Mazmur 115 Part 1 tentang "Kedaulatan kuasa Allah dan kasih setia-Nya bagi manusia " Seri Mazmur by Febrian

06 April 2025

Image Created with ChatGPT OpenAI 

Mazmur 115 Part 1 tentang "Kedaulatan kuasa Allah dan kasih setia-Nya bagi manusia " Seri Mazmur

Mazmur 115 <-- Klik di sini untuk membaca keseluruhan pasal

Shaloom Bapak Ibu Saudara/i yang terkasih dalam Kristus Yesus. Dalam Kesempatan ini kita akan merenungkan bersama mengenai kedaulatan kuasa Allah yang disertai kasih setia-Nya bagi kita umat-Nya. Semoga kita semua bisa mendapat berkat dari firman Tuhan tersebut. Tuhan Yesus memberkati.

Dalam bagian pertama ini, dapat kita perhatikan beberapa pokok pikiran sebagai berikut:

Mazmur 115:1-3

Kemuliaan hanya bagi Allah

Bukan kepada kami, ya TUHAN, bukan kepada kami, 
tetapi kepada nama-Mulah beri kemuliaan, 
oleh karena kasih-Mu, oleh karena setia-Mu! 
Mengapa bangsa-bangsa akan berkata: "Di mana Allah mereka?" 
Allah kita di sorga; Ia melakukan apa yang dikehendaki-Nya !
Psalm 115:1-3
Not to us, O Lord, not to us!
But to your name bring honor,
for the sake of your loyal love and faithfulness.
Why should the nations say,
“Where is their God?”
Our God is in heaven!
He does whatever he pleases!


Terjemahan bebasnya:


Bukan bagi kami Oh TUHAN, bukan bagi kami!
Melainkan bagi Nama-Mu lah dipersembahkan kemuliaan
demi kasih-Mu

Tehilim 115:1-3

אלֹ֚א לָ֥נוּ יְהֹוָה֘ לֹ֪א לָ֥֫נוּ כִּ֣י לְ֖שִׁמְךָ תֵּ֣ן כָּב֑וֹד עַל־חַ֜סְדְּךָ֗ עַל־אֲמִתֶּֽךָ:
בלָמָּה יֹֽאמְר֣וּ הַגּוֹיִ֑ם אַיֵּה־נָ֜֗א אֱלֹֽהֵיהֶֽם:
גוֵֽאלֹהֵ֥ינוּ בַשָּׁמָ֑יִם כֹּ֖ל אֲשֶׁר־חָפֵ֣ץ עָשָֽׂה:
 

Berikut ini adalah transliterasi dan terjemahan kata per kata dari Tehilim (Mazmur) 115:1–3 dalam bahasa Ibrani:

1. Kasih Setia TUHAN dan kesetiaan-Nya

Mazmur 115:1

Teks Ibrani:

לֹ֚א לָ֥נוּ יְהֹוָה֘ לֹ֪א לָ֥֫נוּ כִּ֣י לְ֖שִׁמְךָ תֵּ֣ן כָּב֑וֹד עַל־חַסְדְּךָ֗ עַל־אֲמִתֶּֽךָ׃

Transliterasi:

Lo lanu, Adonai, lo lanu; ki l'shimkha ten kavod, al chasdecha, al amittecha.

Terjemahan:

Bukan kepada kami, ya TUHAN, bukan kepada kami,
melainkan kepada nama-Mu, berikanlah kemuliaan,
karena
kasih setia-Mu (חֶסֶד / chesed) dan kesetiaan-Mu (אֱמֶת / emet).

Ayat tersebut, memuat dua kata kunci yang telah kita bahas:

  • חֶסֶד (chesed) = "loyal love" / kasih setia
  • אֱמֶת (’emet) = "faithfulness" / kesetiaan

Konteksnya adalah, bahwa Pemazmur dengan rendah hati mengakui bahwa kemuliaan dan kehormatan bukan untuk manusia, tetapi hanya bagi nama Tuhankarena dua hal:

  1. Chesed – kasih yang teguh, setia, penuh belas kasih.
  2. ’Emet – integritas dan kesetiaan Tuhan dalam memenuhi janji.

Ayat 2–3 menjawab ejekan bangsa-bangsa yang mencemooh Israel dengan pertanyaan: “Di mana Allahmu?”

Jawabannya: Allah kita ada di surga, dan Dia berdaulat, melakukan apa yang Dia kehendaki—bukti nyata dari ’emeth-Nya (kesetiaan yang tidak tergoyahkan oleh situasi dunia). 

