Yesaya 15-16 tentang "Tuhan menghancurkan kesombongan Moab" - Seri Nabi Besar by Febrian

11 Juli 2025

Yesaya 15-16 tentang "Tuhan menghancurkan kesombongan Moab" - Seri Nabi Besar

Shaloom Bapak Ibu Saudara/i yang terkasih dalam Kristus Yesus. Dalam Kesempatan ini kita akan merenungkan bersama mengenai Murka TUHAN yang menghancurkan Moab karena kesombongannya.  Semoga kita semua bisa mendapat berkat dari firman Tuhan tersebut. Kiranya Tuhan Yesus memberkati.

Yesaya 15-16 [TB2-LAI]<-- Klik untuk membaca seluruh pasal

Ringkasan Historis-Teologis Yesaya 15–16

1. Latar Belakang Umum

Yesaya 15–16 merupakan ucapan ilahi (massa') terhadap bangsa Moab, tetangga selatan Israel di seberang Sungai Yordan. Nubuat ini mengumumkan kehancuran Moab secara tragis dan menyeluruh.

Moab adalah keturunan dari Lot, keponakan Abraham (Kejadian 19:36–37). Hubungan Moab dengan Israel penuh ketegangan: kadang bersekutu, kadang menjadi musuh (Bilangan 22–24; Hakim 3:12–30). Nubuat ini disampaikan menjelang serangan besar dari Asyur atau Babilonia terhadap wilayah Transyordan.

2. Yesaya 15:1–9 – Ratapan atas Kehancuran Moab

Ringkasan Isi:

Pasal ini berisi ratapan mendalam atas kehancuran kota-kota penting di Moab. Kota-kota seperti Ar-Moab, Kir-Moab, Dibon, Nebo, dan Medeba dilanda kehancuran mendadak. Tanda-tanda duka: kepala botak, janggut dicukur, pakaian kabung, dan ratapan keras di bukit-bukit pengorbanan. Air sungai menjadi merah oleh darah; penderitaan begitu mendalam sehingga seluruh wilayah turut gemetar.

Penjelasan Nama dan Referensinya:

1. Ar-Moab: “Kota Moab”, kota tua di utara Moab. Lihat Bilangan 21:28.
2. Kir-Moab: “Tembok Moab”, benteng utama. Lihat Yesaya 16:7; Yeremia 48:31.
3. Dibon: “Tergenang”, kota strategis dan pusat ibadah dewa Kamos. Bilangan 32:3, 34; Yeremia 48:18.
4. Nebo: “Wahyu”, kota dekat Gunung Nebo. Ulangan 34:1; Yeremia 48:1.
5. Medeba: “Perairan tenang”, kota dataran tinggi. Yosua 13:9.
6. Bohonim: “Dua mata air”, tempat tidak jelas, mungkin simbolis.
7. Eglat-Selisia: “Anak lembu tiga tahun”, simbol kekuatan muda yang pergi ke pembuangan.
8. Luhit dan Horonaim: Kota-kota di pegunungan selatan Moab, tempat pelarian. Yeremia 48:5.
9. Nimrim: Air yang jernih, yang menjadi tandus sebagai lambang murka Allah. Yeremia 48:34.

Referensi Terkait:

- Yeremia 48: Nubuat paralel yang panjang tentang kehancuran Moab.
- Amos 2:1–3: Nubuat singkat atas Moab.
- Yesaya 25:10: Moab diinjak-injak seperti jerami.

3. Yesaya 16:1–14 – Permohonan dan Penolakan Moab

Ringkasan Isi:

Dimulai dengan permohonan damai: Moab diminta mengirimkan “anak domba” kepada raja di Sion (ayat 1). Moab mengharapkan perlindungan dari Sion, tetapi Tuhan menolak karena kesombongan Moab (ayat 6). Nabi meratapi Moab secara pribadi (ayat 9), tetapi menegaskan bahwa penghukuman pasti datang dalam waktu tiga tahun (ayat 14).

Penjelasan Nama dan Istilah:

  1. Sela: “Batu”, kota berbenteng, kemungkinan merujuk ke Petra. Hakim 1:36.
  2. Putri Sion: Simbol bangsa Yehuda atau kekuasaan Allah. Yesaya 1:8.
  3. Kamos: Dewa nasional Moab, disembah tetapi tidak menolong. 1 Raja-Raja 11:7; Yeremia 48:7.
  4. Ezion-Geber (kemungkinan rujukan tidak langsung melalui “anak lembu”): Pelabuhan Moab dan Edom. Ulangan 2:8.
  5. Balak bin Zipor (secara implisit): Raja Moab dalam Bilangan 22–24, konteks sejarah Moab sebagai musuh Israel.

Referensi Tambahan:

  • 2 Raja-Raja 3:4–27: Kisah raja Mesha dari Moab yang mempersembahkan anaknya.
  • Prasasti Mesha: Prasasti sejarah dari Moab yang menyebut Dibon dan Kamos.
  • Yeremia 48:42: Moab binasa karena meninggikan diri terhadap TUHAN.

