta
Penipuan. Mereka mengklaim memiliki Taurat dan bijaksana, namun para pemimpin
(nabi, imam, penyurat) justru menipu dan mengejar untung. Mereka memberikan
penghiburan palsu ("Damai sejahtera!") padahal hukuman sudah di depan mata.
Akibatnya, mereka akan ditimpa bencana dan panen mereka (lambang berkat) akan
gagal. Ini seperti dokter yang tahu pasiennya sakit parah namun hanya
memberinya permen, mengatakan semuanya baik-baik saja, semata-mata demi
mendapatkan bayaran.
Ayat 8:14-17 menggambarkan Keputusasaan Umat dan Kedatangan Bencana. Umat
menyadari bahwa hukuman Tuhan telah datang (minum racun) dan mereka tidak
mendapatkan damai atau kesembuhan yang mereka harapkan, tetapi kengerian.
Musuh (Babel) akan menyerbu seperti ular berbisa yang tak dapat dimanterai.
Ilustrasinya adalah seorang yang mengabaikan peringatan akan badai besar, dan
ketika badai datang, ia hanya bisa menunggu kehancuran sambil menyesal.
Ayat 8:18-22 merupakan Ratapan Nabi atas Penderitaan Umat. Yeremia merasakan
kesedihan yang mendalam atas luka bangsanya. Ia mencatat pertanyaan putus asa
umat: "Tidak adakah TUHAN di Sion?" sambil Tuhan mengingatkan bahwa merekalah
yang menyakiti hati-Nya dengan berhala. Ratapan ini menyimpulkan bahwa tidak
ada penyembuhan (balsam) bagi umat yang menolak kembali kepada Tuhan. Ini
seperti orang tua yang menangis melihat anaknya terjerumus dalam masalah
karena menolak semua bantuan dan bimbingan yang tulus.
Renungan dan Refleksi Keseharian
Ayat-ayat di Yeremia 8 ini adalah peringatan keras tentang bahaya kerasnya
hati dan kemunafikan rohani. Kita melihat betapa mudahnya umat Tuhan di masa
itu—dan kita di masa kini—kehilangan arah dan menolak untuk kembali meskipun
sudah jelas-jelas jatuh (Ayat 8:4). Seringkali, seperti umat Yehuda, kita
lebih memilih untuk terus berpegang pada tipu dan kebohongan (Ayat 8:5)
daripada mengakui dosa dan menyesal.
Jadi sekarang, apakah kita memiliki kepekaan rohani yang lebih rendah dari burung
di udara? Burung mengetahui musimnya, tahu kapan harus pulang atau pergi (Ayat
8:7), tetapi kita sering kali tidak menyadari kapan kita sudah jauh menyimpang
dari hukum TUHAN. Kita mungkin pergi ke gereja, membaca Alkitab, bahkan
melayani, tetapi hati kita tidak jujur. Kita mungkin menggunakan pengetahuan
rohani kita untuk membenarkan diri, mengklaim "Kami bijaksana" (Ayat 8:8),
padahal kita menolak firman Tuhan dalam praktik sehari-hari (Ayat 8:9). Dalam
dunia yang sering mengutamakan keuntungan dan kesenangan, apakah kita juga
tergoda untuk mengejar untung dengan cara yang tidak benar, seperti para
pemimpin palsu di Ayat 8:10?
Mari kita bercermin pada Ayat 8:11, di mana para nabi dan imam mengobati luka
bangsa dengan memandangnya ringan sambil berkata, "Damai sejahtera! Damai
sejahtera!", padahal tidak ada damai sejahtera. Dalam hidup kita, ini bisa
berarti kita menutup-nutupi masalah atau dosa kita dengan kata-kata manis atau
aktivitas rohani yang dangkal, menolak untuk menghadapi kebenaran yang
menyakitkan. Keseharian: Jika kita mendapati diri kita tidak merasa malu atas
kesalahan (Ayat 8:12) atau terus menunda pertobatan, kita harus ingat bahwa
hukuman itu nyata dan kesembuhan hanya datang dari Tuhan yang sejati, bukan
dari "balsam di Gilead" yang palsu atau dari tabib yang tidak berdaya (Ayat
8:22). Pertobatan sejati adalah satu-satunya jalan untuk kembali dan menerima
anugerah, agar kita tidak binasa dalam kota-kota yang berkubu, yakni
"kenyamanan" dosa kita (Ayat 8:14).
Ayat Emas
Orang-orang bijaksana akan menjadi malu, akan terkejut dan tertangkap.
Sesungguhnya, mereka telah menolak firman TUHAN, maka kebijaksanaan
apakah yang masih ada pada mereka?
Yeremia 8:9
Amin.
Komentar
Posting Komentar