Yesaya 1:2-31 - Murka Tuhan Atas Yehuda dan Yerusalem - seri Nabi Besar by Febrian

24 Juni 2025

Yesaya 1:2-31 - Murka Tuhan Atas Yehuda dan Yerusalem  - seri Nabi Besar

Shaloom Bapak Ibu Saudara/i yang terkasih dalam Kristus Yesus, hari ini kita akan mempelajari mengenai Murka TUHAN yang ditujukan-Nya kepada bangsa kesayangan yaitu Yehuda yang telah berkhianat kepada-Nya. 
Kiranya kita diberi hikmat dan pengertian oleh TUHAN, Allah kita dalam memahami pembacaan firman-Nya kali ini. Tuhan Yesus memberkati.

PASAL 1-39 - BAGIAN PERTAMA

PASAL 1-12 NUBUAT TENTANG YEHUDA DAN YERUSALEM

Yesaya 1:2-31

Dakwaan terhadap Israel 

Dengarlah, hai langit, dan 
pasanglah telinga, hai bumi, 
sebab TUHAN berfirman, 
"Aku membesarkan anak-anak 
dan mengasuhnya, 
tetapi mereka memberontak 
terhadap Aku. 
Lembu mengetahui pemiliknya, 
tetapi Israel tidak; 
keledai mengenal palungan tuannya, 
tetapi umat-Ku tidak." 
Sungguh celaka bangsa yang berdosa, 
umat yang sarat dengan kesalahan, 
keturunan orang yang jahat-jahat, 
orang-orang yang berlaku busuk! 
Mereka meninggalkan TUHAN, 
menista Yang Maha Kudus, Allah Israel, 
dan berpaling membelakangi Dia. 
Mengapa kamu mau dipukul lagi, 
kamu yang semakin murtad? 
Seluruh kepala sakit dan 
seluruh hati lemah lesu. 
Dari telapak kaki sampai kepala 
tidak ada yang sehat: 
bengkak dan bilur serta luka baru, 
tidak dibersihkan atau 
dibalut atau dioleskan minyak. 
Negerimu menjadi sunyi sepi, 
kota-kotamu habis terbakar. 
Di depan matamu orang asing 
menjarah tanahmu, sunyi sepi, 
dijungkirbalikkan orang asing. 
Putri Sion tertinggal sendirian 
seperti pondok di kebun anggur, 
seperti dangau di kebun mentimun,
Seperti kota yang terkepung.
Seandainya TUHAN Semesta Alam
tidak meninggalkan pada kita
Sedikit orang yang selamat, 
kita sudah menjadi seperti Sodom 
dan menjadi sama seperti Gomora.

Ibadah yang sejati

Dengarlah firman TUHAN, 
hai pemimpin-pemimpin Sodom!
Pasanglah telinga pada 
pengajaran Allah kita, 
hai rakyat Gomora!
"Apa gunanya bagi-Ku kurbanmu 
yang banyak-banyak?" 
Firman TUHAN; "Aku sudah jemu 
dengan kurban-kurban bakaran 
berupa Domba jantan 
dan lemak anak lembu 
dan anak kambing domba jantan 
tidak kusukai.
Ketika kamu datang di hadirat-Ku, 
siapakah yang menuntut itu darimu, 
sehingga kamu menginjak-injak 
pelataran Bait-Ku?
Jangan lagi membawa 
persembahan yang sia-sia, 
persembahan dupa adalah 
hal yang menjijikkan bagi-Ku.
Perayaan bulan baru dan Sabat 
atau pertemuan-pertemuan - 
Aku tidak tahan melihat 
perkumpulan raya disertai kejahatan. 
Perayaan bulan baru 
dan hari-hari rayamu Aku benci. 
Semua itu menjadi beban bagi-Ku, 
Aku sudah lelah menanggungnya.
Ketika kamu menadahkan tanganmu, 
Aku akan menutup mata-Ku terhadap kamu; 
bahkan sekalipun kamu berkali-kali berdoa,
Aku tidak akan mendengarkannya, 
sebab tanganmu penuh dengan darah.
Basuhlah, bersihkanlah dirimu, 
jauhkanlah perbuatan-perbuatanmu 
yang Jahat dari depan mata-Ku. 
Berhentilah berbuat jahat, 
belajarlah berbuat baik; 
usahakanlah keadilan, 
kendalikanlah orang kejam; 
belalah hak Anak-anak yatim, 
perjuangkanlah perkara janda-janda!
Marilah, baiklah kita beperkara!
- firman TUHAN - 
Sekalipun dosamu merah 
seperti kirmizi, akan menjadi putih 
seperti salju; sekalipun berwarna merah 
seperti kesumba, akan menjadi 
putih seperti bulu domba.
Jika kamu mau taat, 
kamu akan memakan hasil baik dari negeri ini.
Namun, jika kamu melawan dan memberontak, 
kamu akan dimakan oleh pedang."
Sungguh, TUHAN yang mengucapkannya.

