Yesaya 19 tentang "Umat Allah di Mesir" Seri Nabi Besar by Febrian

14 Juli 2025

Yesaya 19 tentang "Umat Allah di Mesir" Seri Nabi Besar by Febrian

Shaloom Bapak Ibu Saudara/i yang terkasih dalam Kristus Yesus. Dalam Kesempatan ini kita akan merenungkan bersama mengenai Maha Karya TUHAN Allah Semesta Alam, berjalan melanda bangsa Mesir dan memilih umat-Nya yang takut akan TUHAN dan mengirimkan Juruselamat bagi mereka. Semoga kita semua bisa mendapat berkat dari firman Tuhan tersebut. Kiranya Tuhan Yesus memberkati.

Yesaya 18:1-25 [TB2-LAI]

Ucapan Ilahi terhadap Mesir.

1 Lihat, TUHAN mengendarai awan yang cepat dan datang ke Mesir; berhala-berhala Mesir gemetar di hadapan-Nya, dan hati orang Mesir menjadi ciut.

Pada zaman itu, di seluruh tanah Mesir, banyak orang yang menyembah berhala-berhala dan tidak mengenal Allah. Namun, Allah dengan kasih-Nya, berkenan melawat tanah Mesir, bangsa yang besar tidak dilupakan-Nya.

2 Aku akan menggerakkan orang Mesir melawan orang Mesir, supaya mereka berperang, setiap orang melawan saudaranya, dan setiap orang melawan temannya, kota melawan kota, kerajaan melawan kerajaan.

Semangat orang Mesir akan hilang, dan rancangannya akan Kukacaukan; mereka akan meminta petunjuk kepada berhala dan tukang jampi, kepada arwah dan roh peramal.

Aku akan menyerahkan orang Mesir ke dalam tangan seorang tuan yang kejam, dan seorang raja yang bengis akan memerintah mereka; demikianlah firman TUHAN, TUHAN Semesta Alam.

Air dari Sungai Nil akan habis, dan sungai itu akan menjadi kering kerontang.

Terusan-terusannya akan berbau busuk, dan anak-anak sungai Mesir akan menjadi dangkal dan kering, gelagah dan teberau akan menjadi layu.

Rumput di tepi dan di muara Sungai Nil dan seluruh tanah pesemaian pada Sungai Nil akan menjadi kering dan lenyap ditiup angin.

Para nelayan akan mengaduh, semua yang memancing di Sungai Nil akan berkabung, semua yang menjala di sana akan merana.

Orang-orang yang mengolah linen akan mendapat malu, perempuan-perempuan perajut dan para penenun akan menjadi pucat.

Penenun-penenun itu akan remuk hatinya. Segala pekerja upahan akan bersedih hati.

Tuhan akan membuat kesulitan besar terjadi di seluruh tanah Mesir, sehingga mereka tidak lagi bersukaria, melainkan bersedih. Terjadi perang Saudara yang melanda di seluruh negeri. Tidak ada orang yang dapat hidup tenang, melainkan semuanya mengalami kesulitan, baik di darat maupun di laut.

11 Para pembesar Zoan orang-orang bodoh belaka; para penasihat Firaun yang paling bijaksana memberi nasihat yang dungu. Bagaimanakah kamu dapat berkata kepada Firaun, "Aku ini keturunan orang-orang bijaksana, keturunan raja-raja zaman purbakala?"

Di manakah orang-orang bijaksanamu? Biarlah mereka mengumumkan kepadamu serta memberitahukan apa yang diputuskan TUHAN Semesta Alam tentang Mesir.

Para pembesar Zoan bertindak tolol, para pembesar Memfis sudah teperdaya; para pemuka suku-suku mereka telah memusingkan Mesir.

Bahkan orang-orang paling bijaksana dan pembesar di daerah Zoan (dulunya menjadi Ibukota Mesir, tempat berkumpulnya para ahli dan para bijaksana), dikatakan bodoh dan tolol, karena mereka tidak mengenal Allah.

14 TUHAN telah meramu roh kekacauan di antara mereka, yang memusingkan Mesir dalam segala usahanya, seperti orang mabuk yang pusing waktu muntah-muntah.

Tidak ada usaha Mesir yang akan berhasil, yang dilakukan oleh kepala dan kaki tangannya, oleh pangkal dan rantingnya.

Pada waktu itu, orang-orang Mesir akan seperti perempuan; mereka akan gemetar dan terkejut terhadap tangan TUHAN Semesta Alam yang diacungkan-Nya kepada mereka.

Tuhan melanda seluruh tanah Mesir, sehingga mereka semua gemetar terhadap TUHAN Semesta Alam. Namun, sesungguhnya Allah ingin membuat mereka mengenal siapa pencipta mereka, yang mengasihi dan menyayangi mereka juga.

17 Maka tanah Yehuda akan menjadi kegemparan bagi orang Mesir. Setiap kali orang menyebutnya di hadapan mereka, mereka akan gentar karena keputusan yang diambil TUHAN Semesta Alam melawan mereka.

