Yeremia 15 tentang "Dari Keluhan Menuju Kesukaan: Menemukan Kegirangan dalam Firman" Seri Nabi Besar by Febrian

18 Oktober 2025

Image by Freepik.com

Yeremia 15 Tentang "Dari Keluhan Menuju Kesukaan: Menemukan Kegirangan dalam Firman" Seri Nabi Besar

Shaloom Bapak Ibu Saudara/i yang terkasih dalam Kristus Yesus. Dalam Kesempatan ini kita akan merenungkan bersama mengenai keluhan yang dirasakan oleh nabi Yeremia, namun Allah begitu setia memberinya penghiburan. Ini menggambarkan bahwa jika kita meninggalkan dosa kita, Allah tetap akan mengubah segalanya menjadi baru. Semoga kita semua bisa mendapat berkat dari firman Tuhan tersebut. Tuhan Yesus memberkati.

Yeremia 15:1-21

TUHAN berfirman kepadaku:

"Sekalipun Musa dan Samuel berdiri di hadapan-Ku, hati-Ku tidak akan berbalik kepada bangsa ini. Usirlah mereka dari hadapan-Ku, biarlah mereka pergi! Dan apabila mereka bertanya kepadamu: Ke manakah kami harus pergi?, maka jawablah mereka: Beginilah firman TUHAN: Yang ke maut, ke mautlah! Yang ke pedang, ke pedanglah! Yang ke kelaparan, ke kelaparanlah! dan yang ke tawanan, ke tawananlah! Aku akan mendatangkan atas mereka empat hukuman, demikianlah firman TUHAN: pedang untuk membunuh, anjing-anjing untuk menyeret-nyeret, burung-burung di udara dan binatang-binatang di bumi untuk memakan dan menghabiskan. Dengan demikian Aku akan membuat mereka menjadi kengerian bagi segala kerajaan di bumi, oleh karena segala apa yang dilakukan Manasye bin Hizkia, raja Yehuda, di Yerusalem."

Kedahsyatan yang ditimbulkan oleh perang

"Siapakah yang akan merasa kasihan terhadap engkau, hai Yerusalem, dan siapakah yang akan turut berdukacita dengan engkau? Siapakah yang akan singgah untuk menanyakan perihal kesehatanmu? Engkau sendiri telah menolak Aku, demikianlah firman TUHAN, telah pergi meninggalkan Aku. Maka Aku mengacungkan tangan-Ku dan membinasakan engkau; Aku sudah jemu untuk merasa sesal. Aku menampi mereka dengan tampi di kota-kota negeri; Aku membuat umat-Ku kehilangan anak dan membinasakan mereka, karena mereka tidak berbalik dari tingkah langkah mereka. Janda-janda di antara mereka Kubuat lebih besar jumlahnya dari pada pasir laut. Aku mendatangkan ke atas ibu dan teruna suatu pembinasa pada tengah hari. Dengan tiba-tiba Aku menurunkan ke atas mereka kegelisahan dan kekejutan. Maka meranalah perempuan yang sudah tujuh kali melahirkan, nafasnya mengap-mengap, baginya matahari sudah terbenam selagi hari siang, ia menjadi malu dan tersipu-sipu. Sisa mereka akan Kuserahkan kepada pedang di depan musuh-musuh mereka, demikianlah firman TUHAN."

Pergumulan nabi Yeremia

Celaka aku, ya ibuku, bahwa engkau melahirkan aku, seorang yang menjadi buah perbantahan dan buah percederaan bagi seluruh negeri. Aku bukan orang yang menghutangkan ataupun orang yang menghutang kepada siapapun, tetapi mereka semuanya mengutuki aku. Sungguh, ya TUHAN, aku telah melayani Engkau dengan sebaik-baiknya, dan telah membela musuh di depan-Mu pada masa kecelakaannya dan kesesakannya! Dapatkah orang mematahkan besi, besi dari utara dan tembaga?

"Harta kekayaanmu dan barang-barang perbendaharaanmu akan Kuberikan dirampas sebagai ganjaran atas segala dosamu di segenap daerahmu. Aku akan membuat engkau menjadi budak musuhmu di negeri yang tidak kaukenal, sebab dalam murka-Ku telah mencetus api yang akan menyala atasmu."

Engkau mengetahuinya; ya TUHAN, ingatlah aku dan perhatikanlah aku, lakukanlah pembalasan untukku terhadap orang-orang yang mengejar aku. Janganlah membiarkan aku diambil, karena panjang sabar-Mu, ketahuilah bagaimana aku menanggung celaan oleh karena Engkau! Apabila aku bertemu dengan perkataan-perkataan-Mu, maka aku menikmatinya; firman-Mu itu menjadi kegirangan bagiku, dan menjadi kesukaan hatiku, sebab nama-Mu telah diserukan atasku, ya TUHAN, Allah semesta alam. Tidak pernah aku duduk beria-ria dalam pertemuan orang-orang yang bersenda gurau; karena tekanan tangan-Mu aku duduk sendirian, sebab Engkau telah memenuhi aku dengan geram. Mengapakah penderitaanku tidak berkesudahan, dan lukaku sangat payah, sukar disembuhkan? Sungguh, Engkau seperti sungai yang curang bagiku, air yang tidak dapat dipercayai.

Karena itu beginilah jawab TUHAN:

"Jika engkau mau kembali, Aku akan mengembalikan engkau menjadi pelayan di hadapan-Ku, dan jika engkau mengucapkan apa yang berharga dan tidak hina, maka engkau akan menjadi penyambung lidah bagi-Ku. Biarpun mereka akan kembali kepadamu, namun engkau tidak perlu kembali kepada mereka. Terhadap bangsa ini Aku akan membuat engkau sebagai tembok berkubu dari tembaga; mereka akan memerangi engkau, tetapi tidak akan mengalahkan engkau, sebab Aku menyertai engkau untuk menyelamatkan dan melepaskan engkau, demikianlah firman TUHAN.

