Yeremia 12 tentang "Allah menghukum, Allah mengampuni" Seri Nabi Besar by Febrian

15 Oktober 2025

Orangtua menegur anaknya yang nakal

Image by Freepik.com
Yeremia 12 tentang "Allah menghukum, Allah mengampuni" Seri Nabi Besar

Shaloom Bapak Ibu Saudara/i yang terkasih dalam Kristus Yesus. Dalam Kesempatan ini kita akan merenungkan bersama mengenai Allah yang tetap menyayangi umat-Nya yang dihukum, dengan harapan berbalik ke jalan yang benar. Semoga Tuhan memberikan kita pemahaman dan hikmat untuk dapat memahami firman Tuhan tersebut. Tuhan Yesus memberkati.

Yeremia 12:1-17 Keluhan Yeremia dan jawab Allah

Engkau memang benar, ya TUHAN, bilamana aku berbantah dengan Engkau! Tetapi aku mau berbicara dengan Engkau tentang keadilan: Mengapakah mujur hidup orang-orang fasik, sentosa semua orang yang berlaku tidak setia?

Engkau membuat mereka tumbuh, dan merekapun juga berakar, mereka tumbuh subur dan menghasilkan buah juga. Memang selalu Engkau di mulut mereka, tetapi jauh dari hati mereka.

Ya TUHAN, Engkau mengenal aku, Engkau melihat aku, dan Engkau menguji bagaimana hatiku terhadap Engkau. Tariklah mereka ke luar seperti domba-domba sembelihan, dan khususkanlah mereka untuk hari penyembelihan.

-- Berapa lama lagi negeri ini menjadi kering, dan rumput di segenap padang menjadi layu? Karena kejahatan penduduknya binatang-binatang dan burung-burung habis lenyap, sebab mereka telah mengira:"Ia tidak akan melihat tingkah langkah kita!"

Jika kita amati dalam ayat bacaan di atas, Nabi Yeremia telah sampai pada masa di mana hatinya kesal karena perbuatan jahat umat Allah. Perbuatan jahat yang mereka lakukan sepertinya Tidak dibalaskan oleh Tuhan. Inilah yang menjadi kekesalan Nabi. Namun lihatlah jawab Allah kepadanya:

Jika engkau telah berlari dengan orang berjalan kaki, dan engkau telah dilelahkan, bagaimanakah engkau hendak berpacu melawan kuda? Dan jika di negeri yang damai engkau tidak merasa tenteram, apakah yang akan engkau perbuat di hutan belukar sungai Yordan? Sebab saudara-saudaramu dan kaum keluargamu, mereka sendiri juga berbuat khianat terhadap engkau; mereka juga bersama-sama di belakangmu. Janganlah percaya kepada mereka, sekalipun mereka berkata manis kepadamu! Aku telah meninggalkan kediaman-Ku, telah membuangkan negeri milik-Ku; Aku telah menyerahkan buah hati-Ku ke dalam tangan musuhnya.

Allah menegur Nabi Yeremia karena kekesalan hatinya: kalau ia tidak memiliki ketahanan mental dalam menghadapi umat Israel yang mengesalkan hatinya, bagaimana ia dapat bertahan di dalam keadaan yang lebih jahat lagi? 

Allah berfirman, bahwa saudaranya, kaum keluarganya, mereka sendiri juga sudah berkhianat terhadapnya, jangan mempercayai segala perkataan manis mereka. Allah telah meninggalkan dan membuang Mereka untuk diserahkan kepada musuh mereka.

Negeri milik-Ku sudah menjadi seperti singa di hutan bagi-Ku; ia mengeraskan suaranya menentang Aku, sebab itu Aku membencinya.

Negeri milik-Ku sudah menjadi seperti burung belang bagi-Ku; burung-burung buas mengerumuninya. Ayo, kumpulkanlah segala binatang di padang, bawalah untuk menghabiskannya!


Banyak gembala telah merusakkan kebun anggur-Ku, memijak-mijak tanah-Ku, dan membuat tanah kedambaan-Ku menjadi padang gurun yang sunyi sepi. Ya, mereka telah membuatnya sunyi sepi, sunyi sepi tanah itu berkabung di hadapan-Ku! Sunyi sepi sekarang segenap negeri itu, tetapi tidak ada orang yang memperhatikannya.


