Yesaya 14 Part 1 tentang "Kemenangan TUHAN, atas musuh-musuh-Nya" - Seri Nabi Besar by Febrian
09 Juli 2025
Yesaya 14 Part 1 tentang "Kemenangan TUHAN, atas musuh-musuh-Nya" - Seri Nabi Besar
Yesaya 14 <-- Klik untuk membaca seluruh pasal
Sebagaimana kita ketahui, bahwa dalam pasal tersebut terdapat 4 pokok pikiran besar, sbb:
- Yesaya 14:1 Pemulihan atas Israel oleh TUHAN yang penuh kasih setia.
- Yesaya 14:3 Kegembiraan kejayaan mereka yang meluap-luap atas Babel.
- Yesaya 14:24 Rencana TUHAN menentang Asyur.
- Yesaya 14:29 Palestina diancam.
Bagian 1 - Pemulihan atas Israel oleh TUHAN yang penuh kasih setia.
Pembuangan ke Babilonia — atau disebut juga Pembuangan ke Babel dalam Alkitab — merupakan salah satu peristiwa paling penting dan traumatis dalam sejarah bangsa Israel. Peristiwa ini terjadi pada tahun 586 SM, ketika Nebukadnezar II, raja Kekaisaran Babilonia, menyerbu Kerajaan Yehuda dan menghancurkan Bait Suci Salomo di Yerusalem. Ribuan penduduk Yehuda diangkut secara paksa ke tanah asing, mengawali masa pengasingan yang kelak disebut "diaspora Yahudi."
Setelah kematian Raja Salomo, Kerajaan Israel pecah menjadi dua bagian sekitar tahun 930 SM: yaitu Kerajaan Utara (Israel) dan Kerajaan Selatan (Yehuda). Raja Daud dan keturunannya memerintah Yehuda selama lebih dari 400 tahun. Namun karena ketidaksetiaan rohani dan pelanggaran hukum Taurat yang terus berulang, Yehuda mengalami kemerosotan moral, politik, dan spiritual.
Tuhan melalui para nabi seperti Yeremia dan Yesaya telah memperingatkan akan datangnya murka Allah jika bangsa itu tidak bertobat. Ketika peringatan tersebut diabaikan, Allah mengizinkan Babilonia menjadi alat penghakiman-Nya.
Penyerangan terakhir oleh Babilonia terjadi pada 586 SM. Kota Yerusalem dihancurkan, tembok kota diruntuhkan, dan Bait Allah dibakar habis. Sebagian besar penduduk yang tersisa dibawa ke pengasingan ke Babilonia, meninggalkan negeri yang sunyi dan tandus.
Pembuangan ini bukan hanya sekadar perpindahan geografis, tetapi guncangan spiritual dan identitas nasional bagi umat Israel.Para imam, nabi, dan ahli Taurat mulai membentuk bentuk ibadah dan komunitas di tanah asing, yang menjadi dasar Yudaisme pasca-Bait Suci.
Masa pembuangan menjadi momen refleksi dan pertobatan bagi bangsa Israel. Banyak kitab Alkitab — seperti Ratapan, Daniel, Yehezkiel, dan Mazmur tertentu — lahir dari konteks penderitaan dan pengharapan selama masa ini.
Peristiwa ini juga menandai dimulainya tradisi sinagoga sebagai pusat ibadah tanpa bait, serta munculnya pemahaman tentang pengharapan Mesias yang lebih kuat di tengah penderitaan nasional.
Pemulihan dan Kembali ke Tanah Perjanjian
Setelah kira-kira 70 tahun di pengasingan, bangsa Israel akhirnya diizinkan pulang oleh Raja Koresh dari Persia, yang menaklukkan Babilonia. Pemulangan ini diabadikan dalam kitab Ezra dan Nehemia, serta menandai pembangunan kembali Bait Allah yang dikenal sebagai Bait Kedua.
Pembuangan ke Babilonia bukan hanya tragedi, tetapi juga titik balik rohani yang membentuk karakter iman Israel, dan menjadi fondasi bagi pengharapan mesianik yang digenapi dalam Perjanjian Baru.
Ada hal yang unik dapat kita temui dalam pasal ini, yaitu Kejatuhan Babel sebagai personifikasi Gambaran Lucifer atau Setan yang jatuh karena kesombongannya.
