Yesaya 63 Part 2 Tentang "Mendukakan Roh Kudus Allah" Seri Nabi Besar by Febrian

25 September 2025

Image by Freepik.com

Yesaya 63 Part 2 Tentang "Mendukakan Roh Kudus Allah" Seri Nabi Besar 

Yesaya 63 <-- Klik untuk membaca seluruh ayat

Yesaya 63:7-19

Aku hendak menyebut-nyebut perbuatan kasih setia TUHAN, perbuatan TUHAN yang masyhur, sesuai dengan segala yang dilakukan TUHAN kepada kita, dan kebajikan yang besar kepada kaum Israel yang dilakukan-Nya kepada mereka sesuai dengan kasih sayang-Nya dan sesuai dengan kasih setia-Nya yang besar. 

Bukankah Ia berfirman: 

"Sungguh, merekalah umat-Ku, anak-anak yang tidak akan berlaku curang," 

maka Ia menjadi Juruselamat mereka dalam segala kesesakan mereka.

Bukan seorang duta atau utusan, melainkan Ia sendirilah yang menyelamatkan mereka; Dialah yang menebus mereka dalam kasih-Nya dan belas kasihan-Nya. Ia mengangkat dan menggendong mereka selama zaman dahulu kala. 

Tetapi mereka memberontak dan mendukakan Roh Kudus-Nya

maka 

Ia berubah menjadi musuh mereka, dan Ia sendiri berperang melawan mereka.

Lalu teringatlah mereka kepada zaman dahulu kala, zaman Musa, hamba-Nya itu:

Di manakah Dia yang membawa mereka naik dari laut bersama-sama dengan penggembala kambing domba-Nya?

  Di manakah Dia yang menaruh Roh Kudus-Nya dalam hati mereka; 
  Yang dengan tangan-Nya yang agung menyertai Musa di sebelah kanan; 
  Yang membelah air di depan mereka untuk membuat nama abadi bagi-Nya; 
  Yang menuntun mereka melintasi samudera raya 
  seperti kuda melintasi padang gurun?  
  Mereka tidak pernah tersandung, seperti ternak yang turun ke dalam lembah. 
  Roh TUHAN membawa mereka ke tempat perhentian. 

Demikianlah Engkau memimpin umat-Mu untuk membuat nama yang agung bagi-Mu. Pandanglah dari sorga dan lihatlah dari kediaman-Mu yang kudus dan agung! 

Di manakah kecemburuan-Mu dan keperkasaan-Mu, hati-Mu yang tergerak dan kasih sayang-Mu? Janganlah kiranya Engkau menahan diri! Bukankah Engkau Bapa kami?

Sungguh, Abraham tidak tahu apa-apa tentang kami, dan Israel tidak mengenal kami. Ya TUHAN, Engkau sendiri Bapa kami; nama-Mu ialah "Penebus kami" sejak dahulu kala.

Ya TUHAN, mengapa Engkau biarkan kami sesat dari jalan-Mu, dan mengapa Engkau tegarkan hati kami, sehingga tidak takut kepada-Mu? Kembalilah oleh karena hamba-hamba-Mu, oleh karena suku-suku milik kepunyaan-Mu!

Mengapa orang-orang fasik menghina tempat kudus-Mu, para lawan kami memijak-mijak bait kudus-Mu? Keadaan kami seolah-olah kami dari dahulu kala tidak pernah berada di bawah pemerintahan-Mu, seolah-olah nama-Mu tidak pernah disebut atas kami.

Jika kita mengamati ayat-ayat bacaan di atas, maka tersingkaplah alasan mengapa Allah Murka kepada umat-Nya yaitu bangsa Israel yang disayanginya: 

mereka Memberontak dan Mendukakan Roh Kudus Allah.

Inilah hal yang menyebabkan Allah Murka dan menjadi lawan mereka. Allah pembela dan Penebus mereka tidak lagi mereka hormati.

Pada akhirnya bangsa Israel menyadari, bahwa mereka menjadi susah karena Allah telah menjadi lawan mereka. Akan tetapi mereka sudah telanjur harus mengalami penderitaan terlebih dahulu.