Para pembinasa telah datang melintasi segala bukit gundul di padang gurun; sebab pedang TUHAN mengamuk makan dari ujung negeri yang satu ke ujung lain; tidak ada damai bagi segala yang hidup. Mereka telah menabur gandum, tetapi yang dituai adalah semak duri; mereka telah bersusah payah, tetapi usaha mereka tidak berguna; mereka malu karena hasil yang diperoleh mereka, akibat dari murka TUHAN yang menyala-nyala."

Allah merasa bahwa umat kesayangan-Nya sudah berani melawan kepada-Nya, tidak menghormati-Nya sama sekali, para Gembala merusakkan kebun Anggur-Nya, memijak-mijak tanah subur Allah, sehingga tanah itu menjadi sunyi sepi seperti berkabung.

Allah mengutus para pembinasa sebagai pedang-Nya untuk menghukum bangsa Israel kesayangan-Nya. Dikatakan, bahwa mereka akan menabur gandum tetapi yang dituai adalah semak duri, artinya segala upaya mereka akan gagal akibat murka TUHAN yang menyala-nyala.

Beginilah firman TUHAN:

"Mengenai sekalian tetangga-Ku yang jahat yang telah mengusik negeri yang telah Kuberikan sebagai milik pusaka kepada umat-Ku Israel, bahwasanya Aku akan mencabut mereka dari tanah mereka dan Aku mencabut kaum Yehuda dari tengah-tengah mereka.


Tetapi setelah Aku mencabut mereka, maka Aku akan menyayangi mereka kembali. Aku akan mengembalikan mereka masing-masing ke milik pusakanya dan masing-masing ke negerinya.
Dan jika mereka sungguh-sungguh belajar cara hidup umat-Ku sehingga bersumpah demi nama-Ku: Demi TUHAN yang hidup, seperti tadinya mereka mengajar umat-Ku untuk bersumpah demi Baal, maka mereka akan dibangun di tengah-tengah umat-Ku.


Demikian Allah akan mencabut mereka dan menyerahkan kepada para pembinasa, untuk menghukum mereka demi kebaikan mereka sendiri. Inilah didikan Allah yang diberikan kepada umat yang dikasihi-Nya, namun yang telah mengkhianati-Nya terang-terangan.

Tetapi jika mereka tidak mau mendengarkan, maka Aku akan sungguh-sungguh mencabut dan membinasakan bangsa yang demikian, demikianlah firman TUHAN."

Namun, jika bangsa itu tetap mengeraskan hati mereka dan tetap tinggal dalam kejahatan mereka sekalipun telah menjalani hukuman dan didikan Allah, maka mereka akan dicabut dan dibinasakan.

Apakah TUHAN tidak terlalu kejam terhadap umat kesayangan-Nya sendiri? Mari kita perhatikan ke belakang, pelajari sejarah sejenak, berapa kali Allah sudah memberi peringatan dan belum menghukum, berapa lama lagi Allah memberikan "Grace Period" bagi mereka?

Jika Allah memang kejam, maka mungkin dari pertama kali mereka murtad dan mengkhianati-Nya, mereka sudah dibinasakan oleh-Nya. Allah kita Maha Kasih, Ia mengetahui betapa ringkih dan getasnya iman kepercayaan umat manusia. Sebentar setelah menerima berkat dari TUHAN, mereka memuji dan membesarkan-Nya, namun begitu terpengaruh lingkungan yang buruk, mudah sekali manusia meninggalkan-Nya.

Sesungguhnya Allah kita sangat murah hati dan panjang sabar, masih terus menerus memberikan kesempatan ke-2, ke-3 dst, namun ada saatnya, karena menumpuknya dosa dan kejahatan mereka, sudah waktunya harus diberi peringatan dan didikan.

Refleksinya bagi kita di zaman sekarang ini, adalah bahwa kita tidak boleh menjadi sama dengan bangsa Israel yang tidak tahu berterima kasih kepada Allah yang sudah menebus dan membebaskan Kita dari belenggu dosa. Kita wajib senantiasa menjaga kelakuan kita bersih dan memikul salib kita, serta mengiring Tuhan Yesus dalam pelayanan yang Ia ajarkan.

Semoga firman Tuhan hari ini membawa berkat bagi kita semua.

Beribadahlah kepada TUHAN dengan takut dan ciumlah kaki-Nya dengan gemetar,

Mazmur 2:11
Amin.

Komentar