Mazmur tentang "mohon perlindungan Allah sebagai Hakim Yang Maha Kuasa" Seri Mazmur by Febrian

28 Februari 2025

Image by Freepik.com

Mazmur 82:1-8 (TB)

1 Mazmur Asaf. 
Allah berdiri dalam sidang ilahi, di antara para allah Ia menghakimi: 

Mazmur 82 ini adalah Mazmur yang sangat unik dan sangat sulit ditafsirkan. Mengingat bahwa diasumsikan bahwa Asaf mendapat anugerah Allah berupa Vision atau nubuatan, sehingga ia bisa memahami TUHAN Allah, sedang berdiri di dalam sidang Ilahi dan menghakimi para allah.

Sebelum kita membahas hal ini saya perlu nyatakan sebelum ada salah pengertian, bahwa saya tidak memiliki latar belakang pendidikan Theologia dan saya hanya akan mempelajari firman Tuhan ini dengan pemahaman yang Tuhan berikan kepada saya. Jadi jika pembaca ada yang ingin memberikan sanggahan atau keberatan, saya persilakan tetapi kalau bisa dalam rangka memberikan pencerahan yang membangun dan bukan hujatan atau hal buruk lainnya. Saya di sini ingin menyampaikan apa yang Tuhan berikan kepada saya dalam perenungan saya pribadi. Mohon maaf jika ada yang tidak berkenan.

Mazmur 82:2-8  
2 "Berapa lama lagi kamu menghakimi dengan lalim 
dan memihak kepada orang fasik? 

Sela 

3 Berilah keadilan kepada orang yang lemah dan kepada anak yatim, 
belalah hak orang sengsara dan orang yang kekurangan! 
4 Luputkanlah orang yang lemah dan yang miskin, 
lepaskanlah mereka dari tangan orang fasik!" 
5 Mereka tidak tahu dan tidak mengerti apa-apa, 
dalam kegelapan mereka berjalan; goyanglah segala dasar bumi. 
6 Aku sendiri telah berfirman: 
"Kamu adalah allah, dan anak-anak Yang Mahatinggi kamu sekalian. — 
7 Namun seperti manusia kamu akan mati 
dan seperti salah seorang pembesar kamu akan tewas." 

8 Bangunlah ya Allah, hakimilah bumi, 
sebab Engkaulah yang memiliki segala bangsa

Di bawah ini saya akan menyajikan Mazmur 82 dalam bahasa Ibrani aslinya, transliterasi, dan terjemahan kata demi kata secara literal tanpa pengaruh tafsir agama mana pun. 

Saya akan fokus pada struktur tata bahasa dan makna leksikal kata-kata dalam teks aslinya.

Mazmur 82 (Tehilim - dalam Ketuvim) dalam Bahasa Ibrani Asli:

אַֽלֹהִים֘ נִצָּ֪ב בַּֽעֲדַת־אֵ֑ל בְּקֶ֖רֶב אֱלֹהִ֣ים יִשְׁפֹּֽט׃
עַד־מָתַ֥י תִּשְׁפְּטוּ־עָ֑וֶל וּפְנֵ֥י רְשָׁעִ֗ים תִּשְׂאוּ־סֶֽלָה׃
שִׁפְטוּ־דַ֥ל וְיָת֑וֹם עָנִ֖י וָרָ֣שׁ הַצְדִּֽיקוּ׃
פַּלְּטוּ־דַ֥ל וְאֶבְי֑וֹן מִיַּ֖ד רְשָׁעִ֣ים הַצִּֽילוּ׃
לֹ֣א יָ֭דְעוּ וְלֹ֣א יָבִ֑ינוּ בַּחֲשֵׁכָ֥ה יִתְהַלָּכֽוּ־כָל־מ֜וֹסְדֵי־אָֽרֶץ׃
אֲ‍ֽנִי־אָ֭מַרְתִּי אֱלֹהִ֣ים אַתֶּ֑ם וּבְנֵ֖י עֶלְי֣וֹן כֻּלְּכֶֽם׃
אָכֵ֣ן כְּאָדָ֣ם תְּמוּת֑וּן וּכְאַחַ֖ד הַשָּׂרִ֣ים תִּפֹּֽלוּ׃
קוּמָ֣ה אֱ֭לֹהִים שָׁפְטָ֣ה הָאָ֑רֶץ כִּֽי־אַתָּ֥ה תִ֝נְחַ֗ל בְּכָל־הַגּוֹיִֽם׃

Transliterasi

1 Elohim nitzav ba‘adat-El, beqerev elohim yishpot.
2 ‘Ad-matai tishpetu-‘awel, u-fenei resha‘im tisu-selah?
3 Shifṭu-dal veyatom, ‘ani warash hatzdiqu.
4 Palleṭu-dal we’evyon, miyad resha‘im hatzilu.
5 Lo yade‘u welo yabinu, bachashekhah yithallakhu; kol-mosdei-arets.
6 Ani amarti, elohim attem, uvenei ‘elyon kullekhem.
7 Aken ke’adam temutun, uke’akhad hasarim tipolu.
8 Qumah Elohim, shaftah ha’arets, ki-atta tinchal bechol-hagoyim.