Mari kita ambil pelajaran dari firman Tuhan tersebut di atas, yaitu bahwa kita sebagai umat Allah yang sudah dipelihara dan dijaga Allah, bahkan dilimpahi segala berkat oleh-Nya, jangan sampai menjadi orang jahat, memberontak bahkan mendukakan Roh Kudus-Nya. Berarti kita wajib mengetahui apa yang disebut memberontak dan mendukakan Roh Kudus Allah.

Menurut Yesaya 63:10, umat Israel memberontak dan "mendukakan Roh Kudus-Nya", yang menyebabkan Allah berbalik menjadi musuh mereka dan melawan mereka. Perjanjian Baru memberikan pemahaman lebih lanjut tentang apa arti perbuatan ini, terutama bagi orang percaya.

Perbuatan yang Memberontak dan Mendukakan Roh Kudus:

1. Menolak Allah Memimpin Mereka

Ini adalah inti dari dosa yang disebutkan dalam Yesaya 63. Pemberontakan adalah tindakan sengaja menentang kehendak Allah. Penolakan terhadap Allah, terjadi ketika Roh Kudus memimpin seseorang untuk melakukan kebaikan, menjauhi dosa, atau melayani sesama, tetapi ia memilih untuk mengabaikan atau menolaknya. Cara Roh Kudus memang terkadang lembut waktu mengingatkan, menegur dengan lembut, atau bahkan dengan memberikan hal yang baru bagi seseorang, namun jika hati seseorang itu telah dikuasai hawa nafsu kejahatan, maka teguran Roh Kudus tersebut tidak diperhatikan. Sesungguhnya itu sudah termasuk dalam kategori penolakan akan kuasa Allah.

Jadi mintalah kepada Allah, agar diberi hati yang lemah lembut dan rendah hati, agar tidak menjadi orang yang tidak bisa ditegur, melainkan peka akan segala perbuatan jahat dan menolaknya sebelum Hawa nafsu kejahatan menguasai kita.

Yesaya 63:10

"Tetapi mereka memberontak dan mendukakan Roh Kudus-Nya; maka Ia berbalik menjadi musuh mereka, dan Ia sendiri berperang melawan mereka." 

Pdt. Charles H. Spurgeon (1834-1892), dalam khotbahnya yang berjudul "God Fighting Sin" (1890), menjelaskan bahwa pemberontakan ini bukanlah sekadar kesalahan, tetapi sebuah pilihan yang disengaja untuk menentang Tuhan setelah menerima begitu banyak kasih dan kemurahan-Nya. Ia menegaskan bahwa hal ini dapat terjadi bahkan pada anak-anak Allah, yang akhirnya akan mengalami hukuman (disiplin) dari Bapa.

Teolog J. I. Packer (1926-2020), dalam bukunya Keep in Step with the Spirit, menekankan bahwa Roh Kudus selalu mengarahkan kita kepada Kristus dan kekudusan. Oleh karena itu, menolak dorongan Roh untuk hidup kudus sama dengan tidak sejalan dengan-Nya, yang merupakan bentuk pemberontakan.

2. Dusta dan Ketidakjujuran

Mendustai Roh Kudus adalah perbuatan yang sangat serius karena menunjukkan ketidakjujuran langsung terhadap pribadi Allah. Kisah Ananias dan Safira dalam Kisah Para Rasul 5 menjadi contoh yang paling jelas dari dosa ini. Mereka berusaha menipu gereja dan, pada dasarnya, Roh Kudus yang bekerja di dalamnya.

John Calvin (1509-1564), dalam tafsirannya atas Efesus 4:30, mengatakan bahwa "mendukakan Roh Kudus" terjadi ketika kita tidak mengikuti bimbingan-Nya dan menajiskan diri kita dengan nafsu-nafsu yang jahat, termasuk ketidakjujuran. Ia berpendapat bahwa tidak ada bahasa yang dapat mengungkapkan betapa mengerikannya mendukakan Roh Kudus sampai memaksa-Nya untuk menarik diri dari kita.

3. Hidup dalam Kepahitan, Kemarahan, dan Perkataan Kotor

Rasul Paulus dalam Efesus 4:30-31 menghubungkan antara perbuatan mendukakan Roh Kudus dengan dosa-dosa antar jemaat.

