Yesaya 18 Tentang "Allah bertindak tanpa bantuan Manusia" Seri Nabi Besar by Febrian

13 Juli 2025

Image by Freepik.com

Yesaya 18 Tentang "Allah bertindak tanpa bantuan Manusia" Seri Nabi Besar

Yesaya 18

Ucapan ilahi terhadap Etiopia
Wahai! Negeri dengingan sayap 
di seberang sungai-sungai Etiopia,
yang mengirim duta-duta melalui laut 
dalam perahu-perahu pandan mengarungi permukaan air! 
Pergilah, hai utusan-utusan yang tangkas, 
kepada bangsa yang jangkung dan berkulit mengkilap, 
kepada kaum yang ditakuti dekat dan jauh, 
yakni bangsa yang berkekuatan ulet dan lalim, 
yang negerinya dilintasi sungai-sungai! 
Hai semua penduduk dunia, 
hai orang-orang yang mendiami bumi!
Apabila panji-panji dinaikkan di gunung-gunung, 
lihatlah; apabila sangkakala ditiup, dengarlah! 
Sebab beginilah firman TUHAN kepadaku: 
"Aku akan menjenguk dari tempat kediaman-Ku 
dengan tidak bergerak, 
seperti hawa panas yang mendidih waktu panas terik, 
seperti kabut embun di panas musim menuai." 
Sebab sebelum musim buah, 
apabila waktu berbunga sudah berakhir, 
dan gugusan putik menjadi buah anggur yang hendak masak, 
maka TUHAN akan mengerat ranting-rantingnya 
dengan pisau pemangkas, 
dan menyisihkan carang-carangnya 
dengan memancungnya. 
Semuanya itu akan ditinggalkan bertumpuk-tumpuk 
bagi burung-burung buas di pegunungan, 
dan bagi binatang-binatang di hutan. 
Pada musim panas burung-burung buas akan bermukim di situ 
dan segala binatang hutan pada musim dingin. 

Pada waktu itu juga persembahan akan disampaikan kepada TUHAN semesta alam dari kaum yang jangkung dan berkulit mengkilap, dan dari kaum yang ditakuti dekat dan jauh, yakni bangsa yang berkekuatan ulet dan lalim, yang negerinya dilintasi sungai-sungai, ke tempat nama TUHAN semesta alam, yaitu gunung Sion.

Nubuatan dalam Yesaya 18 berbicara tentang bangsa Etiopia, atau Kush, yang mendiami wilayah di selatan Mesir, di sepanjang sungai Nil. Sepanjang Alkitab, bangsa Kush muncul dalam berbagai konteks: sebagai keturunan Ham (Kejadian 10), bagian dari lokasi sungai Eden (Kejadian 2), sekutu militer Mesir (Yesaya 18, 20, 37), dan pada akhirnya sebagai bangsa yang dikatakan akan datang menyembah Tuhan (Mazmur 68:31; Zefanya 3:10). Meski kuat dan ditakuti, bangsa ini tidak disebut secara eksplisit melakukan dosa moral tertentu dalam Yesaya 18. Para teolog seperti David Guzik, Keil & Delitzsch, dan James Burton Coffman menekankan bahwa pasal ini bukan nubuatan penghukuman, melainkan penolakan Tuhan terhadap aliansi politik mereka. 

TUHAN menyatakan bahwa Ia akan bertindak sendiri untuk menyelesaikan situasi bangsa-bangsa, tanpa perlu bantuan dari kekuatan militer manapun. 

Persembahan yang kelak dibawa oleh bangsa Kush bukanlah tanda pertobatan atas kejahatan, melainkan bentuk pengakuan atas keagungan dan kedaulatan TUHAN yang telah bertindak di luar kuasa manusia. Ini merupakan penglihatan profetik bahwa pada akhirnya, bangsa-bangsa akan datang ke Sion dan menyembah Tuhan bukan karena takut akan murka, melainkan karena kagum akan kemuliaan-Nya.

Segala bangsa yang telah Kau buat akan datang sujud menyembah di hadapan-Mu, ya Tuhan, dan akan memuliakan nama-Mu.

Mazmur 86:9

Amin. 

Komentar