Mazmur 121 Part 2 tentang "Allah yang memelihara dan meneguhkan orang percaya" Seri Mazmur by Febrian

19 Mei 2025

Mazmur 121 Part 2 tentang "Allah yang memelihara dan meneguhkan orang percaya" Seri Mazmur 

Shaloom Bapak Ibu Saudara/i yang terkasih dalam Kristus Yesus. Dalam Kesempatan ini kita akan merenungkan bersama mengenai Tuhan yang memberi tugas, namun tetap memelihara dan meneguhkan orang yang percaya. Semoga kita semua bisa mendapat berkat dari firman Tuhan tersebut. 

Tuhan Yesus memberkati.

Mazmur 121:1-8

Penjaga Israel 

Nyanyian ziarah. 

Aku melayangkan mataku ke gunung- gunung: 
dari manakah akan datang pertolonganku? 
2 Pertolonganku ialah dari TUHAN, 
yang menjadikan langit dan bumi. 
3 Ia takkan membiarkan kakimu goyah, 
Penjagamu tidak akan terlelap 
Sesungguhnya tidak terlelap dan tidak tertidur 
Penjaga Israel 
5 TUHANlah Penjagamu, 
TUHANlah naunganmu di sebelah tangan kananmu 
6 Matahari tidak akan menyakiti engkau pada waktu siang, 
atau bulan pada waktu malam. 
7 TUHAN akan menjaga engkau terhadap segala bahaya; 
Ia akan menjaga nyawamu. 
8 TUHAN akan menjaga keluar masukmu, 
dari sekarang sampai selama-lamanya.

Firman Tuhan dalam ayat bacaan di atas, merupakan doa dari pemazmur yang sepertinya merupakan lanjutan dari doanya yang dipanjatkan dalam bentuk Mazmur 120. Mazmur ini sangat banyak dijadikan lagu pujian dengan berbagai versi. Semoga renungan ini menjadi berkat buat kita semua.

Di tulis dalam ayat-ayat bacaan di atas, Pemazmur merasa masalah dan persoalan hidupnya begitu berat, sedangkan ia sendiri tidak tahu dari mana pertolongannya akan datang. Namun, pada akhirnya dari dalam jiwanya sendiri, ia diingingatkan kembali, bahwa satu-satunya pertolongan sejati, hanya datang dari TUHAN Semesta Alam. TUHAN, Allah Penjaga Israel, tidak pernah tertidur dan tidak akan membiarkan kakinya goyah. 

Hal itu betul sekali, yaitu bahwa Allah memang mungkin tidak akan mengambil alih segala halangan, rintangan dan masalah dalam kehidupan seseorang, tetapi Ia berjanji bahwa akan selalu memelihara, menjaga dan menguatkan kaki setiap orang yang berharap kepada-Nya. Sesuai janji yang diucapkan TUHAN, maka setiap orang yang hidupnya mengandalkan-Nya, pasti akan dijaga keluar dan masuknya sampai selama-lamanya.

Jadi bagi kita yang hidup dalam dunia dan harus menghadapi segala permasalahan hidup ini, jangan pernah berharap bahwa segala masalah itu akan ditanggung oleh Allah, melainkan berharaplah bahwa Ia akan memelihara, menjaga dan menguatkan kaki kita untuk berjalan dan mengatasinya. Yakinlah, bahwa pada akhirnya nanti, kita akan menyadari, bahwa kita diberi kekuatan dan kemampuan luar biasa. Sesungguhnya itu bukan kekuatan kita sendiri, melainkan pekerjaan TUHAN yang bekerja dalam diri kita. Kita akan dijadikan tentara-Nya yang kuat, gagah perkasa dan siap menghadapi segala tantangan dan ujian dari musuh kita.  

Baiklah kita melihat kisah hidup tokoh-tokoh terkenal di dalam Alkitab, yang hidupnya dipakai TUHAN sedemikian rupa, sesuai dengan janji-Nya:

3. Ishak (Kejadian 21–28)

Ishak adalah anak perjanjian yang lahir dari Abraham dan Sara di usia lanjut, sebagai penggenapan janji Allah yang secara manusiawi tampak mustahil. Ia menjadi lambang dari ketaatan dan warisan iman. Dalam peristiwa yang paling dikenal, Ishak hampir dikorbankan oleh Abraham atas perintah Allah—peristiwa ini menjadi gambaran profetik dari pengorbanan Kristus. Ishak tidak banyak melakukan hal besar yang dramatis, tetapi hidupnya memperlihatkan bahwa iman tidak selalu ditunjukkan dengan tindakan spektakuler, melainkan dengan kestabilan, ketaatan, dan berpegang pada janji Allah dalam kehidupan sehari-hari

Ia digambarkan sebagai pribadi yang damai, memilih berdamai dengan orang-orang Filistin daripada berkonflik. Dalam kisahnya, kita melihat Allah tetap menyertai dan memberkati bukan karena kehebohan tindakan, tapi karena kesinambungan janji dan ketaatan dalam garis iman. Ishak juga menjadi penghubung penting dalam mata rantai perjanjian Allah yang diteruskan kepada Yakub, anaknya.

