Mazmur 127 tentang "Berkat TUHAN atas rumah tangga" Seri Mazmur by Febrian

26 Mei 2025

Lifestyle: christian families photo created by freepik - www.freepik.com

Mazmur 127 tentang "Berkat TUHAN atas rumah tangga" Seri Mazmur

Shaloom Bapak Ibu Saudara/i yang terkasih dalam Kristus Yesus. Dalam Kesempatan ini kita akan merenungkan bersama mengenai berkat TUHAN atas rumah tangga. Semoga kita semua bisa mendapat berkat dari firman Tuhan tersebut. 

Kiranya Tuhan Yesus memberkati.

Mazmur 127:1-5 [TB2-LAII]

Berkat TUHAN atas rumah tangga 

Nyanyian ziarah Salomo. 

1 Jikalau bukan TUHAN yang membangun rumah, 
sia-sialah jerih payah orang yang membangunnya; 
jikalau bukan TUHAN yang mengawal kota, 
sia-sialah pengawal berjaga-jaga. 
2 Sia-sialah kamu bangun pagi-pagi 
dan baru beristirahat sesudah larut malam, 
untuk mencari nafkah dengan jerih payah,  
sebab kepada yang dicintai-Nya 
TUHAN memberi pada waktu tidur.
3 Sesungguhnya, anak-anak adalah milik pusaka TUHAN, 
dan buah kandungan adalah upah. 
4 Seperti anak-anak panah di tangan pejuang, 
demikianlah anak-anak lelaki dari masa muda 
5 Berbahagialah orang yang telah membuat penuh 
tabung panahnya dengan mereka. 
Ia tidak akan dipermalukan, 
ketika menghadapi musuh-musuhnya di pintu gerbang.

Salomo adalah pangeran putra Mahkota dari raja Daud. Ia memiliki hikmat yang melebihi orang-orang seangkatannya. Melalui Salomo TUHAN mengajar kita mengenai  makna sesungguhnya dari suatu keluarga. 

TUHAN memberi tahu bahwa keluarga itu memiliki ancaman dari luar dan dalam, sehingga memerlukan penjagaan dan pemeliharaan yang luar biasa hebat. 

Seorang Pria atau Wanita menjelang dewasa atau sudah dewasa, wajib dengan sadar menyerahkan masa depannya kepada TUHAN, agar diperkenalkan-Nya dengan teman hidup yang akan mendampingi seumur hidupnya. Pasangan hidupnya itu sesungguhnya adalah tubuhnya sendiri yang terpisah oleh kelahiran, bisa jadi berbeda lokasi, suku, agama dan ras. 

Demikianlah firman TUHAN:

Kejadian 1:15-25 [TB2-LAI]

TUHAN Allah mengambil manusia itu dan menempatkannya di Taman Eden untuk mengerjakan dan memelihara taman itu 

Lalu TUHAN Allah memberi perintah ke. pada manusia, firman-Nya, 

"Buah dari semua pohon dalam taman ini boleh kaumakan dengan bebas, tetapi buah dari pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat jangan kaumakan, sebab pada saat engkau memakannya, engkau pasti mati,

TUHAN Allah berfirman, 

"Tidak baik ka lau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan baginya penolong yang sepadan dengan dia.

Lalu TUHAN Allah membentuk dari tanah segala binatang liar dan segala burung di udara. Semuanya dibawa kepada manusia itu untuk melihat, bagaimana ia menamainya. Sama seperti nama yang diberikan manusia itu kepada setiap maknluk hidup, begitulah namanya. Manusia itu memberi nama kepada segala ternak, kepada burung di udara, dan kepada segala binatang liar, tetapi baginya tidak didapati penolong yang sepadan dengan dia

Lalu TUHAN Allah membuat manusia itu tidur nyenyak. Ketika ia tidur, TUHAN Allah mengambil salah satu rusuk darinya, lalu menutup tempat rusuk itu dengan daging. TUHAN Allah membentuk rusuk yang diambil-Nya dari manusia itu menjadi seorang perempuan, lalu membawa dia kepada manusia itu. 

Lalu berkatalah manusia itu, 

"Inilah dia, tulang dari tulangku dan daging dari dagingku! Ia akan dinamai perempuan. sebab ia diambi dari laki-laki.