Walaupun serupa, namun dua kata tersebut menjelaskan karakter Tuhan yang saling melengkapi:

a. Loyal Love (chesed)

Menggambarkan kasih Tuhan yang penuh belas kasih dan tidak bersyarat kepada umat-Nya.
Kasih yang menyelamatkan, mengampuni, dan memelihara karena hubungan perjanjian.
Tidak bergantung pada kesetiaan umat, tapi pada komitmen Allah sendiri.

b. Faithfulness (’emeth)

Menggambarkan ketekunan Allah dalam memegang janji-Nya.
Allah tidak berubah, dapat diandalkan, dan konsisten dalam kebenaran.
Menunjukkan bahwa Tuhan tidak pernah lalai terhadap firman-Nya.

Bayangkan contoh dari kesetiaan seorang ayah:

Loyal love (chesed) adalah ketika ayah itu tetap mengasihi anaknya yang gagal, memeluknya, dan menolongnya bangkit.

Faithfulness (’emeth) adalah ketika ayah itu tetap menepati janji yang telah diucapkannya kepada anaknya, meskipun waktu sudah lama berlalu.

2. Kedaulatan Allah

Mazmur 115:2-3

Teks Ibrani:

לָמָּה יֹאמְרוּ הַגּוֹיִם אַיֵּה־נָא אֱלֹהֵיהֶם׃
וֵאלֹהֵינוּ בַשָּׁמָיִם כֹּל אֲשֶׁר־חָפֵץ עָשָׂה׃

Transliterasi:

Lamah yomru ha-goyim: ayeh-na Eloheihem?

Ve-Eloheinu bashamayim, kol asher chafetz asah.

Terjemahan:

“Mengapa bangsa-bangsa berkata: ‘Di manakah Allah mereka?’
“Tetapi Allah kita di surga; segala yang Dia kehendaki, dilakukan-Nya.”

Berikut coba sedikit diperdalam maknanya: 

1. Ayat 2 – Sindiran dan Tekanan dari Bangsa-Bangsa

  • Latar belakang: Saat Israel berada dalam masa kesukaran, sewaktu masa pembuangan, kekalahan perang, atau Terdampak bencana, bangsa-bangsa penyembah berhala mengejek mereka: “Mana Tuhan kalian? Bukankah kalian umat pilihan-Nya?”
  • Frasa "אַיֵּה אֱלֹהֵיהֶם" adalah ejekan mereka yang bernada meragukan keberadaan Allah dan kuasa-Nya.
  • Pemazmur dalam ayat ini ingin menggambarkan terjadinya suatu konflik iman, di mana bangsa kafir menyembah dewa-dewa yang terlihat mata jasmani (berhala patung dsb), sedangkan umat Israel menyembah Tuhan yang tidak terlihat mata jasmani, tetapi nyata hidup dan berdaulat.

2. Ayat 3 – Jawaban Iman yang Tegas

  • “Eloheinu bashamayim”: "Allah kita di surga" yaitu menggambarkan kedaulatan-Nya tidak terbatas seperti berhala buatan manusia.
  • “Kol asher chafetz asah”: "segala yang Dia kehendaki, Dia lakukan" – ini adalah deklarasi kedaulatan mutlak Tuhan. Tuhan tidak dikendalikan oleh manusia atau keadaan. Dia tidak perlu bukti kasat mata untuk menunjukkan kuasa-Nya.
  • Allah mau menjelaskan suatu konsep bahwa Allah yang berada di Surga, juga hadir dekat dan bekerja dalam ciptaan-Nya.  
  • Dalam iman Kristen, Allah transenden (kuasa tidak terbatas) tapi juga imanen (Allah hadir dekat dengan ciptaan-Nya) – Ia adalah Allah Yang Mahatinggi, tapi juga Allah yang hadir di antara manusia, serta peduli kepada kita secara pribadi (lih. Yohanes 1:14 "Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita,").
Jadi berikut adalah penjelasan lebih dalam:
  • Allah Israel terbukti bukan Allah yang pasif. Caranya bekerja adalah mutlak berdasarkan kedaulatan-Nya sendiri, menurut waktu-Nya yang ditetapkan-Nya.
  • Ketika Tuhan seolah “tidak bertindak”, bukan berarti Dia tidak ada; tapi karena Ia bertindak sesuai kehendak-Nya, bukan tuntutan manusia.
  • Ini memberi pelajaran penting tentang iman dalam penderitaan: bahwa penghakiman atau keheningan Tuhan bukan tanda ketidakhadiran, tapi ujian kepercayaan kepada kedaulatan-Nya.

Jadi dari ayat-ayat bacaan Mazmur 115:1-3 dapat kita simpulkan bahwa:

Ketika dunia bertanya: “Di mana Allahmu?”, jawaban orang percaya harus tegas: “Allahku ada di surga. Dia berdaulat. Dia tahu apa yang Dia lakukan.” Ini adalah panggilan untuk memercayai Tuhan bukan berdasarkan apa yang kita lihat, tapi siapa Dia adanya.

"Siapakah yang dapat menasihati TUHAN, atau siapa yang pernah menjadi penasihat-Nya?"

Roma 11:34 

Amin.

Komentar

Postingan Populer