Bangsa Mesir mulai memandang orang Yehuda yang tadinya tidak dianggap, karena Allah Israel datang melanda tanah Mesir dengan kuasa-Nya yang dahsyat.

18 Pada waktu itu, akan ada lima kota di tanah Mesir yang berbicara bahasa Kanaan dan yang bersumpah setia kepada TUHAN Semesta Alam. Satu di antaranya akan disebut Ir-Heres.

Pada waktu itu, akan ada mezbah bagi TUHAN di tengah tanah Mesir dan tugu peringatan bagi TUHAN pada perbatasannya.

Itu akan menjadi tanda kesaksian bagi TUHAN Semesta Alam di tanah Mesir: apabila mereka berseru kepada TUHAN oleh karena penindas-penindas, maka Ia akan mengirim seorang juruselamat kepada mereka, yang akan berjuang dan akan melepaskan mereka.

TUHAN akan menyatakan diri kepada orang Mesir, dan orang Mesir akan mengenal TUHAN pada waktu itu; mereka akan beribadah dengan kurban sembelihan dan kurban sajian, dan mereka akan bernazar kepada TUHAN serta membayar nazar itu.

TUHAN akan menghajar orang Mesir, akan menghajar dan menyembuhkan; mereka akan berbalik kepada TUHAN dan Ia akan mengabulkan doa mereka serta menyembuhkan mereka.

TUHAN, Allah Maha Besar dengan segala kasih dan sayangnya, memperhatikan umat-Nya di tanah Mesir. Ia mengkhususkan mereka yang takut akan Dia, dan mengirim Juruselamat bagi mereka. TUHAN menghajar bangsa Mesir, tetapi menyembuhkan mereka juga. Bangsa Mesir akan berbalik kepada TUHAN, Ia akan mengabulkan doa dan menyembuhkan mereka. 

Di zaman sekarang ini, Gereja Mesir, yang kini berusia lebih dari sembilan belas abad, meyakini bahwa keberadaannya telah dinubuatkan dalam Perjanjian Lama. Salah satu nubuat terkenal terdapat dalam Yesaya pasal 19 ayat 19, yang berbunyi: “Pada waktu itu akan ada mezbah bagi TUHAN di tengah-tengah tanah Mesir dan tugu peringatan bagi TUHAN pada perbatasannya.” Gereja Koptik Mesir menganggap ayat ini sebagai rujukan langsung kepada penyebaran iman Kristen di tanah Mesir.

Orang Kristen pertama di Mesir berasal terutama dari kalangan Yahudi Aleksandria, seperti Teofilus yang disebut oleh Lukas dalam pengantar Injilnya. Ketika Gereja Aleksandria didirikan oleh Markus Penginjil pada masa pemerintahan Kaisar Nero dari Romawi, banyak orang Mesir asli (bukan orang Yunani atau Yahudi) yang menerima iman Kristen. Ini menandai awal mula pertumbuhan gereja yang kuat dan berdiri mandiri di wilayah tersebut.

Penyebaran Kekristenan di Mesir berlangsung sangat cepat. Hanya dalam waktu sekitar lima puluh tahun sejak Markus tiba di Aleksandria, Kekristenan sudah menyebar luas. Hal ini dibuktikan dengan ditemukannya naskah-naskah Perjanjian Baru di Bahnasa, wilayah Mesir Tengah, yang berasal dari sekitar tahun 200 Masehi. Selain itu, fragmen Injil Yohanes dalam bahasa Koptik ditemukan di Mesir Hulu dan diperkirakan berasal dari paruh pertama abad ke-2. Pada abad ke-2, Kekristenan mulai menjangkau daerah-daerah pedesaan, dan kitab suci diterjemahkan ke dalam bahasa lokal, yaitu bahasa Koptik, agar dapat lebih mudah dimengerti oleh penduduk asli Mesir.

Sebagai tambahan catatan sejarah, Gereja Koptik Mesir berkembang menjadi salah satu pusat Kekristenan tertua dan terpenting di dunia. Bahkan, pada abad-abad awal Kekristenan, para teolog besar seperti Athanasius dan Kyrillos berasal dari Mesir, serta biara-biara Mesir menjadi cikal bakal gerakan monastisisme Kristen yang menyebar ke Eropa. Meski pada akhirnya Mesir mengalami masa-masa sulit karena invasi dan perubahan politik, gereja ini tetap bertahan sebagai kesaksian hidup akan iman yang berakar sejak masa para rasul.

23 Pada waktu itu, akan ada jalan raya dari Mesir ke Asyur, sehingga orang Asyur dapat masuk ke Mesir dan orang Mesir ke Asyur, dan Mesir akan beribadah bersama Asyur.

