6 hari sebelum penyaliban "Tuhan Yesus tiba di Betania " Seri Karya Keselamatan Kristus by Febrian
12 April 2025
_ai_generated: the life of jesus christ photo created by freepik - www.freepik.com6 hari sebelum penyaliban "Tuhan Yesus tiba di Betania " Seri Karya Keselamatan Kristus
Start 04.13
Shaloom Bapak Ibu Saudara/i yang terkasih dalam Kristus Yesus. Dalam Kesempatan ini kita akan merenungkan bersama mengenai Karya Keselamatan Kristus di bumi ini. Seri khotbah ini terdiri dari 11 bagian, yang akan dimulai pada hari ini peringatan peristiwa Tuhan Yesus datang ke Betania (H-6) pada tanggal 12 April 2025 hingga peringatan hari Pentakosta (H+50) pada tanggal 08 Juni 2025.
Kiranya Tuhan memberikan hikmat dan pengertian-Nya bagi kita semua. Tuhan Yesus memberkati.
Yohanes 12 <-- Klik di sini untuk membaca keseluruhan pasal
Berikut ini akan dijelaskan mengenai latar belakang Kota Betania pada zaman itu, serta faktor-faktor yang menyebabkan munculnya sikap permusuhan terhadap Tuhan Yesus.
I. Latar Belakang Kota Betania pada Zaman Tuhan Yesus
1. Lokasi dan Ciri Geografis
Betania (atau Bethany) terletak di kaki Bukit Zaitun, tidak jauh dari Yerusalem. Letaknya yang strategis menjadikan kota kecil ini sebagai tempat pertemuan antara kehidupan pedesaan dan pengaruh kota besar.
-
Dekat dengan Yerusalem:
Karena lokasinya yang dekat dengan ibu kota rohani, penduduk Betania juga dipengaruhi oleh ajaran dan aturan keagamaan serta tatanan politik yang kuat. -
Atmosfer Pedesaan:
Di sisi lain, meskipun berdekatan dengan pusat keagamaan, penduduk Betania tetap mempertahankan jaringan komunitas pedesaan yang hangat, di mana tradisi, kekeluargaan, dan kesetiaan terhadap ajaran Musa masih dijunjung tinggi.
2. Komposisi Demografi dan Sosial
-
Komunitas Kecil dan Terikat:
Betania merupakan sebuah desa yang relatif kecil. Hubungan antarwarga bersifat erat, dan kehadiran keluarga-keluarga yang sudah dikenal, termasuk keluarga Lazarus, Maria, dan Martha yang menjadi ciri khas dari kota tersebut. -
Kehidupan Religius yang Mendalam:
Warga Betania saat itu, pada umumnya adalah orang yang taat kepada ajaran Yahudi. Mereka setia beribadah dan menjunjung tinggi adat istiadat keagamaan sesuai ajaran Taurat. -
Pengaruh Tradisi dan Keluarga:
Setelah kejadian Mukjizat Tuhan Yesus, di mana Lazarus pernah dihidupkan kembali (Yohanes 11), Betania dikenal sebagai tempat yang menyaksikan mujizat, namun di sisi lain juga masih berakar kuat dalam tradisi yang sudah lama dianut.
II. Faktor-Faktor Permusuhan dan Kegelisahan terhadap Yesus
Walaupun di Betania terdapat keluarga yang sangat setia kepada Tuhan Yesus, namun situasi dan pandangan kalangan pemimpin keagamaan tidak senang akan sikap-Nya yang bertentangan, hingga timbul keinginan untuk menyingkirkan-Nya.
