Yeremia 17 Part 2 tentang "Allah mengetahui hati manusia" Seri Nabi Besar by Febrian

21 Oktober 2025

Image by Freepik.com

Yeremia 17 Part 2 tentang "Allah mengetahui hati manusia" Seri Nabi Besar

Shaloom Bapak Ibu Saudara/i yang terkasih dalam Kristus Yesus. Dalam Kesempatan ini kita akan merenungkan bersama mengenai pengudusan hari Sabat. Semoga kita semua bisa mendapat berkat dari firman Tuhan tersebut. Kiranya Tuhan Yesus memberkati.

Yeremia 17 <-- Klik di sini untuk membaca seluruh ayat

Yeremia 17:9-10

Betapa liciknya hati, lebih licik dari pada segala sesuatu, hatinya sudah membatu: siapakah yang dapat mengetahuinya? Aku, TUHAN, yang menyelidiki hati, yang menguji batin, untuk memberi balasan kepada setiap orang setimpal dengan tingkah langkahnya, setimpal dengan hasil perbuatannya." 

Allah berfirman melalui nubuatan Nabi Yeremia terhadap Bangsa Israel yang hatinya licik dan membatu terhadap teguran-Nya. TUHAN, Allah menyelidiki hati setiap manusia, bahkan menguji batin untuk membalas setiap orang sesuai dengan apa yang diperbuatnya. 

Mari kita perhatikan apa yang dimaksud Tuhan dengan:

1. Hati yang licik

Dari sumber KBBI.web.id definisi licik1/li·cik/ a 1 banyak akal yang buruk; pandai menipu; culas; curang; 2 licin;

kelicikan/ke·li·cik·an/ n kepandaian memutarbalikkan perkataan; kecurangan; keculasan: ia terpaksa menggunakan ~ nya untuk menjebak lawannya

Jadi orang yang licik itu adalah orang yang merencanakan hal-hal yang buruk setiap saat. Tidak ada sedikitpun pikirannya untuk menolong orang, mengasihi, semuanya dipikirkan demi keuntungan dirinya sendiri. Setiap perkataan orang itu tidak ada yang niatnya tulus, pasti ada "udang di balik batu". Segala niatnya pasti buruk. 

Orang licik ini, sangat pandai bersilat lidah, berkata-kata dengan lancar demi menipu orang lain. Mungkin perkataannya manis di awalnya, namun belakangan ia ternyata memfitnah. Lain di depan lain di belakang. Awalnya orang ini seolah berpihak pada kita, tetapi belakangan diketahui ia bermain mata dengan orang lain, berkhianat.

Orang licik ini sangat mudah mencari cara untuk menjebak orang lain untuk masuk dalam tipu dayanya. Ia bisa memutarbalikkan perkataan dengan mengatakan hal yang sesungguhnya bertentangan dengan kenyataan, namun sesungguhnya itu adalah jerat yang sangat dalam. Orang yang "dimakan"-nya pasti habis dan hancur.

Jadi orang seperti inilah yang dimurkai oleh Allah. Orang yang sangat jahat, memperdaya orang lemah. Allah sendiri lah yang akan menjadi lawannya.  

2. Hati yang membatu

Mari coba kita perhatikan daging yang kita masukkan ke dalam lemari pendingin atau freezer. Daging yang lunak dan mudah dipotong-potong, jika dalam suhu yang sangat rendah, maka akan membatu, sangat keras dan tidak ada lagi sifat awalnya yang lunak. Jadi jika Allah berfirman tentang "hati yang membatu", persis seperti daging tadi, awalnya lunak, namun berakhir menjadi seperti batu, keras dan tidak bisa dibentuk.

Seseorang bisa saja awalnya adalah orang yang hatinya baik, rendah hati, ramah, murah hati, tulus, jujur, lemah lembut, sabar, ikhlas, dan semua sifat baik lainnya, namun orang tersebut berubah menjadi seperti orang yang berbeda, hati dan pikirannya jahat, hatinya sombong dan sikapnya congkak, galak bahkan garang, menjadi kikir, pelit, licik, penuh tipu daya, curang, culas, tidak sabaran, mudah emosi, dendam, dan semua sifat jahat melekat padanya. 

Bagaimana itu bisa terjadi?

