Yeremia 1 Part 1 tentang "Pengutusan Hamba Tuhan" Seri Nabi Besar by Febrian
29 September 2025
Yeremia 1 Part 1 tentang "Pengutusan Hamba Tuhan" Seri Nabi Besar
Yeremia 1:1-19 <-- Klik untuk membaca keseluruhan pasal
1. Latar belakang
Yeremia 1:1-3
Inilah perkataan-perkataan Yeremia bin Hilkia, dari keturunan imam yang ada di Anatot di tanah Benyamin.
Dalam zaman Yosia bin Amon, raja Yehuda, dalam tahun yang ketiga belas dari pemerintahannya datanglah firman TUHAN kepada Yeremia.
Firman itu datang juga dalam zaman Yoyakim bin Yosia, raja Yehuda, sampai akhir tahun yang kesebelas zaman Zedekia bin Yosia, raja Yehuda, hingga penduduk Yerusalem diangkut ke dalam pembuangan dalam bulan yang kelima.
Yeremia adalah anak dari imam besar Hilkia. Pada waktu itu Raja Yosia ingin memperbaiki rumah Tuhan yang sudah mulai rusak. Ternyata ditemukan kitab Taurat di sana. Kemudian Imam besar Hilkia yang memberikan kitab Taurat Tuhan kepada raja Yosia yang memerintahkan untuk mencari tahu kehendak Tuhan, agar jangan mereka tertimpa murka-Nya.
Datanglah mereka menjumpai Nabiah Hulda yang menyampaikan firman Tuhan, bahwa Allah akan menghukum bangsa Yehuda karena meninggalkan-Nya dengan menyembah allah lain. Karena sikap yang baik dari raja Yosia, maka Allah melunak dan akan mengumpulkan dia kepada nenek moyangnya dan akan dikuburkan dengan damai. Hingga matinya, ia tidak akan melihat malapetaka yang akan didatangkan atas tempat itu.
Setelah mendengar firman Tuhan itu, raja Yosia membacakan Kitab Taurat Tuhan dan mengadakan perjanjian di hadapan TUHAN untuk hidup dengan mengikuti TUHAN dan tetap menuruti peritah-perintah-Nya dan peraturan-peraturan-Nya dan ketetapan-ketetapan-Nya, dengan segenap hati dan dengan segenap jiwa.
Raja juga menyucikan Bait Tuhan itu dari seluruh perlengkapan berhala dan dibakar di luar kota Yerusalem, serta mengangkut abunya ke Betel (2 Raja-raja 23). Raja juga menajiskan seluruh bukit pengorbanan berhala dan memberhentikan semua imam berhala itu.
Yeremia adalah anak dari imam Hilkia yang mendapat panggilan dan pengutusan dari Tuhan, hingga mengantarkan bangsa Yehuda masuk ke zaman pembuangan ke Babel.
2. Pengutusan Yeremia
Yeremia 1:4-19
Yeremia dipanggil dan diutus
Firman TUHAN datang kepadaku, bunyinya:
Jadi Yeremia lahir dari keturunan orang yang takut akan Tuhan, semenjak dari kandungan ibunya, Allah sudah menguduskan dan menetapkannya untuk menjadi Nabi bagi bangsa-bangsa. Allah memberi tugas yang besar kepadanya untuk menegakkan kebenaran Allah di hadapan bangsa Israel dan Yehuda yang meninggalkan Tuhan.
Maka aku menjawab:
"Ah, Tuhan ALLAH! Sesungguhnya aku tidak pandai berbicara, sebab aku ini masih muda."
Jadi kita lihat di sini, bahwa dengan rendah hati Yeremia merasa belum sanggup menjalankan perintah Tuhan kepadanya. Ia merasa tidak pandai bicara dan masih muda. Ini mengingatkan kita pada kejadian Musa yang menolak pengutusan Allah untuk berbicara di depan bangsa Israel, hingga Allah murka dan menunjuk Harun menjadi pembicara baginya.
Tetapi TUHAN berfirman kepadaku:
"Janganlah katakan: Aku ini masih muda, tetapi kepada siapapun engkau Kuutus, haruslah engkau pergi, dan apapun yang Kuperintahkan kepadamu, haruslah kausampaikan. Janganlah takut kepada mereka, sebab Aku menyertai engkau untuk melepaskan engkau, demikianlah firman TUHAN."
Lalu TUHAN mengulurkan tangan-Nya dan menjamah mulutku; TUHAN berfirman kepadaku:
"Sesungguhnya, Aku menaruh perkataan-perkataan-Ku ke dalam mulutmu. Ketahuilah, pada hari ini Aku mengangkat engkau atas bangsa-bangsa dan atas kerajaan-kerajaan untuk mencabut dan merobohkan, untuk membinasakan dan meruntuhkan, untuk membangun dan menanam."
Jadi di sini murni Yeremia awalnya bukan orang yang sudah fasih berbicara, sehingga banyak perkataan yang berpotensi lahir dari pemikirannya sendiri. Hingga Allah memberikan kemampuan pada Yeremia untuk membawA firman Tuhan bagi banyak bangsa, ia sendiri tidak mampu berbicara apa-apa.
Hal ini juga mungkin kita alami, di kala kita merasa diri kita tidak mampu menjalankan tugas yang Allah berikan kepada kita, sesungguhnya Allah juga akan memperlengkapi kita dengan segala kemampuan yang dibutuhkan. Jadi percayakan seluruhnya kepada Allah yang memberikan kepada kita dengan berlimpah ruah. Jalankan segala misi dari Allah dengan percaya, bahwa Allah mengetahui segala keterbatasan kita, dengan hidup bergantung sepenuhnya kepada-Nya.