Aku akan melepaskan engkau dari tangan orang-orang jahat dan membebaskan engkau dari genggaman orang-orang lalim."

Yeremia 15 menampilkan dua keadaan yang bertolakbelakang dan terasa sangat menyakitkan, yaitu murka Allah yang tak terhindarkan dan jeritan keputusasaan Nabi Yeremia. Kita diajar mengenai beratnya dampak dari perbuatan dosa, namun di sisi lain juga diajar bagaimana cara Allah memulihkan hamba-Nya yang tetap setia.

1. Kepastian dan Keadilan Penghakiman (Ayat 1-9)

Pokok pikiran pertama adalah betapa tegasnya Allah memutuskan untuk menghukum Yehuda. Tidak ada lagi kesempatan untuk memohon, hingga Allah menyebutkan sekalipun Musa dan Samuel berdoa syafaat pun, tidak akan dapat mengubah keputusan-Nya yang telah ditetapkan. Jadi sebetulnya, akar masalahnya bermula dari dosa yang dilakukan oleh Raja Manasye dan umat-Nya yang tidak mau bertobat.

Mari sejenak bayangkan suatu bendungan besar yang menahan air dalam jumlah yang sangat banyak, namun diketahui ada keretakan struktur yang fatal. Meskipun seorang insinyur terbaik datang untuk memperbaikinya (ibaratnya Musa dan Samuel tadi), kerusakan strukturalnya sudah terlalu parah sehingga air mau tidak mau harus dibuang dulu. 

Penghakiman Allah berupa pedang, kelaparan, dan tawanan yang tertulis dalam Yeremia 15:2, adalah dampak dari penolakan umat-Nya terhadap ajakan bertobat yang didasarkan pada belas kasihan Allah (Yer 15:6).

2. Jeritan Hati Sang Nabi (Yeremia 15:10, 15, 18)

Di tengah kedahsyatan murka Allah tersebut, nabi Yeremia ternyata sebagai manusia biasa, juga mengalami krisis iman dan emosi. Ia mengeluh bahwa ia dikutuk dan menjadi "buah perbantahan" bagi seluruh negeri (Yer 15:10). Penderitaannya terasa hebat, hingga ia mempertanyakan kesetiaan Allah baginya, bahkan ia menyamakan-Nya dengan "sungai yang curang, air yang tidak dapat dipercayai" (Yer 15:18). Ini sebetulnya adalah sikap natural seorang manusia yang menanggung beban Firman Tuhan sendirian (Yer 15:17).

Nabi Yeremia itu bagaikan seorang dokter yang terpaksa menyampaikan hasil diagnosis kanker stadium akhir kepada pasiennya. Dokter tersebut tahu ia menyampaikan kebenaran, namun di sisi lain ia sebetulnya juga turut berempati merasakan kesedihan dan penolakan dari pasien akan penyakit yang dideritanya. Waktu sendirian, sang dokter akhirnya mempertanyakan mengapa ia harus turut sedih memikul beban yang begitu berat dan menyakitkan.

3. Kekuatan yang Ditemukan dalam Firman (Ayat 16, 19-21)

Meskipun mengeluh, Nabi Yeremia akhirnya kembali pada sumber kekuatannya, yaitu Firman Tuhan. Nabi Yeremia mengakui, bahwa menemukan Firman Tuhan adalah "kegirangan" dan "kesukaan hati" baginya (Yer 15:16). Allah kemudian merespons keluhan Yeremia dengan syarat pemulihan, yang sekaligus juga merupakan jaminan baginya, yaitu "Jika engkau mau kembali, Aku akan mengembalikan engkau menjadi pelayan di hadapan-Ku" (Yer 15:19).

Ada suatu illustrasi, yaitu setelah mengalami diombang-ambingkan badai besar di tengah laut, seorang pelaut kembali ke darat dengan panduan dari mercusuar di pinggir pantai. Di tengah badai, ia tidak bisa melihat apapun, kecuali sinar mercusuar itu. Jadi bagaikan pelaut itu, nabi Yeremia (Yeremia 15:16) menyadari bahwa satu-satunya sumber cahaya dan kegembiraan di tengah badai kehidupannya hanyalah Firman Tuhan. Firman Tuhan itulah yang tetap bersinar terang di tengah kegelapan dan badai kehidupan. 

Allah kemudian berjanji pada Nabi Yeremia menjadikannya "tembok berkubu dari tembaga" (ayat 20)—artinya, kekuatan Yeremia tidak datang dari dirinya, tetapi dari janji kehadiran dan perlindungan Allah, menjamin bahwa ia akan selamat dan dibebaskan dari orang jahat (Yer 15:21).

Jadi kesimpulan bagi kita, tetaplah pandang Kristus dan peganglah firman-Nya dalam keadaan apapun. Jika kita mungkin sudah meninggalkan Tuhan selama ini, pandanglah mercusuar Illahi yang Tetap bersinar dan akan menuntun kita masuk ke dalam kedamaian sejati yang tidak akan hilang dari Allah.

Apabila aku bertemu dengan perkataan-perkataan-Mu, maka aku menikmatinya; firman-Mu itu menjadi kegirangan bagiku, dan menjadi kesukaan hatiku, sebab nama-Mu telah diserukan atasku, ya TUHAN, Allah semesta alam.

Yeremia 15:16
Amin.

Komentar