  • Hatinya tidak melekat pada Tuhan - orang ini kehilangan fokus utama dalam hidupnya, yaitu menyenangkan hati Tuhan dengan mengerjakan semua kehendak Allah. Fokus hidupnya mulai bergeser menjadi mencari kesenangan diri sendiri. Ia mulai menikmati hidup tanpa rasa takut, tidak lagi merasa larangan Tuhan itu hal yang perlu dilakukan. Akhirnya ia jatuh dalam jebakan Iblis yang membelenggunya dan mengubahnya menjadi orang yang sifatnya berbeda jauh dari semula.
  • Salah bergaul - ini juga adalah sumber Kejatuhan manusia. Tuhan berfirman dalam 1 Korintus 15:33 Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik. Siapapun yang tidak waspada dalam bergaul, ia bisa terjatuh dalam dosa. Setiap orang yang mempercayai temannya yang mengajarkan hal yang jahat, bisa dengan mudah berubah menjadi jahat. Amsal 17:4 Orang yang berbuat jahat memperhatikan bibir jahat, seorang pendusta memberi telinga kepada lidah yang mencelakakan
Jadi cobalah introspeksi diri apakah kita merasa, bahwa kehidupan kita semakin lama semakin banyak masalah, banyak kesulitan, persoalan demi persoalan silih berganti, jangan-jangan itu adalah teguran Allah karena kehidupan kita sudah mulai "membatu". Allah ingin kita kembali menjadi daging yang lunak, seperti dalam Firman Tuhan dikatakan: Efesus 4:2 Hendaklah kamu selalu rendah hati, lemah lembut, dan sabar. Tunjukkanlah kasihmu dalam hal saling membantu

3. Allah yang mengetahui hati

Setiap orang di bumi ini hatinya terbuka di pemandangan Allah, tidak ada yang tersembunyi bagi-Nya. Bagaikan dalam suatu City Traffic Controller, petugas pengendali lalu lintas melihat seluruh bagian kota dengan jelas melalui monitoring CCTV yang ditempatkan di berbagai tempat. Segala isi kepala kita, niat hati kita, perasaan kita, seluruhnya jelas terlihat di pemandangan Allah. Apa maknanya?

Jangan pernah membohongi Allah - ingatlah kisah Ananias dan istrinya, Safira, yang keduanya dipukul Allah hingga mati, mereka menyangka bahwa tidak ada Allah yang melihat hati mereka. Ingatlah juga niat jahat raja Daud yang menginginkan Batsyeba istri Uria panglima perangnya. Ia berpikir bahwa tidak akan ada yang mengetahuinya. Akhirnya ia menerima hukuman dari Allah. Namun, perhatikanlah sifat dan kejujuran dari Yusuf anak Yakub, ia digoda oleh istri dari Potifar pejabat istana, tetapi ia takut akan Allah dan menolak hingga ia harus dipenjara. Allah melihat hati setiap orang dengan jelasnya.

Allah mengetahui permohonan dan doa kita dalam hati yang hancur - ada kalanya kita berada di titik terendah dalam hidup kita, hati hancur, pikiran kalut, kekhawatiran melanda, hingga bagaikan layang-layang yang putus talinya, kita tidak mengerti harus berbuat apa dan tidak ada yang menolong. Di saat itu ketahuilah bahwa Allah tidak pernah berpindah dari tempat-Nya, yaitu di sisi setiap manusia yang dikasihi-Nya. Allah siap menolong semua orang yang sedang dalam kesusahan. 

Perhatikanlah kisah-kisah ini, Tuhan Yesus dengan kasih-Nya menolong orang yang memohon pada-Nya: 

  1. Menyembuhkan orang lumpuh di kolam Betesda — Yohanes 5:1–9 Orang lumpuh 38 tahun disembuhkan seketika oleh Yesus. 
  2. Menyembuhkan anak pegawai istana — Yohanes 4:46–54 Anak sakit di Kapernaum sembuh lewat perkataan Yesus dari jauh. 
  3. Menyembuhkan orang buta sejak lahir — Yohanes 9:1–7 Yesus membuat lumpur, mengoleskan, dan orang itu melihat. 
  4. Menyembuhkan orang tuli dan gagap — Markus 7:31–37 Yesus sentuh telinga dan lidahnya; seketika sembuh total. 
  5. Menyembuhkan perempuan yang pendarahan dua belas tahun — Markus 5:25–34 Hanya menyentuh jubah Yesus, penyakitnya sembuh seketika.

Tuhan menyelidiki hati manusia dengan tujuan memberi balasan kepada setiap orang setimpal dengan tingkah langkahnya, setimpal dengan hasil perbuatannya.

Berikut ini adalah beberapa ayat yang terkait dengan tema Tuhan yang menyelidiki hati, menguji batin, dan membalas setiap orang menurut perbuatannya dari Yeremia 17:10.

1. Tuhan Menyelidiki Hati dan Pikiran

Ayat-ayat ini menekankan pengetahuan Allah yang mendalam dan sempurna atas motivasi dan kondisi batiniah manusia.

1 Tawarikh 28:9

Dan engkau, anakku Salomo, kenallah Allahnya ayahmu dan beribadahlah kepada-Nya dengan tulus ikhlas dan dengan rela hati, sebab TUHAN menyelidiki segala hati dan mengerti segala niat dan cita-cita. Jika engkau mencari Dia, maka Ia berkenan ditemui olehmu, tetapi jika engkau meninggalkan Dia maka Ia akan membuang engkau untuk selamanya."

Tuhan mengetahui niat dan pikiran terdalam, dan respons kita terhadap penyelidikan-Nya menentukan hubungan kita dengan Dia.

