Mazmur 130, tentang "Pengharapan akan Pengampunan Tuhan" Seri Mazmur by Febrian
31 Mei 2025
image by Freepik.com
Mazmur 130, tentang "Pengharapan akan Pengampunan Tuhan" Seri Mazmur
Shaloom, Bapak Ibu Saudara/i yang terkasih dalam Kristus Yesus. Dalam Kesempatan ini kita akan merenungkan bersama mengenai pengharapan kepada TUHAN, agar memberikan pengampunan. Semoga kita semua bisa mendapat berkat dari firman Tuhan tersebut.
Tuhan Yesus memberkati.
Mazmur 130
Nyanyian ziarah,
aku berseru kepada-Mu, ya TUHAN!
kepada suara permohonanku
dan aku mengharapkan firman-Nya.
Berharaplah pada TUHAN, hai Israel!
Mazmur tersbut adalah nyanyian ziarah, yaitu sebuah doa yang dipanjatkan pemazmur pada saat mereka melakukan kegiatan ziarah ke Yerusalem. Mazmur ini lahir dari hati yang merasa tertekan, namun masih memiliki secercah harapan, yaitu belas kasihan Allah.
Pemazmur berseru dari "jurang yang dalam," yang menggambarkan betapa beratnya beban dosa dan kesalahan yang dideritanya. Namun, di tengah keputusasaan itu, ia masih menemukan suatu kebenaran kekal, yaitu pengharapan pada pengampunan Tuhan. Hanya pada-Nya lah sumber harapan satu-satunya.
1. Seruan dari Jurang yang Dalam (Ay. 1-2)
Pemazmur memulai dengan ratapan: "Dari jurang yang dalam aku berseru kepada-Mu, ya TUHAN!"
'Jurang' yang dimaksud di atas, mungkin adalah:
- Dosa yang menghancurkan,
- Penderitaan yang tak berujung, atau
- Rasa keterasingan dari Tuhan.
Akan tetapi, pemazmur tidak mau berdiam dalam 'jurang' tersebut. Ia berseru-seru memanggil Nama TUHAN, Allah, Sang Penolong yang sejati, karena hanya Tuhan saja lah Pribadi yang tidak pernah mengabaikan teriakan umat-Nya:
"Tuhan, dengarkanlah suarakul Kiranya telinga-Mu menaruh perhatian kepada suara permohonanku"
2. Dosa vs. Pengampunan (Ay. 3-4)
Pemazmur menyadari, bahwa "Jika Engkau mengingat-ingat kesalahan, Tuhan, siapakah yang dapat bertahan?"
Siapa yang dapat berdiri di hadapan TUHAN, jika Ia mengingat-ingat dan menimbang dosa-dosa yang sudah diperbuat?
Akan tetapi, Allah itu besar kasih setianya dan panjang sabar, "Tetapi, pada-Mu ada pengampunan supaya orang takut akan Engkau"! Hendaknya setiap orang yang menderita, memiliki iman dan pengharapan, bahwa ada pengampunan dari-Nya.
3. Menanti-nantikan Tuhan (Ay. 5-6)
Pemazmur menggambarkan pengharapannya: "Aku menanti-nantikan TUHAN, jiwaku menanti-nanti, dan aku mengharapkan firman-Nya. Jiwaku mengharapkan Tuhan lebih daripada pengawal mengharapkan pagi, daripada pengawal mengharapkan pagi."
Dalam kegelapan malam, seorang pengawal kota, selalu dalam keadaan "alert", dan "steady", menghadapi segala kemungkinan adanya penyerangan dari musuh. Ketegangan menghadapi situasi ketidakpastian dalam kehidupan ini, membuat setiap orang selalu mengharapkan "pagi", yang adalah seberkas sinar mentari pagi yang membuat kita bisa melihat segala sesuatu dengan jelas, sehingga tidak ada musuh yang berani mendekat di bawah sinar matahari yang terang benderang.
Musuh kita seringkali tidak terlihat, tetapi semuanya tetap kelihatan jelas bagi Allah. Jadi kita sangat perlu perlindungan dari Allah yang akan menghalau segala serangan iblis, bahkan yang tidak terlihat oleh kita sekalipun. Allah adalah kota benteng pertahanan kita yang paling ampuh.
4. Seruan untuk Berharap (Ay. 7-8)
Pemazmur mengajak seluruh Israel untuk berharap hanya pada Tuhan: "Berharaplah pada TUHAN, hai Israel! Sebab pada TUHAN ada kasih setia, dan banyak sekali pembebasa dilakukan-Nya. Dialah yang akan membebaskan Israel dari segala kesalahannya.".
Demikianlah Mazmur 130 ini, mengajar kita semua untuk:
- Berseru kepada Tuhan dalam kesesakan kita.
- Percaya pada pengampunan-Nya.
- Tetap berharap akan pertolongan-Nya.
Sebab Engkaulah harapanku, ya Tuhan, kepercayaanku sejak masa muda, ya ALLAH.
Mazmur 71:5
Amin.
Komentar
Posting Komentar