Yesaya 46 tentang tentang "Pembebasan dari TUHAN" Seri Nabi Besar by Febrian
24 Agustus 2025
Yesaya 46 tentang tentang "Pembebasan dari TUHAN" Seri Nabi Besar
Para dewa Babel tidak berdaya
Dewa Bel sudah ditundukkan, dewa Nebo sudah direbahkan, patung-patungnya sudah diangkut di atas binatang, di atas hewan; yang pernah kamu arak, sekarang telah dimuatkan sebagai beban pada binatang yang lelah, yang tidak dapat menyelamatkan bebannya itu. Dewa-dewa itu bersama-sama direbahkan dan ditundukkan dan mereka sendiri harus pergi sebagai tawanan.
Nubuat Nabi Yesaya dalam pasal ini diawali dengan gambaran yang sangat ironis, yaitu patung-patung dewa-dewa besar yang sangat diagungkan di Babel, yaitu Bel dan Nebo, sudah direbahkan, benda-benda mati itu kemudian diangkat sebagai beban di atas punggung hewan pengangkut. Allah mau, semua orang menyadari gambaran ini dengan jelas, yaitu perbedaan antara dewa-dewa buatan manusia dan Allah yang hidup.
"Dengarkanlah Aku, hai kaum keturunan Yakub, hai semua orang yang masih tinggal dari keturunan Israel, hai orang-orang yang Kudukung sejak dari kandungan, hai orang-orang yang Kujunjung sejak dari rahim.
Di sini Allah menunjukkan betapa besar kasih-Nya kepada sisa-sisa Israel yang masih tinggal, di mana sekalipun mereka telah berdosa, janji-janji-Nya tidak pernah berubah dan akan selalu ditepati-Nya.
Hingga masa tua mereka tidak pernah Allah meninggalkan mereka. Allah akan terus menanggung mereka dan memikul mereka, serta menyelamatkan dengan Kasih-Nya. Tuhan berbicara langsung kepada Israel, umat pilihan-Nya. Firman-Nya penuh kelembutan: sejak dari kandungan, bahkan sampai masa tua dan rambut memutih, Ia yang sama, Allah yang menggendong, menanggung, dan memelihara. Inilah janji penyertaan yang tidak akan pernah pudar. Allah sejati bukanlah beban yang harus dipikul, melainkan Pribadi yang memikul, menopang, dan menyelamatkan umat-Nya.
Kepada siapakah kamu hendak menyamakan Aku, hendak membandingkan dan mengumpamakan Aku, sehingga kami sama?
Orang mengeluarkan emas dari dalam kantongnya dan menimbang perak dengan dacing, mereka mengupah tukang emas untuk membuat allah dari bahan itu, lalu mereka menyembahnya, juga sujud kepadanya! Mereka mengangkatnya ke atas bahu dan memikulnya, lalu menaruhnya di tempatnya; di situ ia berdiri dan tidak dapat beralih dari tempatnya.
Sekalipun orang berseru kepadanya, ia tidak menjawab dan ia tidak menyelamatkan mereka dari kesesakannya. Ingatlah hal itu dan jadilah malu, pertimbangkanlah dalam hati, hai orang-orang pemberontak!
Sekali lagi, Allah memberi penegasan, bahwa diri-Nya tidak bisa dibandingkan dengan apa pun atau dengan siapa pun juga. Dewa-dewa yang disembah itu, hanyalah patung-patung mati yang tidak bisa beranjak dari tempat di mana mereka diletakkan orang. Ini sebetulnya menyoroti kebodohan menyembah berhala. Orang rela mengeluarkan emas dan perak, menyuruh tukang emas membuat patung, lalu sujud kepadanya. Namun, patung itu tidak pernah bisa menjawab doa, apalagi menolong. Di sini kita diingatkan bahwa segala berhala—baik berbentuk benda, kekayaan, status, atau ambisi—pada akhirnya hanya ilusi yang tidak mampu memberi kelepasan sejati.
Mengapa Allah berfirman berulang-ulang kali mengenai penyembahan berhala ini? Karena inilah dosa yang paling mudah mengikat manusia. Tanpa disadarinya, perbuatan berdosa ini begitu membelenggu manusia, hingga mereka tidak bisa membebaskan diri sendiri. Penyembahan berhala adalah dosa yang menjadi larangan Allah pertama dalam 10 perintah Allah.
Ulangan 5:7-10
Jangan ada padamu allah lain di hadapan-Ku.
Jangan membuat bagimu patung yang menyerupai apapun yang ada di langit di atas, atau yang ada di bumi di bawah, atau yang ada di dalam air di bawah bumi.
Jangan sujud menyembah kepadanya atau beribadah kepadanya, sebab Aku, TUHAN Allahmu, adalah Allah yang cemburu, yang membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya dan kepada keturunan yang ketiga dan keempat dari orang-orang yang membenci Aku,
tetapi Aku menunjukkan kasih setia kepada beribu-ribu orang, yaitu mereka yang mengasihi Aku dan yang berpegang pada perintah-perintah-Ku.
Allah melihat, bahwa penyembahan berhala itu sudah menjadi dosa favorit bagi bangsa Israel semenjak dahulu kala. Jika kita mempelajari sejarah Alkitab, sementara Musa naik ke gunung Horeb, untuk menunggu Allah yang sedang menuliskan 10 perintah - Nya dengan tangan-Nya sendiri, bangsa Israel di bawah malahan menyembah patung lembu emas yang dibuat oleh Harun kakak dari Musa (Keluaran 32:1-6). Ini menunjukkan, bahwa Allah mengetahui segala sesuatu yang terjadi di Alam Semesta ini, bahkan hingga kedalaman hati manusia sekalipun.
Baca juga artikel ini: Penyembahan berhala
Ingatlah hal-hal yang dahulu dari sejak purbakala, bahwasanya Akulah Allah dan tidak ada yang lain, Akulah Allah dan tidak ada yang seperti Aku, yang memberitahukan dari mulanya hal yang kemudian dan dari zaman purbakala apa yang belum terlaksana, yang berkata:
Dengarkanlah Aku hai orang-orang yang congkak, orang-orang yang jauh dari kebenaran:
Tuhan lalu menegaskan kembali keilahian-Nya: hanya Dialah Allah yang sejak semula telah menetapkan rencana, dan kehendak-Nya pasti terlaksana. Apa yang Ia firmankan akan digenapi, tidak ada yang dapat menggagalkan-Nya. Bahkan Ia bisa memakai burung buas atau bangsa asing untuk menggenapi rencana penyelamatan-Nya.
Demikianlah pernyataan Allah sendiri yang ditujukan bagi umat yang sangat dikasihi-Nya, Israel:
Sampai masa tuamu Aku tetap Dia dan sampai masa putih rambutmu Aku menggendong kamu. Aku telah melakukannya dan mau menanggung kamu terus; Aku mau memikul kamu dan menyelamatkan kamu.
Yesaya 46:4
Amin.
Komentar
Posting Komentar