Sesudah itu firman TUHAN datang kepadaku, bunyinya:
"Apakah yang kaulihat, hai Yeremia?"
Jawabku:
"Aku melihat sebatang dahan pohon badam."
Lalu firman TUHAN kepadaku:
"Baik penglihatanmu, sebab Aku siap sedia untuk melaksanakan firman-Ku."
Ayat Yeremia 1:11-12 adalah bagian penting dari pemanggilan Nabi Yeremia, yang menekankan kesiapan dan ketepatan waktu Allah dalam menepati janji-Nya.
1. Pokok Permainan Kata
2. Makna Simbolis
Pohon badam (shaqed) dikenal di Israel sebagai pohon yang berbunga paling awal setelah musim dingin, sering kali di bulan Januari atau Februari, jauh sebelum pohon-pohon lain. Pesan Simbolisnya adalah, bahwa pohon badam adalah yang pertama "bangun" atau "berjaga-jaga" untuk memulai musim semi, ia melambangkan kewaspadaan, kesegeraan, dan ketepatan waktu.
3. Penegasan Kedaulatan Allah
Melalui penglihatan ini, Allah meyakinkan Yeremia bahwa Ia adalah shoqed (yang mengawasi) firman-Nya, sama seperti penglihatan itu adalah shaqed (badam), yang pertama.
4. Pesan Allah yaitu Tidak Menunda
Sama seperti pohon badam yang merupakan pendahulu musim semi, Allah juga adalah yang pertama dan yang paling waspada dalam mengawasi pelaksanaan setiap perkataan-Nya, baik itu janji berkat maupun hukuman.
5. Kepastian Janji
Allah memberi jaminan kepada Yeremia (yang merasa ragu karena masih muda) bahwa pesan yang ia sampaikan—sekalipun sulit dan tidak populer—pasti akan terwujud. Ayat ini secara teologis menegaskan kesetiaan dan kesiapan Allah untuk mewujudkan kedaulatan-Nya dalam sejarah.
Jadi bagi kita di zaman ini, Allah hendak menggambarkan salah satu cara-Nya berkomunikasi yang kaya makna, dan ini memang bisa diibaratkan sebagai "lampu kuning" atau lebih tepatnya "sinyal kesiapan".
Berikut adalah beberapa refleksi mengapa Allah memilih cara ini, dibanding dengan langsung memberi tahu rencana-Nya:
1. Menegaskan Otoritas Sumber dan Kesiapan Hamba-Nya
Allah mengajukan pertanyaan, "Apakah yang kaulihat, hai Yeremia?" (Yer. 1:11). Beberapa alasan terkait dengan hal itu, Allah ingin memastikan bahwa penglihatan itu benar-benar diterima oleh Yeremia, yang diterimanya bukan sebagai imajinasi belaka, melainkan sesuatu yang dilihatnya atas izin dan arahan-Nya. Bagi kita, ini mengajarkan bahwa pengenalan akan kehendak Tuhan seringkali membutuhkan kepekaan dan ketajaman rohani (Yeremia melihat dengan benar, "Kau telah melihat dengan baik").
2. Menegaskan Identitas Hamba-Nya
Allah melibatkan Yeremia dalam proses pengajaran-Nya. Sebelum menjadi juru bicara, Yeremia harus menjadi murid yang jeli. Penglihatan pohon badam memberikan "bekal" internal kepada Yeremia—suatu janji yang bersifat personal—sebelum ia menghadapi tugas yang sulit. Mengapa tidak langsung kepada firman tujuan utama? Karena, bagi manusia, kebenaran seringkali lebih mudah diserap dan diingat melalui simbol yang dalam kehidupan sehari-hari daripada melalui konsep yang abstrak.
3. Awas dan Waspada
Dalam hal ini, Pohon badam adalah bagian dari kehidupan sehari-hari Yeremia di Israel. Allah menggunakan objek yang familiar dengannya yaitu pohon badam, untuk menjelaskan konsep yang mendalam tentang kewaspadaan ilahi.
4. Daya tangkap
Di sisi lain, Allah juga mau melatih daya tangkap Yeremia, dengan permainan kata Ibrani (shaqed vs. shoqed) menciptakan kaitan yang tidak mungkin dilupakan oleh Yeremia. Jadi harapannya, setiap kali ia melihat pohon badam (yang pertama berbunga), ia akan teringat bahwa Allah sedang mengawasi firman-Nya. Ini jauh lebih kuat daripada hanya mengatakan, "Aku akan segera bertindak."
5. Refleksi dalam kehidupan
Kemudian ini juga bagaikan refleksi "Lampu Kuning" pada lampu lalu lintas, yang tidak hanya mengatakan "siap-siap berhenti" tetapi juga menjelaskan alasan di baliknya dengan simbol yang jelas. Penglihatan badam adalah penjelasan visual tentang mengapa Allah "siap sedia" bertindak.
6. Segala sesuatu terjadi sesuai waktunya Allah (Kairos)
Penekanan pada Kualitas "Kecepatan" dan "Kewaspadaan" Ilahi Pemilihan pohon badam menekankan kualitas tindakan Allah yang spesifik, yaitu Pohon badam berbunga pertama kali. Ini menunjukkan bahwa meskipun Firman (penghakiman yang akan datang) mungkin terasa lambat di mata manusia, bagi Allah itu adalah tindakan yang paling segera dan pasti dilakukan. Allah tidak pernah terlambat, dan Ia bertindak di waktu yang tepat menurut jadwal-Nya.
Komentar
Posting Komentar