Hukuman atas Yerusalem

Aduh, Kota yang dahulu setia 
sekarang sudah menjadi pelacur! 
Tadinya penuh keadilan, 
kebenaran berdiam di dalamnya, 
tetapi sekarang penuh pembunuh.
Perakmu telah menjadi kotoran logam 
dan arakmu bercampur air. 
Para pemimpin mu adalah pemberontak 
dan bersekongkol dengan pencuri. 
Semuanya suka menerima 
suap dan mengejar sogok.
Mereka tidak membela hak anak-anak yatim, 
dan perkara janda-janda tidak sampai kepada mereka. 
Sebab itu, demikianlah firman Tuhan, 
TUHAN Semesta Alam, 
Yang Maha Kuat, Allah Israel, 
"Awas, Aku akan melampiaskan murka-Ku 
kepada para lawan-Ku, dan melakukan pembalasan 
kepada para musuh-Ku:
Aku akan memurnikan perakmu, 
dan akan menyingkirkan 
segala kotoran darimu.
Aku akan mengembalikan 
para hakimmu seperti dahulu, 
dan para penasihatmu seperti semula.
Sesudah itu, engkau akan 
disebut kota keadilan, Kota yang setia."
Sion akan dibebaskan melalui keadilan 
dan orang-orangnya yang 
bertobat melalui kebenaran.
Namun, orang yang memberontak 
dan orang berdosa akan dihancurkan bersama, 
orang yang meninggalkan TUHAN 
akan habis lenyap.
Sungguh, kamu akan mendapat malu 
karena pohon-pohon tarbantin 
yang kamu dambakan; 
dan kamu akan mendapat cela 
karena taman-taman yang kamu pilih. 
Sebab kamu akan seperti 
pohon tarbantin yang daunnya layu, 
dan seperti Taman tanpa air.
Yang kuat menjadi seperti rumput kering, 
pekerjaannya menjadi seperti bunga api; 
keduanya akan terbakar bersama 
dan tidak ada yang dapat memadamkannya.

Semua murka Allah seperti yang di-Nubuatkan oleh Nabi Yesaya tersebut, ditujukan kepada bangsa kesayangan Allah yaitu bangsa Yehuda dan Yerusalem.  

Mari kita pahami dulu seperti apa perbuatan dari Raja-raja yang disebut dalam Yesaya 1:1, yaitu:

1. Uzia

Uzia menjadi raja pada usia 16 tahun dan memerintah selama 52 tahun di Yerusalem. Ia melakukan apa yang benar di mata TUHAN, terutama pada masa hidup Imam Zakharia yang mengajarinya takut akan Allah. 

Selama ia mencari TUHAN, Allah membuatnya berhasil. Namun, di masa tuanya, hatinya menjadi sombong dan kelewat batas. Ia melanggar hukum TUHAN dengan memasuki Bait Suci dan membakar cukupan — tugas yang hanya boleh dilakukan oleh imam. 

Karena kesombongannya, TUHAN menghukumnya dengan penyakit kusta sampai hari kematiannya. Uzia setia di awal, tetapi jatuh karena kesombongan di akhir hidupnya.

2. Yotam

Yotam naik takhta pada usia 25 tahun dan memerintah selama 16 tahun di Yerusalem. Ia “melakukan apa yang benar di mata TUHAN, sesuai dengan apa yang telah dilakukan ayahnya Uzia” (2 Raja 15:34). Sepanjang hidupnya, Yotam setia membangun pertahanan kota—termasuk merekonstruksi Pintu Tinggi Bait TUHAN—dan tidak memasuki ruang ibadah imam, sehingga ia tidak jatuh pada pelanggaran yang dilakukan Uzia.