4. Yakub (Kejadian 25–50)

Yakub adalah anak Ishak dan cucu Abraham, yang namanya kemudian diubah Allah menjadi Israel, cikal bakal bangsa pilihan Allah. Namanya berarti "penipu", dan memang awal hidupnya penuh tipu daya—ia menipu Esau, kakaknya, untuk mendapatkan hak kesulungan dan berkat ayahnya. Namun Yakub bukan tokoh yang tinggal dalam kelemahannya.

Dalam perjalanannya, Allah membentuknya melalui penderitaan: melarikan diri, ditipu oleh Laban, bergumul untuk keluarga, dan akhirnya bergumul secara harfiah dengan Allah di Peniel. Di sanalah ia diberi nama baru: Israel, yang berarti "bergumul dengan Allah dan menang".

Dari Yakub lahirlah dua belas anak laki-laki, yang menjadi dua belas suku Israel. Melalui hidup Yakub, kita belajar bahwa Allah sanggup mengubah watak manusia, dan meski rencana Allah tak tergantung pada kelayakan manusia, Ia tidak membiarkan karakter buruk tak tersentuh oleh pembentukan-Nya.

Yakub akhirnya menjadi seorang bapa iman yang matang dan penuh penyembahan. Ia meninggal di Mesir setelah bertemu kembali dengan Yusuf, dan meminta dikuburkan di Kanaan, tanah perjanjian.

5. Yusuf (Kejadian 37–50)

Yusuf adalah anak kesayangan Yakub, yang hidupnya mencerminkan kesetiaan dalam penderitaan dan kemurnian dalam godaan. Ia dijual oleh saudara-saudaranya, difitnah oleh istri Potifar, dijebloskan ke penjara, tetapi akhirnya diangkat menjadi penguasa tertinggi kedua di Mesir.

Yusuf tidak membalas kejahatan dengan kejahatan. Ia memahami bahwa Allah punya maksud ilahi di balik penderitaannya: “Kamu memang mereka-rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi Allah telah mereka-rekakannya untuk kebaikan” (Kej. 50:20).

Melalui Yusuf, Allah menyelamatkan banyak nyawa, termasuk keluarga Israel sendiri, dari kelaparan hebat. Ia menjadi gambaran Kristus: dijual oleh saudara-saudaranya, menderita tanpa kesalahan, tetapi akhirnya menjadi alat penyelamat.

Yusuf menunjukkan bahwa kesetiaan dalam masa tergelap tetap dihitung oleh Allah dan akan diangkat tepat pada waktunya.

6. Musa (Keluaran 2 – Ulangan 34)

Musa adalah salah satu tokoh terbesar dalam seluruh Alkitab. Ia dipilih Allah untuk membawa bangsa Israel keluar dari perbudakan Mesir, dan menyampaikan Hukum Taurat kepada mereka. Lahir dalam masa pembunuhan bayi Ibrani, ia diselamatkan secara ajaib dan dibesarkan di istana Firaun.

Setelah membunuh orang Mesir, Musa melarikan diri ke padang Midian, dan di sana Allah memanggilnya dari semak yang menyala. Ia ragu, merasa tak layak dan tak pandai bicara, tetapi Allah menyertainya.

Musa adalah pemimpin yang berani menghadapi Firaun, sabar terhadap umat yang tegar tengkuk, dan sangat akrab dengan Allah. Ia berpuasa 40 hari, menerima Sepuluh Perintah Allah, dan menjadi pengantara perjanjian.

Namun karena ketidaktaatannya di Meriba, Musa tidak diizinkan masuk ke Tanah Perjanjian. Meski begitu, ia tetap disebut sebagai “hamba TUHAN” dan tak ada nabi lain yang bangkit seperti dia, yang mengenal TUHAN dengan berhadapan muka (Ul. 34:10).

Kehidupan Musa adalah contoh bahwa Allah memakai manusia dengan segala kelemahannya, membentuk, menyertai, dan mengerjakan rencana besar-Nya melalui mereka.

7. Harun (Keluaran 4–40; Imamat)

Harun adalah saudara Musa dan ditetapkan sebagai imam besar pertama Israel. Ia menjadi juru bicara Musa di hadapan Firaun, karena Musa mengaku tidak pandai berbicara.

Harun adalah tokoh penting dalam pembentukan sistem ibadah Israel. Allah memberinya pakaian imam, tugas mempersembahkan korban, dan tanggung jawab besar di hadapan Allah.

Namun Harun juga memiliki kelemahan: dialah yang memimpin pembuatan anak lembu emas saat Musa naik ke gunung Sinai. Meski begitu, Allah tetap memakai dan menguduskannya.

Dari Harun lahir garis keimaman Lewi, dan ini berlanjut sampai zaman Bait Suci. Harun mengajarkan bahwa Allah bisa memakai orang biasa untuk tugas suci, asal mereka tunduk pada panggilan dan pengudusan Allah.