4. Makna Teologis

  1. Allah berdaulat atas semua bangsa, termasuk Moab. Moab, walaupun bukan Israel, tetap berada di bawah penghakiman Allah karena kesombongannya dan penyembahan berhala (Yesaya 16:6, 12).
  2. Penghakiman disertai belas kasihan. Nabi Yesaya menangis untuk Moab (Yesaya 15:5, 16:9), menunjukkan bahwa Allah tidak kejam dalam menghukum.
  3. Kesombongan mendahului kejatuhan. Kesombongan Moab adalah alasan utama kehancurannya, sesuai Amsal 16:18.
  4. Zion sebagai pusat otoritas dan pengharapan. Moab diminta menyerah dan membawa upeti ke Zion (Yesaya 16:1), tetapi menolak. Ini menekankan pentingnya Sion sebagai pusat pemerintahan Mesianik (Yesaya 2:2–4).

5. Penutup

Nubuat ini kemungkinan disampaikan menjelang invasi Asyur (abad ke-8 SM) atau menjelang penaklukan Babel atas Moab (abad ke-6 SM). Yesaya 16:14 menyebutkan “dalam tiga tahun”, menunjukkan bahwa nubuat ini memiliki penggenapan historis nyata dalam waktu dekat, bukan hanya bersifat simbolis.

Berikut ini Bapak, penjelasan makna rohani dari sisi sejarah teologia Yesaya 15:1–9 dan Yesaya 16:1–14, dalam bentuk sederhana dan plain text tanpa format khusus:

Makna Rohani dan Sejarah Teologis – Yesaya 15–16

1. Allah Berdaulat atas Segala Bangsa

Meskipun nubuat ini ditujukan kepada bangsa Moab, bukan Israel, kita melihat bahwa Tuhan tetap memperhatikan dan berdaulat atas bangsa-bangsa lain. Moab tidak luput dari penghakiman Allah, karena semua bangsa berada dalam pemerintahan-Nya. Ini menunjukkan bahwa tidak ada satu pun wilayah di bumi yang berada di luar kendali dan perhatian Allah.

2. Penghakiman Tuhan Berdasarkan Karakter dan Kesombongan Bangsa

Moab dihukum bukan semata karena permusuhannya dengan Israel, tetapi terutama karena kesombongannya (Yesaya 16:6). Kesombongan adalah akar kejatuhan, dan hal ini sejalan dengan prinsip rohani yang ditegaskan di seluruh Alkitab: Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihi yang rendah hati. (Amsal 16:18, Yakobus 4:6)

3. Tanda-tanda Lahiriah Keagamaan Tidak Menyelamatkan

Moab tetap melakukan ibadah kepada dewa mereka, Kamos, dan meratap di kuil-kuil bukit (Yesaya 15:2, 16:12), tetapi semua itu tidak menyelamatkan mereka. Ini menjadi peringatan bahwa ritual keagamaan tanpa pertobatan dan tanpa iman yang sejati kepada Allah yang hidup adalah sia-sia.

4. Hati Tuhan yang Peduli dan Berbelaskasihan

Meskipun Yesaya menyampaikan pesan hukuman, ia tidak melakukannya dengan dingin. Ia menyampaikan ratapan. Ia berkata, “Hatiku menangis karena Moab...” (Yesaya 15:5; 16:9). Ini menggambarkan bahwa hati Allah tidak kejam. Allah berduka atas kehancuran, meskipun itu adalah bagian dari keadilan-Nya. Hukuman Tuhan tidak pernah tanpa air mata.

5. Kesempatan untuk Berlindung pada Sion Ditolak

Moab diberi kesempatan untuk tunduk kepada Sion (Yesaya 16:1), sebagai lambang perlindungan ilahi di bawah pemerintahan Tuhan. Namun mereka menolak. Ini gambaran bahwa Allah menyediakan tempat perlindungan bagi semua bangsa, tetapi jika undangan itu ditolak, maka tidak ada lagi perlindungan dari murka yang akan datang.

6. Keadilan Allah Tegas, tetapi Ada Batas Waktu untuk Kasih Karunia

Di akhir nubuat (Yesaya 16:14), disebutkan bahwa dalam waktu tiga tahun, kejayaan Moab akan berakhir. Ini mengajarkan bahwa kasih karunia Tuhan tidak selamanya terbuka tanpa batas. Ada waktu ilahi yang ditetapkan untuk pertobatan. Bila kesempatan itu diabaikan, maka penghakiman pasti datang.

7. Pelajaran bagi Umat Allah

Bagi pembaca rohani, nubuat ini menyadarkan kita bahwa Tuhan menginginkan kerendahan hati, pertobatan sejati, dan ketergantungan hanya kepada-Nya. Kita dipanggil untuk tidak menyombongkan kekuatan, kota, atau dewa buatan kita, melainkan berlindung kepada Tuhan yang sejati.

Kesimpulan dari Yesaya 15–16, bukan hanya nubuat tentang kehancuran Moab secara politis, tetapi juga pelajaran rohani tentang siapa Allah itu: Tuhan yang adil, penuh belas kasihan, dan yang memanggil semua bangsa  untuk tunduk dan percaya kepada-Nya.

Carilah TUHAN, hai semua orang yang rendah hati di negeri, yang melakukan hukum-Nya.
Carilah keadilan, carilah kerendahan hati. 
Mungkin saja kamu akan terlindungi pada hari kemurkaan TUHAN.

Zefanya 2:3 (TB2-LAI)

Amin.

Komentar