Beberapa faktor berikut memberikan gambaran mengapa sikap permusuhan itu muncul:
1. Tantangan terhadap Otoritas Keagamaan
-
Kritik Terhadap Tradisi:
Tuhan Yesus pernah mengkritik cara hidup dan adat istiadat yang dianggap terlalu mementingkan tatacara keagamaan dibanding sifat manusiawi. Sikap dan pengajaran Tuhan Yesus, berlawanan dengan norma-norma yang sudah mendarah daging di kalangan imam besar dan ahli Taurat, pada saat itu. -
Mujizat yang Menimbulkan Kecemburuan:
Mukjizat, seperti kebangkitan Lazarus, menegaskan kuasa ilahi Tuhan Yesus. Di satu sisi, mujizat itu memikat hati banyak orang, namun di sisi lain, hal itu membuat pemimpin-pemimpin keagamaan merasa terancam karena mereka melihatnya sebagai penyaingan terhadap otoritas mereka. -
Tuntutan Kesetiaan dan Kasih:
Dalam masyarakat yang sangat terikat pada tradisi dan ritual, pernyataan dan tindakan Yesus yang menonjolkan kasih Allah serta pengajaran tentang Kerajaan Allah, membangkitkan kekecewaan para pemimpin agama setempat, hingga menimbulkan kebencian. Hal itu timbul karena ada kekhawatiran, bahwa struktur keagamaan Yahudi yang ada akan terguncang dengan sikap dan pernyataan-pernyataan Tuhan Yesus.
2. Konteks Politik dan Sosial
-
Tekanan dari Otoritas Romawi:
Wilayah Betania pada masa itu, berada di bawah kekuasaan Romawi, sehingga segala bentuk penyimpangan dari tata tertib yang disetujui bersama, bisa dianggap sebagai potensi pemberontakan. Hal itu dikhawatirkan penduduk setempat, bisa memicu pergolakan politik dan reaksi negatif pemerintah Romawi. -
Ketakutan akan Kerusuhan Sosial:
Para pemimpin agama sebagai pemimpin agama dan pemuka sosial, khawatir bahwa popularitas Tuhan Yesus dapat memicu kerusuhan dan pemberontakan yang berpotensi menimbulkan reaksi negatif dari pihak Romawi. -
Perpecahan dalam Masyarakat:
Komunitas Yahudi pada masa itu terbagi atas pihak yang mendambakan kemerdekaan dan pihak yang setia pada tatanan yang berlaku pada masa itu. Tuhan Yesus, dengan pernyataan dan sikapnya yang berbeda dalam mengartikan hukum Taurat serta gambaran baru tentang kasih Allah, menjadi wujud perubahan paradigma yang masih sulit diterima oleh beberapa orang.
3. Persepsi dan Interpretasi bahwa Tuhan Yesus adalah Mesias Yang Akan Datang
-
Pernyataan Illahi Tuhan Yesus:
Tindakan-tindakan dan pernyataan Illahi Tuhan Yesus, seperti menyebut diri-Nya sebagai “Terang dunia” atau sebagai “Roti hidup,” menimbulkan pertentangan antara pihak yang merasa hal itu tidak sesuai dengan pandangan tradisional tentang kemuliaan Allah Satu-satunya yang berdaulat penuh di Surga. -
Nubuatan yang Belum Terpenuhi Menurut Mereka:
Pandangan umum tentang Mesias, sebagai sosok pemimpin politik atau penguasa pergerakan militer, seringkali tidak sejalan dengan Tuhan Yesus yang membawa pesan keselamatan melalui kasih dan pengorbanan. Jadi menurut mereka, Tuhan Yesus tidak memenuhi syarat dan kriteria sebagai Mesias. -
Reaksi Emosional atas Mukjizat:
Mukjizat seperti kebangkitan Lazarus memang membawa harapan baru bagi banyak orang, namun di sisi lain juga menimbulkan kekhawatiran dan kecemburuan di kalangan pihak-pihak yang merasa kehilangan kendali atas ajaran keagamaan dan aturan sosial di wilayah itu.
III. Penjelasan Tuhan Yesus akan Karya Keselamatan-Nya
Kehadiran Yesus di Betania adalah momen penuh makna dalam kaitan rangkaian Karya Keselamatan Kristus. Dalam Yohanes 12:1, “Enam hari sebelum Paskah, Yesus datang ke Betania, di mana ada sebuah rumah milik Lazarus, yang telah dihidupkan-Nya kembali dari antara orang mati.” Peristiwa ini tidak hanya mengingatkan kita akan kuasa Allah yang mengalahkan maut, tetapi juga mengungkap kasih yang mendalam dan rencana keselamatan melalui Yesus.