Sebab itu. seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan istrinya, sehingga keduanya menjadi satu daging

Mereka keduanya telanjang, manusia itu dan istrinya te tapi mereka tidak merasa malu.

Jadi telah jelas:

  1. Inisiatif mendirikan suatu keluarga, datang dari Allah, bukan dari manusia. Artinya, jika inisiatif itu datangnya dari Allah, maka Ia pasti telah mempersiapkan segala-galanya bagi manusia itu. Allah yang berinisiatif, Ia juga yang pasti telah "menyimpan" dan akan "menyatakan" pasangan hidup orang itu.
  2. Seorang laki-laki diberi kesempatan oleh Allah untuk mencari terlebih dahulu pasangan hidupnya. Sehingga pada saat pasangannya itu dipertemukan dengannya, ia sadar bahwa itulah bagian dari tubuhnya yang telah didapatkannya kembali.
  3. Sesuai rancangan awal Allah itu, maka seseorang yang disebut "Perempuan" itu diambil dari laki-laki. Ia diambil dari tulang rusuk, bukan dari tulang pelipis, atau dari tulang kaki, yaitu tulang yang melindungi segala organ-organ vital seseorang, yaitu jantung, paru-paru, liver, usus dsb. Demikian seorang perempuan bukan menjadi kepala, bukan menjadi hamba, ia adalah penopang yang melindungi suaminya.
  4. Kata עֵזֶר (ʿēzer) berarti penolong. Kata ini tidak menunjuk pada pembantu atau pihak yang lebih rendah, melainkan penolong yang kuat dan penting, bahkan dalam banyak bagian Alkitab digunakan untuk menyebut Allah sebagai penolong manusia (misalnya dalam Mazmur 121:1–2). Dalam konteks Kejadian 2:18, ʿēzer menggambarkan peran perempuan sebagai mitra sejati yang menolong, bukan dalam posisi inferior, tetapi sejajar dan vital.
  5. Kata כְּנֶגְדּוֹ (kenegdō) secara harfiah berarti yang sepadan dengannya atau yang berhadapan dengannya. Kata ini menunjukkan seseorang yang setara, berada “di hadapan” atau “berseberangan” secara sejajar — bukan lebih tinggi atau lebih rendah, melainkan saling melengkapi. Ini menggambarkan bahwa perempuan diciptakan sebagai mitra sejajar, mampu berdiri “mata ke mata” dengan laki-laki, dalam hubungan yang setara dan harmonis.
  6. Suami dan istri akan menjadi satu daging dalam pernikahan kudus. Pengertian satu daging di sini adalah bahwa Allah menempatkan Penolong yang Sepadan, masuk ke dalam kehidupan seorang Laki-laki, dan menjadi satu dengannya. Seorang istri mempunyai tugas yang sangat penting dalam keluarga. Ia menjadi penopang dan tulang punggung yang kuat, bagi suami dan keluarganya. Jadi setiap perempuan, wajib menyadari peranannya tersebut di dalam suatu keluarga, bahwa Tuhan menciptakannya, sebagai "penyempurna" bagi kehidupan seorang laki-laki.
  7. Dalam konteks dipersatukan menjadi satu daging, juga adalah fungsi menjadi keluarga yang menghasilkan keturunan. Dikatakan oleh firman TUHAN di atas, bahwa seorang anak laki-laki adalah milik pusaka Allah, dan buah kandungan adalah upah. Artinya, suatu keluarga yang dipersatukan dalam pernikahan Kudus dari Allah, akan mendapatkan milik pusaka Allah dan upah-Nya. Anak-anak mereka akan menjadi pahlawan di tangan Allah. Menjadi "anak panah" yang melesat mengenai sasarannya yang dituju Allah. Semua anak-anak yang dikaruniakan bagi suatu keluarga, sesungguhnya adalah milik Allah yang dititipkan bagi keluarga itu, untuk dipelihara dan disayangi. Mereka akan belajar menjadi penerus mereka yang juga akan mendirikan suatu keluarga lagi di kemudian hari. Artinya jangan mengajarkan hal buruk bagi mereka, melainkan perkenalkan mereka pada Allah dan rancangan-Nya dalam kehidupan mereka.
