Yesaya 51 tentang "Penghiburan Allah bagi orang percaya" seri Nabi Besar by Febrian

01 September 2025

Yesaya 51 tentang "Penghiburan Allah bagi orang percaya" seri Nabi Besar

Shaloom Bapak Ibu Saudara/i yang terkasih dalam Tuhan Yesus Kristus. Dalam kesempatan ini, kita akan merenungkan firman Tuhan mengenai penghiburan dan peneguhan Allah bagi umat-Nya yang hidup senantiasa ingin berkenan kepada-Nya. Semoga kita semua bisa memperoleh berkat. Tuhan Yesus memberkati.

Yesaya 51:1-23

Kata-kata penghibur untuk Sion

Dengarkanlah Aku, hai kamu yang mengejar apa yang benar, hai kamu yang mencari TUHAN! 

Pandanglah gunung batu yang dari padanya kamu terpahat, dan kepada lobang penggalian batu yang dari padanya kamu tergali. Pandanglah Abraham, bapa leluhurmu, dan Sara yang melahirkan kamu; ketika Abraham seorang diri, Aku memanggil dia, lalu Aku memberkati dan memperbanyak dia. 

Sebab TUHAN menghibur Sion, menghibur segala reruntuhannya; Ia membuat padang gurunnya seperti taman Eden dan padang belantaranya seperti taman TUHAN. Di situ terdapat kegirangan dan sukacita, nyanyian syukur dan lagu yang nyaring. 

Perhatikanlah suara-Ku, hai bangsa-bangsa, dan pasanglah telinga kepada-Ku, hai suku-suku bangsa! Sebab pengajaran akan keluar dari pada-Ku dan hukum-Ku sebagai terang untuk bangsa-bangsa. 

Dalam sekejap mata keselamatan yang dari pada-Ku akan dekat, kelepasan yang Kuberikan akan tiba, dan dengan tangan kekuasaan-Ku Aku akan memerintah bangsa-bangsa; kepada-Kulah pulau-pulau menanti-nanti, perbuatan tangan-Ku mereka harapkan. Arahkanlah matamu ke langit dan lihatlah ke bumi di bawah; sebab langit lenyap seperti asap, bumi memburuk seperti pakaian yang sudah usang dan penduduknya akan mati seperti nyamuk; tetapi kelepasan yang Kuberikan akan tetap untuk selama-lamanya, dan keselamatan yang dari pada-Ku tidak akan berakhir. 

Dengarkanlah Aku, hai kamu yang mengetahui apa yang benar, hai bangsa yang menyimpan pengajaran-Ku dalam hatimu! Janganlah takut jika diaibkan oleh manusia dan janganlah terkejut jika dinista oleh mereka. Sebab ngengat akan memakan mereka seperti memakan pakaian dan gegat akan memakan mereka seperti memakan kain bulu domba; tetapi keselamatan yang dari pada-Ku akan tetap untuk selama-lamanya dan kelepasan yang Kuberikan akan lanjut dari keturunan kepada keturunan. 

Terjagalah, terjagalah! Kenakanlah kekuatan, hai tangan TUHAN! Terjagalah seperti pada zaman purbakala, pada zaman keturunan yang dahulu kala! Bukankah Engkau yang meremukkan Rahab (רַ֖הַב = monster laut raksasa - red), yang menikam naga sampai mati? 

Bukankah Engkau yang mengeringkan laut, air samudera raya yang hebat? yang membuat laut yang dalam menjadi jalan, supaya orang-orang yang diselamatkan dapat menyeberang? Maka orang-orang yang dibebaskan TUHAN akan pulang dan masuk ke Sion dengan sorak-sorai, sedang sukacita abadi meliputi mereka; kegirangan dan sukacita akan memenuhi mereka, duka dan keluh akan menjauh. Akulah, Akulah yang menghibur kamu. 

Siapakah engkau maka engkau takut terhadap manusia yang memang akan mati, terhadap anak manusia yang dibuang seperti rumput, sehingga engkau melupakan TUHAN yang menjadikan engkau, yang membentangkan langit dan meletakkan dasar bumi, sehingga engkau terus gentar sepanjang hari terhadap kepanasan amarah orang penganiaya, apabila ia bersiap-siap memusnahkan? Di manakah gerangan kepanasan amarah orang penganiaya itu? Dia yang dipasung terbelenggu akan segera dibebaskan; ia tidak akan turun mati ke liang kubur, dan tidak akan kekurangan makanan. Sebab Akulah TUHAN, Allahmu, yang mengharubirukan laut, sehingga gelombang-gelombangnya ribut, -- TUHAN semesta alam nama-Nya. 

