Yesaya 30 Part 2 tentang Keselamatan dari Allah Seri Nabi Besar by Febrian
31 Juli 2025
Yesaya 30 Part 2 tentang Keselamatan dari Allah Seri Nabi Besar
Yesaya 30:18-26 [TB2-LAI]
Janji keselamatan bagi Sion
Sungguh, hai bangsa di Sion yang diam di Yerusalem, engkau tidak akan terus menangis. Sesungguhnya, Tuhan akan mengasihani engkau, apabila engkau berseru-seru; pada saat Ia mendengar teriakmu, Ia akan menjawab. Walaupun Tuhan memberi kamu roti kesesakan dan air kesengsaraan, Pengajarmu tidak akan menyembunyikan diri lagi, dan matamu akan terus melihat Dia.
Telingamu akan mendengar perkataan ini dari belakangmu, "Inilah jalan, berjalanlah mengikutinya," Apabila kamu mau ke kanan atau ke kiri. Engkau akan menganggap najis patung-patungmu yang bersalut perak atau berlapis emas; engkau akan membuangnya seperti kain haid sambil berkata kepadanya, "Enyahlah!"
Lalu TUHAN akan memberi hujan bagi benih yang kamu taburkan di ladangmu, dan roti hasil tanah itu akan lezat dan berlimpah-limpah. Pada waktu itu ternakmu akan merumput di padang rumput yang luas; sapi-sapi dan keledai-keledai yang mengerjakan tanah akan memakan makanan campuran yang sedap, yang ditampi dengan sekop dan garpu penampi.
Di atas setiap gunung yang tinggi dan setiap bukit yang menjulang akan memancar aliran-aliran air pada hari pembunuhan yang besar, ketika menara-menara runtuh. Terang bulan purnama akan seperti terang matahari terik dan terang matahari terik akan tujuh kali ganda, seperti terangnya tujuh hari, pada waktu TUHAN membalut luka umat-Nya dan menyembuhkan luka bekas pukulan.
Dalam bagian ini, Yesaya menyampaikan janji pemulihan dan keselamatan dari Allah bagi umat-Nya di Sion. Setelah sebelumnya TUHAN menyampaikan teguran yang keras karena pemberontakan dan kepercayaan mereka kepada Mesir, kini nubuat ini berubah menjadi nada penghiburan. Bagaikan orangtua kepada anak yang dikasihi-Nya, TUHAN Allah sangat rindu melimpahkan kasih-Nya kepada umat-Nya. Ia bukan hanya adil, tetapi juga penuh belas kasihan.
Menurut tafsiran dari John Oswalt dalam The Book of Isaiah: Chapters 1–39, bagian ini memperlihatkan paradoks ilahi: bahwa Allah bersabar bukan karena kelemahan, tetapi karena kasih dan keadilan-Nya. TUHAN tidak terburu-buru menghukum atau menolong, tetapi Ia menunggu waktu yang tepat demi pertobatan dan pemulihan yang sejati. Penghiburan ini tidak menghapus penderitaan masa lalu, seperti “roti kesesakan dan air kesengsaraan”, namun justru menunjukkan bahwa penderitaan itu menjadi sarana pembentukan rohani. Dalam konteks ini, “Pengajarmu tidak akan menyembunyikan diri lagi” menandakan kembalinya relasi yang hidup antara Allah dan umat-Nya.
Banyak orang di zaman sekarang ini yang merasa menderita karena tidak ditolong oleh Allah. Mereka protes dan bersungut-sungut, kepada Allah karena doa mereka tidak dijawab. Inilah saatnya kita menyadari, bahwa Allah sebetulnya sudah tidak sabar untuk menolong dan memperbaiki keadaan kita, namun Ia masih menunggu waktu yang tepat kapan kita akan bertobat dan menyesali segala perbuatan kita yang jahat. Mari kita introspeksi diri, demi menyadari segala perbuatan jahat kita. Berbaliklah ke dalam ajaran kebenaran firman Tuhan.
Tafsir dari Alec Motyer menyatakan, bahwa suara dari belakang yang berkata, “Inilah jalan, berjalanlah mengikutinya” adalah simbol dari kehadiran Allah yang aktif dan pribadi dalam membimbing umat-Nya. Ini merupakan gambaran tentang pimpinan Roh TUHAN yang mengarahkan langkah-langkah umat yang bertobat. Salah satu buah pertobatan sejati adalah membenci berhala. Pembuangan patung-patung dengan jijik mencerminkan transformasi hati yang dipenuhi rasa hormat kepada TUHAN dan jijik terhadap segala sesuatu yang menggantikan-Nya.
Di zaman sekarang ini, banyak orang mencintai Tuhan, tapi tidak sadar bahwa ia masih memelihara banyak 'berhala' dalam hidupnya. Entah itu harta benda, kekayaan, kemewahan, kesenangan fisik, hawa nafsu, nafsu keserakahan, nafsu makan, cinta akan seseorang, menghabiskan waktu dengan hobby, dsb. Semuanya itu menyita waktu, yang seharusnya bisa kita pergunakan untuk memuji memuliakan Tuhan dan melayani sesama. Mari kita bersama introspeksi diri, apakah masih ada berhala dalam kehidupan kita?
Janji berkat yang bersifat fisik seperti hujan, panen yang limpah, dan pakan yang melimpah bagi ternak menjadi simbol dari pemulihan total: jasmani, sosial, dan rohani. Namun puncaknya adalah penglihatan eskatologis yang luar biasa: terang bulan seterang matahari, dan terang matahari menjadi tujuh kali lipat. Tafsiran Edward J. Young menekankan bahwa ini bukan semata-mata gambaran alam, melainkan simbol dari kemuliaan dan penyembuhan total yang hanya Allah bisa lakukan. Puncaknya adalah pemulihan luka umat-Nya—baik luka akibat dosa mereka sendiri, maupun luka karena hukuman TUHAN.
Renungan dari bagian ini mengajak kita untuk merenungkan bahwa sekalipun TUHAN adil dan murka terhadap dosa, Ia selalu menyertakan janji pemulihan bagi mereka yang bertobat. Kasih dan kehadiran-Nya lebih besar daripada penderitaan yang kita alami. Jalan kembali kepada-Nya selalu terbuka, dan dalam pertobatan sejati terdapat janji kehidupan yang penuh dengan berkat dan bimbingan ilahi. Keselamatan tidak hanya berarti kelepasan dari musuh, tetapi perjumpaan kembali dengan Allah yang hidup, yang mengajar, membimbing, dan menyembuhkan umat-Nya.
Di dalam gelap terbit terang bagi orang benar; pengasih dan penyayang orang yang adil.
Mazmur 112:4
Amin.
Komentar
Posting Komentar