Mazmur 124 tentang "Pujian bagi Penolong Israel" Seri Mazmur by Febrian

22 Mei 2025



Image by J F from Pixabay

Mazmur 124 tentang "Pujian bagi Penolong Israel" Seri Mazmur

Shaloom Bapak Ibu Saudara/i yang terkasih dalam Kristus Yesus. Dalam Kesempatan ini kita akan merenungkan bersama mengenai Allah yang dipuji-puji sebagai Sang Penolong bagi Israel. Kita adalah Israel rohani yang juga ditolong oleh Allah. Kiranya Tuhan Yesus memberikan hikmat dan pengertian-Nya bagi kita semua untuk dapat memahami firman Tuhan tersebut.
Tuhan Yesus memberkati.

Mazmur 124:1-8

Nyanyian ziarah Daud. 

1 Sekiranya bukan TUHAN yang di pihak kita,
- hendaklah Israel berkata demikian sekiranya bukan TUHAN yang di 
2 pihak kita, ketika manusia bangkit melawan kita, 
3 pasti mereka telah menelan kita hidup-hidup, 
ketika amarah mereka bangkit terhadap kita; 
4 pasti air telah menghanyutkan kita, banjir telah menenggelamkan kita,
5 pasti banjir telah menenggelamkan kita, air yang meluap-luap itu.
6 Terpujilah TUHAN yang tidak menyerahkan kita menjadi mangsa bagi gigi mereka! 
7 Nyawa kita terluput seperti burung dari jerat penangkap burung: jerat itu telah putus, dan kita pun terluput!
8 Pertolongan kita dalam nama TUHAN, yang menjadikan langit dan bumi.

Daud mengajak seluruh Israel untuk mengingat satu kebenaran yang mendalam: jika bukan TUHAN yang memihak kepada kita, kita tidak akan pernah bisa bertahan. Ini bukan sekadar ungkapan puitis, melainkan kesaksian iman yang lahir dari pengalaman nyata akan pertolongan Allah dalam menghadapi musuh dan bahaya.

Daud memulai dengan kalimat yang menggugah: "Sekiranya bukan TUHAN yang di pihak kita..." Kalimat ini diulang dua kali, seolah menegaskan betapa mustahilnya keselamatan tanpa kehadiran Allah. Ia mengingatkan bahwa musuh bisa saja "menelan kita hidup-hidup", dan bencana seperti air bah bisa saja “menghanyutkan” dan “menenggelamkan” kita. Gambarannya sangat dramatis—seperti burung kecil yang tertangkap jerat, atau bangsa yang hampir punah.

Namun, di tengah ancaman itu, Daud tidak berhenti dalam ketakutan. Ia memimpin umat untuk menaikkan pujian syukur kepada Allah: "Terpujilah TUHAN yang tidak menyerahkan kita menjadi mangsa!" Dia menggambarkan pembebasan itu seperti burung yang lolos karena jerat telah putus—itulah karya pembebasan ilahi, tak terduga namun penuh kuasa.

Mazmur ini mengajak kita untuk melihat kembali seluruh perjalanan hidup kita dan mengakui: jika bukan karena pertolongan Tuhan, mungkin kita tidak akan berdiri hari ini. Mungkin kita telah tenggelam dalam kekhawatiran, ditelan oleh dosa, atau terjerat dalam penderitaan. Namun kasih setia-Nya memutus jerat itu.

Mari renungkan kembali momen-momen dalam hidup kita ketika Tuhan menyelamatkan, membuka jalan, atau memberikan kelepasan di saat yang mustahil.

Ucapkanlah syukur bukan hanya atas kemenangan besar, tapi juga atas pelarian kecil yang sering kita anggap biasa.

Jadikan Tuhan sebagai sumber utama pertolongan, bukan cadangan terakhir.

Pertolongan kita adalah dalam nama TUHAN, yang menjadikan langit dan bumi. 

Mazmur 124:8

Amin. 

Komentar

Postingan Populer