Yesaya 14:12–15
"Wah, engkau sudah jatuh dari langit, hai Bintang Timur, putera Fajar, engkau sudah dipecahkan dan jatuh ke bumi, hai yang mengalahkan bangsa-bangsa!
Engkau yang tadinya berkata dalam hatimu: Aku hendak naik ke langit, aku hendak mendirikan takhtaku mengatasi bintang-bintang Allah, dan aku hendak duduk di atas bukit pertemuan, jauh di sebelah utara.
Aku hendak naik mengatasi ketinggian awan-awan, hendak menyamai Yang Mahatinggi!
Sebaliknya, ke dalam dunia orang mati engkau diturunkan, ke tempat yang paling dalam di liang kubur."
“Wah, engkau sudah jatuh dari langit, hai Bintang Timur, putera Fajar…” (Yesaya 14:12) sering dianggap sebagai referensi terhadap kejatuhan Iblis ke dalam dosa. Berikut penjelasan mendalam dan sejarah penafsirannya dari berbagai tokoh teolog.
1. Penerjemahan “Bintang Timur” menjadi “Lucifer”
Dalam bahasa Ibrani, frasa “Bintang Timur, putera Fajar” adalah Helel ben Shachar. Dalam terjemahan Latin Vulgata oleh Hieronymus, frasa ini menjadi Lucifer, yang berarti “pembawa cahaya.” Sejak itu, “Lucifer” secara luas dipahami sebagai nama pribadi untuk Iblis sebelum kejatuhannya.
Dalam Bahasa Ibrani:
אֵיךְ נָפַלְתָּ מִשָּׁמַיִם
הֵילֵל בֶּן-שָׁחַר
נִגְדַּעְתָּ לָאָרֶץ חוֹלֵשׁ עַל-גּוֹיִם׃
Transliterasi:
Helēl ben Shaḥar
("Bintang fajar, anak fajar")
Arti Ringkas:
"Wah, engkau telah jatuh dari langit,
Helel bin Syahar,
engkau telah ditebas dan jatuh ke bumi, hai yang mengalahkan bangsa-bangsa."
2. Pandangan Para Bapa Gereja
- Tertullian (160–220 M) adalah salah satu tokoh awal yang menghubungkan Yesaya 14:12–15 dengan kejatuhan makhluk surgawi, yaitu Iblis.
-
Origenes (185–254 M), dalam karyanya De Principiis,
membandingkan ayat ini dengan Lukas 10:18 “Lalu kata Yesus kepada mereka: "Aku melihat Iblis
jatuh seperti kilat dari langit. ”. Ia menegaskan bahwa ayat tersebut menggambarkan Iblis yang sebelumnya mulia dan penuh cahaya.
3. Pengaruh Alkitab Referensi Modern
Pada tahun 1909, Scofield Reference Bible memperkenalkan penafsiran eksplisit bahwa Lucifer adalah Iblis. Sejak saat itu, pandangan ini menyebar luas dalam khotbah dan teologi populer, meskipun banyak sarjana modern menyatakan bahwa konteks aslinya merujuk kepada Raja Babel.
4. Pandangan Teolog Reformasi
- Agustinus dari Hippo (354–430 M) berpendapat bahwa Iblis jatuh karena kehendak bebas dan kesombongan, meski ia tidak secara langsung mengutip Yesaya 14.
- Yohanes Calvin (1509–1564) justru menolak bahwa ayat ini menunjuk kepada Iblis. Dalam komentarnya atas Yesaya, ia menyatakan bahwa bagian ini berbicara tentang kesombongan raja Babel.
Walaupun konteks aslinya adalah nubuatan terhadap kejatuhan Raja Babel, banyak tradisi gereja, khususnya dari Bapa Gereja dan terjemahan Latin Vulgata, menafsirkan Yesaya 14:12–15 sebagai penggambaran alegoris tentang Iblis. Keangkuhan untuk “menyamai Yang Mahatinggi” dianggap sebagai inti dari dosa pertama dalam dunia roh.
Hai maut di manakah kemenanganmu? Hai maut, di manakah sengatmu?
1 Korintus 15:5
Amin.
Komentar
Posting Komentar