  8. Adam dan Hawa awalnya diciptakan dan ditempatkan di Taman Eden tidak memakai pakaian. Mereka diciptakan untuk tidak mengalami kedinginan, kepanasan, kesusahan. Udara dan sinar matahari yang mereka rasakan, juga adalah udara yang tidak berbahaya. Bahkan ada penelitian bahwa rumput alami yang berada di padang rumput memiliki listrik yang bisa mengalir ke dalam tubuh orang yang berjalan-jalan di atas rumput itu. Artinya mereka menyatu dengan alam sekitarnya. Taman Eden yang dibuat Tuhan sendiri, adalah rumah yang nyaman bagi mereka. Adam dan Hawa tidak merasa memerlukan apapun, mengingat makanan mereka pun berada di sekitar mereka. Mereka tinggal memetik dan memakannya. Demikianlah rancangan Allah bagi manusia pada mulanya. Jadi sesungguhnya, Allah ingin mengembalikan kita kepada rancangan-Nya yang semula itu, artinya adalah mengembalikan kita kepada kehidupan tanpa kesusahan, mencari makan, mencari uang, mencari segala sesuatu yang diinginkan. Sehingga, tidak ada keinginan jahat, yang ada hanya berjumpa dengan Allah, berbincang dengan-Nya yang memuji Nama-Nya. Itulah rancangan Allah yang semula.
  9. Adam dan Hawa diciptakan telanjang, mengandung pengertian juga bahwa mereka tidak memiliki rahasia satu sama lainnya. Suami dan Istri dipertemukan Allah dan dipersatukan dalam pernikahan kudus, dengan janji bahwa mereka akan hidup bersama dalam susah dan sukar. Jika di antara mereka memiliki suatu keinginan atau kehendak yang tidak diceritakan kepada pasangannya, apalagi berusaha dicapai sendiri dengan tidak melibatkan pasangannya, maka itu bisa saja berbuahkan dosa. Rahasia berawal dari kehendak yang tidak mau diketahui pasangannya. Mengapa tidak ingin diketahui? Itu pasti kehendak yang tidak benar. Kehendak untuk memuaskan hawa nafsu pribadinya sendiri, bukan untuk kepentingan bersama. Itulah pintu masuk yang dibuat iblis sang ular tua, waktu menipu Hawa dengan mengatakan bahwa "kamu akan menjadi seperti Allah". הכִּ֚י יֹדֵ֣עַ אֱלֹהִ֔ים כִּ֗י בְּיוֹם֙ אֲכָלְכֶ֣ם מִמֶּ֔נּוּ וְנִפְקְח֖וּ עֵֽינֵיכֶ֑ם וִֽהְיִיתֶם֙ כֵּֽאלֹהִ֔ים יֹֽדְעֵ֖י ט֥וֹב וָרָֽע: Hawa tertarik waktu dikatakan ular, bahwa Ia bisa mempunyai kapabilitas seperti Allah. Bisa mengetahui hal yang baik dan hal yang buruk. Berarti selama ini mereka hanya tahu apa yang dikatakan oleh Allah. Berarti yang membuat seseorang itu tidak bisa berdosa, adalah di kala suara yang mau didengarnya hanyalah perkataan Allah saja. Sebuah keluarga yang "telanjang" adalah keluarga yang hanya mendengar apa yang Tuhan firmankan. Mereka mengambil keputusan dan mencari segala kehendak, hanya pada firman Tuhan saja. Itulah yang mempersatukan suatu keluarga di dalam Tuhan.
Kesimpulan dari seluruh Mazmur 127 di atas, adalah bahwa suatu keluarga yang didirikan oleh Allah dan setia tinggal di dalam-Nya saja lah, yang akan mampu bertahan hingga TUHAN memanggil. Keluarga yang menyerahkan seluruh keputusan di dalam Tuhan saja, itulah yang berkenan kepada-Nya. Segala kehendak, segala keinginan, segala rencana harus diletakkan di depan kaki Salib Kristus.

    Hai Istri-istri, tunduklah kepada suamimu, sebagaimana seharusnya di dalam Tuhan. Hai Suami-suami, kasihilah istrimu dan janganlah berlaku kasar terhadap dia. Hai Anak-anak, taatilah orang tuamu dalam segala hal, karena itulah yang berkenan kepada Tuhan. Hai Bapak-bapak, janganlah sakiti hati anakmu, supaya jangan tawar hatinya.

    Kolose 4:18-21
    Amin.

    Komentar

    Postingan Populer