Pada waktu itu Israel, sebagai yang ketiga di samping Mesir dan Asyur, akan menjadi berkat di atas bumi, yang diberkati oleh TUHAN Semesta Alam dengan berfirman, "Diberkatilah Mesir, umat-Ku, dan Asyur, buatan tangan-Ku, serta Israel, milik pusaka-Ku."

Ayat dalam Yesaya 19:23–25 ini merupakan salah satu nubuat paling menakjubkan dalam Perjanjian Lama, karena mencerminkan visi damai dan rekonsiliasi yang sangat jauh melampaui realitas politik dan konflik pada zaman nabi Yesaya. Dalam konteks sejarah dunia dan pemikiran teologis, penggenapan ayat ini belum terjadi secara sepenuhnya dalam arti politis atau geografis, namun beberapa tahapan awalnya bisa dikenali dalam perkembangan sejarah Gereja dan relasi antarbangsa di kawasan Timur Tengah.

1. Penggenapan Rohani dalam Era Kekristenan Awal

Dalam pandangan para Bapa Gereja dan sebagian besar teolog klasik, ayat ini dipahami secara simbolis sebagai nubuat tentang penyatuan bangsa-bangsa dalam satu umat Allah melalui Injil. Sejak abad pertama hingga keempat, Kekristenan memang menyebar ke wilayah Mesir (dengan pusat di Aleksandria), ke Asyur dan Babilonia (melalui gereja-gereja Timur seperti Gereja Nestorian di Persia dan Mesopotamia), dan tentu saja di Israel dan sekitarnya. Maka, jalan raya antara Mesir dan Asyur dipahami secara rohani sebagai "jalan keselamatan" atau penyatuan bangsa-bangsa di dalam Kristus. Dalam hal ini, Israel, Mesir, dan Asyur dianggap sebagai lambang bangsa-bangsa utama yang mewakili pengaruh dunia kuno: umat perjanjian lama (Israel), kekuatan pagan kuno (Mesir), dan bangsa penakluk dari Timur (Asyur).

2. Gereja Timur dan Pengaruh Lintas Budaya

Pada abad-abad awal Kekristenan, terdapat penyebaran Injil yang sangat kuat ke arah Timur dan Selatan. Misalnya, Gereja Asyur (yang kemudian dikenal sebagai Gereja Nestorian) berkembang di wilayah Asyur kuno dan bahkan mencapai India dan Tiongkok. Sementara itu, Gereja Koptik berkembang sangat kuat di Mesir. Dalam pengertian ini, telah terbentuk “jalan spiritual” yang menghubungkan bangsa-bangsa dari wilayah tersebut. Meskipun mereka memiliki perbedaan teologi dan bahasa, ketiga kawasan ini memegang peranan penting dalam sejarah kekristenan kuno.

3. Tafsiran Eskatologis (Akhir Zaman)

Banyak teolog modern dan interpretasi Injili memandang bahwa nubuat ini belum tergenapi sepenuhnya dan menunjuk kepada masa depan—yaitu masa kerajaan Mesianik ketika Tuhan akan memulihkan segala sesuatu, dan semua bangsa akan hidup berdamai dan beribadah kepada-Nya. Dalam visi ini, Israel, Mesir, dan Asyur menjadi lambang dari semua bangsa yang dulu saling bermusuhan, tetapi akhirnya bersatu dalam pengenalan akan TUHAN. Ini dipahami sebagai cerminan dari Kerajaan Allah yang akan datang, di mana tidak ada lagi permusuhan antarbangsa. 

4. Dimensi Politik dan Perdamaian Timur Tengah

Secara historis, belum ada peristiwa besar dalam sejarah politik Timur Tengah yang benar-benar mencerminkan Mesir, Irak (Asyur), dan Israel bersekutu dan menyembah Tuhan bersama. Meskipun ada upaya diplomatik (seperti perjanjian damai Mesir-Israel tahun 1979), namun perdamaian sejati dan relasi rohani yang digambarkan dalam nubuat Yesaya 19 belum sepenuhnya terwujud. Maka banyak ahli menilai bahwa ini adalah nubuatan "sudah namun belum"—dimulai dalam gereja, tetapi akan mencapai puncaknya kelak pada masa pemulihan akhir zaman.

Kesimpulannya, bahwa penggenapan penuh Yesaya 19:23–25 belum terjadi dalam sejarah dunia secara geopolitik. Namun, secara rohani, dasar dari nubuat ini sudah dimulai dalam penyebaran Injil dan pembentukan Gereja-gereja yang menjangkau Israel, Mesir, dan Asyur sejak abad pertama. Banyak teolog percaya bahwa penggenapan terakhir akan terjadi ketika semua bangsa bersatu dalam penyembahan kepada TUHAN pada masa kedatangan Kristus yang kedua. Ini adalah gambaran kuat akan rencana Allah yang universal dan inklusif, di mana bahkan musuh-musuh lama dapat menjadi umat-Nya yang diberkati.

Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, tetapi orang berdosa, supaya mereka bertobat.

Lukas 5:32
Amin.

Komentar