Yesaya 4 tentang Pemulihan TUHAN atas Sion Seri Nabi Besar by Febrian
27 Juni 2025
Yesaya 4 tentang Pemulihan TUHAN atas Sion Seri Nabi Besar
Pemulihan TUHAN atas Sion
Pada hari itu, tunas yang ditumbuhkan TUHAN akan menjadi indah dan mulia, dan hasil tanah menjadi kebanggaan dan kehormatan bagi orang Israel yang terluput.
Orang yang tertinggal di Sion dan yang tersisa di Yerusalem akan disebut kudus, yakni setiap orang yang tercatat untuk tetap hidup di Yerusalem.
Apabila TUHAN telah membersihkan kenajisan putri Sion dan menghapuskan segala noda darah Yerusalem dari tengah-tengahnya dengan semangat keadilan dan pemurnian, maka di atas seluruh wilayah Gunung Sion dan di atas setiap pertemuan raya di situ TUHAN akan menciptakan segumpal awan di waktu siang dan asap serta sinar dari api yang menyala-nyala di waktu malam. Sungguh akan ada suatu tudung di atas segala kemuliaan itu, sebagai pondok tempat bernaung di waktu siang terhadap panas terik dan sebagai perlindungan serta persembunyian terhadap angin ribut dan hujan.
Jika kita kembali sejenak mengingat ayat-ayat bacaan sebelumnya, maka kita ketahui betapa besar Allah Murka terhadap para pemimpin bangsa dan para perempuan di Sion. Kita juga melihat hukuman yang diberikan Allah bagi mereka begitu mengerikan.
Namun, dalam pasal 4, Allah menunjukkan tujuan-Nya melakukan itu semua, yaitu kehendak-Nya bahwa seluruh umat Israel yang terluput (yang disebut tunas yang ditumbuhkan TUHAN), akan dijadikan "Indah dan mulia", serta Allah menganugerahkan hasil tanah yang menjadi kebanggaan dan kehormatan.
Siapa mereka itu?
Firman Tuhan:
"Orang yang tertinggal di Sion dan yang tersisa di Yerusalem akan disebut kudus, yakni setiap orang yang tercatat untuk tetap hidup di Yerusalem."
(Yesaya 4:3 - TB)
1. Makna Teologis: Sisa Umat yang Kudus
Ayat ini berbicara tentang remnant atau “sisa” umat Allah yang selamat setelah penghukuman besar atas Yerusalem. Mereka disebut kudus karena telah dipisahkan untuk Allah dan akan menjadi inti dari umat yang baru, yang dipulihkan dan setia.
Konsep remnant menjadi kunci dalam teologi Yesaya—Allah tidak memusnahkan seluruh umat, tetapi memurnikan mereka dan mempertahankan segelintir yang hidup benar. Di sinilah kita melihat kasih karunia Allah yang tetap bekerja meski di tengah murka-Nya.
2. Konteks Historis
- 701 SM – Yerusalem dikepung Asyur namun gagal direbut, sebagian kecil umat tetap hidup (lih. Yesaya 37).
- 586 SM – Pembuangan ke Babel menghancurkan bangsa, namun masih ada sisa yang tertinggal dan yang dibuang ke Babel.
- 538 SM – Di bawah Edik Raja Koresh, sisa umat kembali ke Yerusalem dan membangun kembali Bait Allah (Ezra 1).
Orang-orang yang “tercatat untuk hidup” ini, bisa diartikan secara harfiah sebagai mereka yang kembali dari pembuangan, namun secara rohani juga menunjuk pada mereka yang tetap setia kepada Allah dalam segala keadaan.
3. Implikasi Rohani bagi Kita
Kita pun hidup di zaman penuh kegelapan dan kompromi. Namun Tuhan tetap menyisakan umat yang setia, yang mau hidup dalam kekudusan. Jika kita sungguh mengandalkan Tuhan dan menjaga hati kita murni, kita termasuk dalam “yang tertinggal di Sion”—yakni umat yang akan Allah pulihkan dan sebut kudus.
4. Penggenapan dalam Perjanjian Baru
Rasul Paulus mengutip konsep remnant dalam Roma 11:5, bahwa ada “sisa yang dipilih karena kasih karunia”. Dalam Kristus, umat Allah yang sejati bukan hanya bangsa Israel jasmani, tetapi semua orang yang percaya, yang namanya tertulis dalam Kitab Kehidupan (Filipi 4:3, Wahyu 3:5).
Aku akan memulihkan keadaanmu seperti dahulu kala,
dan membangunkan engkau kembali seperti pada mulanya,
dan engkau akan disebut: Kota keadilan,
Kota yang setia.
Yesaya 1:26
Amin.
Komentar
Posting Komentar