Efesus 4:29-30

"Janganlah ada perkataan kotor keluar dari mulutmu, tetapi pakailah perkataan yang baik untuk membangun, di mana perlu, supaya mereka yang mendengarnya beroleh kasih karunia. Dan janganlah kamu mendukakan Roh Kudus Allah, yang telah memeteraikan kamu menjelang hari penyelamatan."  

Efesus 4:31

"Segala kepahitan, kegeraman, kemarahan, pertikaian, dan fitnah hendaklah dibuang dari antara kamu, demikian juga segala kejahatan." 

Dr. Martyn Lloyd-Jones (1899-1981), dalam khotbahnya tentang Efesus 4:30, menjelaskan bahwa kita mendukakan Roh Kudus dengan mengabaikan-Nya atau tidak peka terhadap suara-Nya. Dosa-dosa seperti kepahitan dan fitnah adalah kebalikan dari buah Roh (Galatia 5:22-23), dan ketika kita membiarkan dosa-dosa ini menguasai kita, kita secara langsung menolak pekerjaan Roh Kudus yang bertujuan menguduskan kita.

A. W. Tozer (1897-1963), dalam tulisannya tentang Roh Kudus, sering menekankan pentingnya ketaatan dan kekudusan. Ia berpendapat bahwa jika Roh Kudus ditarik dari gereja saat ini, sebagian besar kegiatan kita akan tetap berjalan tanpa ada yang menyadari perbedaannya, menunjukkan betapa kita sering mengabaikan pimpinan-Nya yang sebenarnya.

4. Menghujat Roh Kudus (Dosa yang Tak Terampuni)

Meskipun mendukakan Roh Kudus (yang dapat diampuni) berbeda dengan menghujat Roh Kudus, keduanya adalah perbuatan yang sangat serius. Menghujat Roh Kudus adalah tindakan menolak dan memfitnah pekerjaan Roh Kudus yang jelas-jelas menyatakan kebenaran Kristus, dengan menyebutnya sebagai pekerjaan iblis. Ini adalah penolakan final dan sadar terhadap anugerah keselamatan yang ditawarkan melalui Roh Kudus.

PendetaBilly Graham (1918-2018) menjelaskan bahwa dosa menghujat Roh Kudus adalah dosa yang dilakukan oleh orang yang tidak percaya, yang terus-menerus menolak pekerjaan Roh Kudus yang berusaha meyakinkan mereka akan dosa, kebenaran, dan penghakiman. Jika seseorang masih merasakan desakan Roh untuk bertobat, berarti ia belum melakukan dosa ini.

Teolog Abraham Kuyper (1837-1920) berpendapat bahwa menghujat Roh Kudus adalah penolakan untuk menerima Kristus sampai akhir hayat. Ini adalah tindakan kekerasan hati yang disengaja dan dengan sadar menolak anugerah penyelamatan Allah.

Dari pembahasan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa memberontak dan mendukakan Roh Kudus adalah sebuah pelanggaran serius yang mencakup:

  1. Sengaja menolak atau menentang kehendak dan pimpinan-Nya, bahkan setelah mengalami kebaikan-Nya.
  2. Mendustai pekerjaan-Nya atau menipu jemaat, seperti yang dicontohkan oleh Ananias dan Safira.
  3. Hidup dalam dosa yang merusak hubungan interpersonal dan merusak karakter, seperti kepahitan, kemarahan, fitnah, dan kebohongan, yang bertentangan dengan buah Roh.
  4. Menolak secara terus-menerus dan dengan sadar pekerjaan Roh Kudus yang memberikan kesaksian tentang Yesus Kristus, yang berujung pada dosa yang tidak terampuni.

Markus 3:29

Tetapi apabila seorang menghujat Roh Kudus, ia tidak mendapat ampun selama-lamanya, melainkan bersalah karena berbuat dosa kekal."

Matius 12:31

Sebab itu Aku berkata kepadamu: Segala dosa dan hujat manusia akan diampuni, tetapi hujat terhadap Roh Kudus tidak akan diampuni. 

Amin.

Komentar