8. Yosua (Keluaran 17; Bilangan 13–14; Yosua 1–24)

Yosua adalah pemimpin penerus Musa yang memimpin bangsa Israel masuk ke Tanah Perjanjian. Ia dikenal sebagai pribadi yang penuh iman, keberanian, dan keteguhan, salah satu dari dua pengintai (bersama Kaleb) yang percaya bahwa tanah Kanaan bisa ditaklukkan dengan pertolongan Allah.

Allah berkata kepadanya: “Kuatkan dan teguhkanlah hatimu!” – dan inilah kunci hidup Yosua. Ia tidak hanya menaklukkan kota demi kota (termasuk Yerikho), tetapi juga membagi warisan tanah kepada suku-suku Israel.

Yosua menunjukkan bahwa keberhasilan dalam pertempuran rohani ditentukan oleh ketaatan pada firman TUHAN, bukan kekuatan pribadi. Ia terkenal dengan ucapannya: “Tetapi aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah kepada TUHAN” (Yos. 24:15).

Yosua menyelesaikan tugas Musa dengan setia, menjadi gambaran Yesus sebagai Pemimpin yang membawa umat-Nya kepada kemenangan dan warisan yang dijanjikan.

9. Gideon (Hakim-hakim 6–8)

Gideon adalah hakim Israel yang dipilih Allah untuk membebaskan bangsa itu dari orang Midian. Awalnya ragu dan merasa tidak layak, ia akhirnya percaya setelah Allah memberi tanda melalui bulu domba dan mimpi musuh.

Allah berkata kepadanya: "Tuhan menyertai engkau, ya pahlawan yang gagah!" (Hak. 6:12). Dengan 300 prajurit saja, ia mengalahkan pasukan Midian, membuktikan bahwa kemenangan berasal dari Tuhan.

Gideon mengajarkan bahwa Allah bisa menggunakan orang yang merasa lemah untuk melakukan hal besar. Ia juga merobohkan mezbah Baal, menunjukkan perlunya menghancurkan penyembahan berhala.

10. Simson (Hakim-hakim 13–16)

Simson adalah hakim yang dikuduskan sebagai nazir sejak lahir. Diberi kekuatan luar biasa oleh Allah, tetapi lemah terhadap wanita (Delila) yang akhirnya mengkhianatinya.

Meski hidupnya penuh kegagalan moral, di akhir hayatnya ia meruntuhkan kuil Filistin, mengorbankan nyawanya untuk menghancurkan musuh Israel.

Kisah Simson mengingatkan bahwa karunia Allah tanpa karakter yang baik bisa berujung pada tragedi. Kematiannya mengantisipasi Kristus yang mengalahkan musuh melalui pengorbanan diri.

11. Daud (1 Samuel 16–1 Raja-raja 2)

Daud adalah gembala yang diurapi menjadi raja Israel. Mengalahkan Goliat dengan iman, menjadi raja yang dicintai, tetapi juga jatuh dalam dosa perzinahan dengan Batsyeba.

Yang membedakan Daud adalah hati yang mau bertobat (Mazmur 51). Allah menyebutnya "orang yang berkenan di hati-Ku" dan berjanji Mesias akan datang dari keturunannya.

Daud menunjukkan bahwa kesuksesan sejati bukan tentang tidak pernah jatuh, tetapi tentang mau bangkit lagi setelah jatuh.

12. Salomo (1 Raja-raja 1–11)

Salomo adalah raja terkaya dan paling bijaksana di Israel. Anak Daud yang membangun Bait Suci pertama di Yerusalem. Allah memberinya hikmat luar biasa ketika ia memintanya.

Namun di masa tua, ia menyimpang karena banyak istri penyembah berhala. Kehidupannya mengajarkan bahwa hikmat duniawi tanpa ketaatan pada Allah adalah sia-sia.

Yesus disebut "yang lebih dari pada Salomo" (Matius 12:42), menunjukkan bahwa Dia adalah hikmat Allah yang sejati.

13. Daniel (Daniel 1–12)

Daniel adalah nabi yang tetap setia kepada Allah meski hidup di pembuangan Babel. Dikenal karena tidak mau najis dengan makanan raja, dan kesetiaannya yang membuatnya dilempar ke gua singa.

Allah menyebutnya "orang yang sangat dikasihi". Ia menerima banyak penglihatan tentang masa depan, termasuk tentang kedatangan Mesias.

Daniel adalah contoh bagaimana tetap beriman di tengah budaya yang bertentangan dengan iman. Keselamatannya dari gua singa menunjuk pada kebangkitan Kristus.

Demikianlah seluruh tokoh Alkitab yang dapat menjelaskan mengenai penugasan TUHAN, yang disertai dengan ujian dan pelajaran hidup, hingga akhirnya mereka mengerjakan tugas dengan baik, hingga akhirnya Allah yang menutup semua tugas mereka dengan indahnya.

"Ia yang memulai pekerjaan baik di dalam kamu, akan menyelesaikannya juga pada hari Kristus Yesus."

Filipi 1:6

Amin.

Komentar

Postingan Populer