Berikut ini adalah nubuatan yang telah diberikan oleh nabi-nabi masa lampau, sebagai bayangan dari kedatangan Mesias. Urutan kejadian dalam Yohanes 12:1–11 adalah sebagai berikut:
1. Kedatangan Yesus di Betania
Enam hari sebelum Paskah, Tuhan Yesus memutuskan datang ke Betania, di rumah milik Lazarus, yang pernah dihidupkan kembali-Nya. Di sana diadakan suatu perjamuan. Maria mengambil minyak narwastu yang mahal dan menyiramkan pada kaki Yesus lalu menyekanya dengan rambutnya. Petrus dan murid-murid lain mempertanyakan tindakan itu, namun Yesus menegur mereka dan menegaskan bahwa perbuatan itu adalah persiapan bagi penguburan-Nya. Murid-murid masih belum paham sepenuhnya tentang Kasih Allah yang besar, seiring dengan penolakan dari beberapa pihak yang tidak memahami makna peristiwa tersebut.Yohanes 12:1
“Enam hari sebelum Paskah, Yesus datang ke Betania, di mana ada sebuah rumah milik Lazarus, yang telah dihidupkan-Nya kembali dari antara orang mati.”
Pernyataan “enam hari sebelum Paskah” menandai peristiwa ini termasuk dalam bagian dari minggu terakhir kehidupan Yesus. Ini menekankan bahwa setiap langkah menuju kematian dan kebangkitan-Nya, sudah tertata rapih dan teratur dalam Karya Keselamatan Kristus di bumi.
Mukjizat kebangkitan Lazarus (Yohanes 11) menunjukkan kuasa Tuhan Yesus atas kematian, sekaligus menunjukkan belas kasih-Nya yang mendalam kepada manusia. Ingatlah ayat ini: "Maka menangislah Yesus" (Yohanes 11:35), Tuhan Yesus mau menggambarkan belas kasihan-Nya kepada umat-Nya yang bersedih.
Pemilihan Allah terhadap rumah Lazarus, yang pernah mati dan dihidupkan kembali, sebagai latar belakang peristiwa, mengingatkan kita bahwa dalam Tuhan Yesus pun akan mengalaminya. Digambarkan pula bahwa Tuhan Yesus berkuasa atas kematian atau maut.
Kedatangan Yesus di Betania, tepat di rumah Lazarus sesungguhnya tidaklah tepat waktu, Ia tidak langsung datang waktu mendengarnya sakit. menunggu hingga kematian Lazarus. Hal ini tujuannya adalah untuk menyatakan kemuliaan Allah, dengan membuktikan bahwa kematian bukan apa-apa bagi-Nya. Dalam Tuhan Yesus, kita memiliki janji kebangkitan dan hidup kekal.
Yohanes 11:25-26
“Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati…”
1 Petrus 1:3:
“Terpujilah Allah, Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, yang menurut rahmat-Nya telah melahirkan kita kembali kepada suatu pengharapan yang hidup…”
Ayat-ayat ini menegaskan kembali janji kebangkitan dan kehidupan baru melalui Yesus.
IV. Kesimpulan
Kedatangan Yesus ke Betania adalah tanda kasih dan penggenapan janji Allah. Melalui peristiwa ini, kita diundang untuk percaya pada kuasa kebangkitan, menyerahkan hidup kita sebagai persembahan yang hidup, dan hidup dengan keyakinan bahwa Tuhan selalu bekerja dalam setiap detil hidup kita. Marilah kita hidup dalam terang kasih-Nya dan membagikan sukacita keselamatan kepada dunia.
“Sebab aku yakin, bahwa baik maut, maupun hidup, baik malaikat-malaikat, maupun pemerintah-pemerintah, baik yang ada sekarang, maupun yang akan datang, atau kuasa-kuasa, baik yang di atas, maupun yang di bawah, ataupun sesuatu makhluk lain, tidak akan dapat memisahkan kita dari kasih Allah, yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.”
Amin.
End 07.23
Komentar
Posting Komentar