Mazmur 139:1-4, 23-24

(1) "TUHAN, Engkau menyelidiki dan mengenal aku; (2) Engkau mengetahui, kalau aku duduk atau berdiri, Engkau mengerti pikiranku dari jauh. (3) Engkau memeriksa aku, kalau aku berjalan dan berbaring, Engkau mengenal segala jalanku. (4) Sebelum ada firman di lidahku, sesungguhnya, telah Kaukenal semuanya itu, ya TUHAN... (23) Selidikilah aku, ya Allah, dan kenallah hatiku, ujilah aku dan kenallah pikiran-pikiranku; (24) lihatlah, apakah jalanku serong, dan tuntunlah aku di jalan yang kekal!"

Pemazmur merespons kebenaran ini dengan undangan yang positif, meminta Tuhan sendiri untuk menyelidiki dan menuntunnya.

Amsal 21:2

"Setiap jalan orang adalah lurus menurut pandangannya sendiri, tetapi TUHANlah yang menguji hati."

Penilaian kita terhadap diri sendiri seringkali bias dan subyektif, tetapi Tuhan memiliki standar yang mutlak dan benar.

2. Tuhan Membalas Setiap Orang Menurut Perbuatannya

Ayat-ayat ini secara eksplisit menyatakan prinsip bahwa upah dan konsekuensi dari tindakan kita akan diberikan secara adil.

Roma 2:6-8

(6) "Ia akan membalas setiap orang menurut perbuatannya: (7) yaitu hidup kekal kepada mereka yang dengan tekun berbuat baik, mencari kemuliaan, kehormatan dan ketidakbinasaan, (8) tetapi murka dan geram kepada mereka yang mencari kepentingan sendiri, yang tidak taat kepada kebenaran, melainkan taat kepada kelaliman."

Prinsip ini berlaku untuk semua orang, baik yang percaya maupun tidak, dan mencakup baik upah positif (hidup kekal) maupun negatif (murka).

Matius 16:27

"Sebab Anak Manusia akan datang dalam kemuliaan Bapa-Nya diiringi malaikat-malaikat-Nya; pada waktu itu Ia akan membalas setiap orang menurut perbuatannya."

Yesus sendiri menegaskan prinsip ini dalam konteks kedatangan-Nya yang kedua kali sebagai Hakim.

2 Korintus 5:10

"Sebab kita semua harus menghadap takhta pengadilan Kristus, supaya setiap orang memperoleh apa yang patut diterimanya, sesuai dengan yang dilakukannya dalam hidupnya ini, baik ataupun jahat."

Ini adalah peringatan dan dorongan bagi orang percaya untuk hidup bertanggung jawab, karena kita pun akan memberi pertanggungjawaban.

Wahyu 22:12

"Sesungguhnya Aku datang segera dan Aku membawa upah-Ku untuk membalaskan kepada setiap orang menurut perbuatannya."

Pernyataan terakhir Yesus dalam Alkitab yang kembali menegaskan prinsip ini, menekankan kepastian dan kedekatan waktu penghakiman-Nya.

3. Tuhan Menguji Hati Manusia

Ayat-ayat ini menunjukkan bahwa Tuhan tidak hanya melihat perbuatan lahiriah, tetapi juga kemurnian hati dan iman di balik perbuatan tersebut.

Mazmur 7:10 (7:9 dalam versi lain)

"Allahku adalah Yang Mahaadil, yang menyelamatkan orang yang tulus hati; Allah adalah Hakim yang adil dan yang murka setiap saat."

Penyeldikan Tuhan bertujuan untuk menyelamatkan orang yang tulus hati.

1 Tesalonika 2:4

"Sebaliknya, karena Allah telah menganggap kami layak untuk mempercayakan Injil kepada kami, karena itulah kami berbicara, bukan untuk menyukakan manusia, melainkan untuk menyukakan Allah yang menguji hati kita."

Motivasi kita dalam melayani haruslah untuk Tuhan, yang menguji hati, bukan untuk pujian manusia.

Amsal 17:3

"Kui adalah untuk melebur perak, dan perapian untuk melebur emas, tetapi Tuhanlah yang menguji hati."

Seperti api memurnikan logam mulia, Tuhan menggunakan ujian untuk memurnikan karakter dan motivasi kita.

Ayat-ayat pendukung di atas memperkuat kebenaran dari Yeremia 17:10 dengan menunjukkan bahwa:

  1. Pengetahuan Tuhan atas hati dan pikiran kita adalah mutlak dan mendalam.
  2. Prinsip pembalasan menurut perbuatan adalah konsisten di seluruh Alkitab, baik Perjanjian Lama maupun Baru.
  3. Tujuan penyelidikan dan pengujian Tuhan bukan hanya untuk menghakimi, tetapi juga untuk memurnikan, menyelamatkan, dan menuntun kita ke dalam jalan yang benar.

Kebenaran ini seharusnya mendorong kita untuk hidup dalam ketulusan, takut akan Tuhan, dan penuh pengharapan akan keadilan dan kasih karunia-Nya.

Jadikanlah hatiku tahir, ya Allah, dan perbaharuilah batinku dengan roh yang teguh!

Mazmur 51:10

Amin.

Komentar