Aku menaruh firman-Ku ke dalam mulutmu dan menyembunyikan engkau dalam naungan tangan-Ku, supaya Aku kembali membentangkan langit dan meletakkan dasar bumi, dan berkata kepada Sion: 

Engkau adalah umat-Ku! Terjagalah, terjagalah, bangunlah, hai Yerusalem, hai engkau yang telah meminum dari tangan TUHAN isi piala kehangatan murka-Nya, engkau yang telah meminum, menghirup habis isi cangkir yang memusingkan! Dari semua anak-anak yang dilahirkannya tidak ada yang membimbing dia dan dari semua anak-anak yang dibesarkannya tidak ada yang memegang tangannya. Kedua hal ini telah menimpa engkau--siapakah yang akan turut berdukacita dengan engkau? Kebinasaan dan keruntuhan, kelaparan dan pedang-- siapakah yang akan menghibur engkau? Anak-anakmu sudah terlentang kelesuan di semua ujung jalan seperti lembu hutan kena jaring; mereka diliputi kehangatan murka TUHAN dan hardik Allahmu. 

Sebab itu, dengarlah ini, hai engkau yang tertindas, hai engkau yang mabuk, tetapi bukan karena anggur! 

Beginilah firman Tuhanmu, TUHAN, Allahmu yang memperjuangkan perkara umat-Nya: 

"Sesungguhnya, Aku mengambil dari tanganmu piala dengan isinya yang memusingkan, dan isi cangkir kehangatan murka-Ku tidak akan kauminum lagi, tetapi Aku akan memberikannya ke tangan orang yang menindas engkau, orang yang tadinya berkata kepadamu: Tunduklah, supaya kami lewat menginjak kamu! Maka engkau merentangkan punggungmu serata tanah dan sebagai jalan bagi orang yang lewat dari atasnya.

Yesaya 51 adalah suara penghiburan dari Allah bagi umat yang sedang berada dalam penderitaan. Pada zaman pembuangan di Babel, orang Israel merasa seakan-akan Allah sudah meninggalkan mereka. Namun, melalui nabi-Nya, Allah menegaskan bahwa janji keselamatan-Nya tetap berlaku, bahkan lebih kokoh daripada langit dan bumi yang terlihat. 

Para teolog seperti John Calvin menekankan bahwa Allah memanggil umat untuk kembali kepada “batu karang” dari mana mereka dipahat, yaitu panggilan untuk mengingat bagaimana Allah setia kepada Abraham dan Sara, sehingga dari satu orang yang tidak berdaya, lahirlah sebuah bangsa besar. Dengan demikian, umat diajak melihat kembali jejak kesetiaan Allah di masa lalu sebagai jaminan bahwa janji-Nya tetap teguh di masa kini.

Dalam kehidupan modern, kita pun sering menghadapi “pembuangan” dalam bentuk lain. Ada ketakutan terhadap masa depan, krisis ekonomi, gejolak politik, bencana alam, hingga kekhawatiran pribadi mengenai kesehatan dan keluarga. Banyak orang merasa hidupnya seperti padang gurun—kering, gersang, dan penuh tekanan. Namun pesan Yesaya 51 tetap sama: Allah sanggup mengubah padang gurun menjadi taman, dan kegelapan menjadi terang. 

Matthew Henry menekankan bahwa penghiburan ini ditujukan bagi mereka yang tetap takut akan Tuhan, walaupun mereka sedang berada dalam kegelapan. 

Walter Brueggemann menambahkan bahwa iman bukan sekadar untuk bertahan, tetapi untuk membentuk identitas umat yang berani menaruh harapan kepada Allah, bukan pada solusi-solusi buatan manusia yang sementara. 

Bagi kita di zaman sekarang, pesan ini mengajak kita untuk tidak larut dalam rasa takut yang ditiupkan oleh berita-berita, ketidakpastian ekonomi, atau kesulitan pribadi. Justru saat dunia semakin gelap, iman kita diuji: apakah kita akan menyalakan “api buatan” sendiri, ataukah kita percaya kepada nama Tuhan dan bersandar penuh pada-Nya? 

Allah yang dahulu menolong umat-Nya tetap sama setia sampai hari ini. Maka, penghiburan terbesar orang percaya adalah bahwa kasih dan keselamatan Allah jauh lebih kekal daripada segala ketakutan yang datang silih berganti.

Serahkanlah segala kekhawatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu.

1 Petrus 5:7

Amin.

Komentar