Namun, terdapat satu kelemahan penting: “mezbah-­mezbah di dataran tinggi itu tidak dihapuskan; rakyat masih mempersembahkan korban dan membakar dupa di sana” (2 Raja 15:35). Dengan kata lain, meski Yotam pribadi tidak ikut menyembah di mezbah tinggi, ia tidak memiliki otoritas atau kemauan untuk meniadakannya, sehingga praktik penyembahan di luar Bait Suci tetap berlanjut.

Catatan ini menunjukkan bahwa kesalahan Yotam bukan berupa penyembahan berhala langsung, melainkan kegagalannya dalam reformasi ibadah secara menyeluruh—sebuah dosa kelalaian yang berdampak pada kerohanian rakyatnya. Penyebutan namanya dalam Yesaya 1:1 lebih bersifat kronologis, menandai periode nabi Yesaya, bukan penilaian moral bahwa Yotam sama jahatnya dengan raja-raja yang aktif berbuat dosa.

3. Ahas

Ahas adalah anak Yotam, tetapi sangat berbeda dari ayahnya. Ia melakukan apa yang jahat di mata TUHAN, bahkan mempersembahkan anak-anaknya dalam api kepada dewa-dewa kafir. Ia membangun mezbah asing dan merusak ibadah di Bait Allah. Dalam ketakutan menghadapi musuh, ia mencari pertolongan dari Asyur dan bukan dari TUHAN. Ia tidak bertobat sampai akhir hidupnya. Ahas adalah raja yang jahat sejak awal dan tidak pernah kembali kepada TUHAN.

Raja Hizkia: Kesetiaan, Keberhasilan, dan Kelemahan

4. Hizkia

Hizkia naik takhta pada usia 25 tahun dan memerintah 29 tahun di Yerusalem. Ia adalah salah satu raja terbesar dalam sejarah Yehuda karena kesetiaannya kepada TUHAN. Ia melakukan pembaruan keagamaan besar-besaran: menghancurkan mezbah-mezbah berhala, memusnahkan tiang-tiang berhala, bahkan menghancurkan ular tembaga yang dibuat Musa karena bangsa Israel telah menyembahnya. Alkitab mencatat, “Ia percaya kepada TUHAN, Allah Israel; sesudah dia tidak ada lagi orang seperti dia di antara semua raja Yehuda” (2 Raja 18:5).

Dalam menghadapi ancaman dari Asyur, Hizkia tidak bersandar pada kekuatan militer atau persekutuan asing, melainkan mencari pertolongan TUHAN dengan doa dan kepercayaan penuh. TUHAN membela Yerusalem dengan cara yang ajaib—mengutus malaikat-Nya membinasakan 185.000 tentara Asyur dalam semalam (2 Raja 19:35).

Ketika Hizkia jatuh sakit dan hampir mati, ia berdoa dengan sungguh-sungguh. TUHAN mendengar doanya dan memperpanjang hidupnya 15 tahun, disertai tanda ajaib: bayangan matahari mundur sepuluh langkah di tangga Ahas (Yesaya 38). Namun dalam masa tambahan itu, Hizkia menunjukkan kelemahannya. Ia menyambut utusan dari Babel dan memamerkan seluruh harta bendaraannya. Nabi Yesaya menegur tindakannya itu sebagai tindakan bodoh dan sombong, karena akan menyebabkan semuanya dirampas di masa depan oleh Babel (Yesaya 39:5–7).

Masa tambahan hidup Hizkia itu juga melahirkan anaknya, Manasye. Sayangnya, tidak ada catatan bahwa Hizkia mendidik Manasye dalam takut akan TUHAN. Ketika Hizkia wafat dan Manasye menggantikannya, anak ini menjadi salah satu raja paling jahat dalam sejarah Yehuda. Ia mendirikan kembali mezbah-mezbah berhala yang telah dihancurkan ayahnya dan bahkan mempersembahkan anaknya sendiri dalam api. Ini menunjukkan bahwa meskipun Hizkia setia secara pribadi, ia mungkin gagal mempersiapkan generasi selanjutnya untuk berjalan dalam kesetiaan yang sama.

Dengan demikian, Hizkia adalah contoh pemimpin yang saleh dan penuh iman, namun juga manusia biasa yang memiliki kelemahan dalam hal kesombongan dan tanggung jawab pengasuhan rohani. Kisahnya mengajarkan pentingnya bukan hanya memulai dan berjalan dengan baik dalam iman, tetapi juga mengakhiri dengan bijaksana dan mewariskan iman kepada generasi berikutnya.


Komentar