Mazmur 116 Tentang "Ucapan syukur karena diselamatkan" Seri Mazmur by Febrian

09 April 2025

Mazmur 116 tentang "Ucapan syukur karena diselamatkan" Seri Mazmur

Mazmur 116 <-- Klik di sini untuk membaca keseluruhan pasal

Shaloom Bapak Ibu Saudara/i yang terkasih dalam Kristus Yesus. Dalam Kesempatan ini kita akan merenungkan bersama mengenai ucapan syukur pemazmur yang berasal dari keselamatan yang diterimanya. Semoga kita semua bisa mendapat berkat dari firman Tuhan tersebut. Tuhan Yesus memberkati.

Mazmur 116:1-19

Terluput dari belenggu maut;

Aku mengasihi TUHAN, 
sebab Ia mendengarkan suaraku dan permohonanku.
Sebab Ia menyendengkan telinga-Nya kepadaku, 
maka seumur hidupku aku akan berseru kepada-Nya.
Tali-tali maut telah meliliti aku, 
dan kegentaran terhadap dunia orang mati menimpa aku, 
aku mengalami kesesakan dan kedukaan.
Tetapi aku menyerukan nama TUHAN: 
"Ya TUHAN, luputkanlah kiranya aku!"
TUHAN adalah pengasih dan adil, 
Allah kita penyayang.
TUHAN memelihara orang-orang sederhana; 
aku sudah lemah, tetapi diselamatkan-Nya aku.
Kembalilah tenang, hai jiwaku, 
sebab TUHAN telah berbuat baik kepadamu.
Ya, Engkau telah meluputkan aku dari pada maut, 
dan mataku dari pada air mata, 
 dan kakiku dari pada tersandung.
Aku boleh berjalan di hadapan TUHAN, 
di negeri orang-orang hidup.
Aku percaya, sekalipun aku berkata: 
"Aku ini sangat tertindas."
Aku ini berkata dalam kebingunganku: 
"Semua manusia pembohong."
Bagaimana akan kubalas kepada TUHAN 
segala kebajikan-Nya kepadaku?
Aku akan mengangkat piala keselamatan, 
dan akan menyerukan nama TUHAN,
akan membayar nazarku kepada TUHAN 
di depan seluruh umat-Nya.
Berharga di mata TUHAN kematian 
semua orang yang dikasihi-Nya.
Ya TUHAN, aku hamba-Mu! 
Aku hamba-Mu, anak dari hamba-Mu perempuan! 
Engkau telah membuka ikatan-ikatanku!
Aku akan mempersembahkan korban syukur kepada-Mu, 
dan akan menyerukan nama TUHAN,
akan membayar nazarku kepada TUHAN 
di depan seluruh umat-Nya,
di pelataran rumah TUHAN, 
di tengah-tengahmu, 
ya Yerusalem! Haleluya!

Mazmur 116 adalah ungkapan kasih pribadi pemazmur kepada TUHAN, yang bersumber dari pengalaman nyata akan keselamatan dari TUHAN. Pemazmur tidak berbicara teoretis, tetapi Sumbernya berasal dari lembah penderitaan, dari jerat maut, dari air mata dan keputusasaan yang telah ia alami sendiri. Dalam keadaan Seperti itu, ia berseru dan TUHAN menjawab. Jawaban itu bukan hanya menyelamatkan hidupnya secara fisik, tetapi juga memulihkan jiwanya hingga ia bisa berkata: "Kembalilah tenang, hai jiwaku, sebab TUHAN telah berbuat baik kepadamu."

Bayangkan seorang anak yang tersesat di tengah hutan. Ia menangis, kelaparan, dan diselimuti ketakutan. Ia tidak tahu ke mana harus melangkah. Tapi ketika ia memanggil ayahnya dan sang ayah datang, memeluknya, dan menggendongnya pulang — perasaan aman dan kasih yang tumbuh dari momen itu tidak akan tergantikan oleh apapun. Demikian juga ketika kita mengalami pertolongan TUHAN secara pribadi, kasih kita kepada-Nya bukan lagi hanya kewajiban agama, tapi respons dari hati yang telah dijamah dan diselamatkan.

Apakah kasih kita kepada TUHAN lahir dari pengalaman akan kasih-Nya yang menyelamatkan? Ataukah kita mengasihi karena rutinitas rohani semata? Pemazmur menegaskan bahwa kasih sejati kepada TUHAN lahir dari pengalaman akan belas kasih dan penyelamatan-Nya. Oleh karena itu, jangan lupakan apa yang telah TUHAN lakukan dalam hidupmu. Ingat saat-saat ketika engkau diselamatkan dari jerat masalah, ketika hatimu tenang kembali karena penghiburan-Nya, atau ketika doa yang kau panjatkan dijawab dengan cara yang tak terduga.

1 Yohanes 4:19

"Kita mengasihi, karena Allah lebih dahulu mengasihi kita."

Kasih kepada TUHAN bukanlah hasil usaha kita sendiri. Ia berasal dari kesadaran akan kasih-Nya yang lebih dahulu menjangkau kita. Maka pemazmur berkata, "Aku mengasihi TUHAN, sebab Ia mendengarkan suaraku dan permohonanku."

Jadi kesimpulannya, marilah kita mempersembahkan hidup yang penuh ucapan syukur, diwujudkan dengan membayar nazar, dengan menyerukan nama TUHAN di hadapan umat, dan dengan berjalan di hadapan-Nya dalam "negeri orang hidup". Kasih yang sejati kepada TUHAN akan selalu terpancar dalam ibadah, pelayanan, bahkan sebagai kesaksian hidup kita sehari-hari.

"Persembahkanlah tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati."

Roma 12:1 

Amin.

Komentar

Postingan Populer