Terjemahan Kata Demi Kata Secara Literal

1 Elohim (Allah/dewa) nitzav (berdiri/berposisi tetap) ba‘adat-El (di dalam kumpulan ilahi), beqerev elohim (di tengah-tengah para elohim) yishpot (dia menghakimi).
2 ‘Ad-matai (sampai kapan) tishpetu-‘awel (kamu menghakimi ketidakadilan), u-fenei resha‘im (dan wajah para jahat) tisu-selah (kamu meninggikan—selah).
3 Shifṭu-dal (hakimilah yang lemah) veyatom (dan yatim), ‘ani warash (orang miskin dan melarat) hatzdiqu (buatlah menjadi benar).
4 Palleṭu-dal (lepaskanlah yang lemah) we’evyon (dan yang membutuhkan), miyad resha‘im (dari tangan orang jahat) hatzilu (selamatkanlah).
5 Lo yade‘u (mereka tidak tahu) welo yabinu (dan tidak mengerti), bachashekhah yithallakhu (di dalam kegelapan mereka berjalan); kol-mosdei-arets (semua dasar bumi).
6 Ani amarti (aku telah berkata), elohim attem (kamu adalah elohim), uvenei (anak-anak) ‘elyon (TUHAN Allah Yang Mahatinggi) kullekhem (kamu semua).
7 Aken (tetapi) ke’adam temutun (seperti manusia kamu akan mati), uke’akhad hasarim tipolu (dan seperti salah satu pemimpin, kamu akan jatuh).
8 Qumah Elohim (bangkitlah, Elohim), shaftah ha’arets (hakimilah bumi), ki-atta tinchal (karena engkau akan memiliki) bechol-hagoyim (di antara semua bangsa).

Catatan Tata Bahasa & Makna Leksikal
1. "Elohim" – Kata ini bisa berarti Allah, dewa-dewa, atau hakim-hakim, tergantung konteksnya. Dalam ayat 1 dan 6, ada kemungkinan merujuk pada makhluk-makhluk ilahi atau pemimpin-pemimpin.

2. "Ba‘adat-El" – "Adat" berarti "perkumpulan", sedangkan "El" bisa diartikan sebagai "ilahi" atau "kuat". Jadi, ini bisa bermakna "dalam sidang ilahi" atau "kumpulan yang kuat".

3. "Beqerev elohim" – "Di tengah-tengah para elohim", yang bisa berarti dewa-dewa atau makhluk-makhluk ilahi lain.

4. "Benei ‘Elyon" – "Anak-anak Yang Mahatinggi", yang sering dikaitkan dengan makhluk ilahi atau pemimpin manusia yang diberi kuasa.

5. "Ke’adam temutun" – "Seperti manusia, kamu akan mati", menunjukkan bahwa makhluk-makhluk yang dipanggil elohim dalam ayat ini tetap fana.

6. "Uke’akhad hasarim tipolu" – "Dan seperti salah satu pemimpin, kamu akan jatuh", merujuk pada kemungkinan kehancuran para pemimpin ini.

Terjemahan literal ini hanya berdasarkan bahasa dan struktur teks tanpa penafsiran doktrinal. Jika ingin analisis lebih lanjut, kita bisa mendalami penggunaan istilah dalam konteks bahasa Ibrani kuno.

Ayat paralel yang serupa dengan Mazmur 82:6 dalam kitab lain adalah sebagai berikut:

1. Yohanes 10:34-35

"Kata Yesus kepada mereka: 'Tidakkah ada tertulis dalam Taurat kamu: Aku telah berfirman: Kamu adalah allah?' Jika mereka, kepada siapa firman itu datang, disebut allah—sedang Kitab Suci tidak dapat dibatalkan—"

Tuhan Yesus mengutip langsung Mazmur 82:6 ketika berhadapan dengan orang-orang Yahudi yang menuduh-Nya menghujat karena menyebut diri-Nya Anak Allah.

Ini menunjukkan bahwa konsep "allah" dalam Mazmur 82:6 bukan merujuk pada Allah yang sejati tetapi pada manusia yang menerima firman dan otoritas dari-Nya.

Mazmur 82 ini memang agak sulit dipahami bagi seseorang, jika pandangan ajaran agamanya menganut Monoteisme, atau hanya ada Satu Pribadi Allah Yang Maha Kuasa, dan tidak ada makhluk lain yang layak disebut "allah" seperti dalam Mazmur 82 ini.

Dalam Mazmur 82 ini mungkin ada beberapa hal sebagai berikut:

1. TUHAN Allah Yang Maha Kuasa adalah penguasa Tunggal alam semesta 

Tidak ada satu kuasa apapun yang melebihi kuasa-Nya, sehingga Allah sanggup memerintah siapapun untuk mematuhi-Nya, termasuk makhluk-makhluk yang ada di Surga, semua itu adalah ciptaan-Nya.

Untuk kita manusia Fana yang lemah ini, kita perlu sadari bahwa Allah yang menjadi Penebus kita, adalah Allah Yang Maha Kuasa, Yang sanggup melindungi kita dari segala kejahatan dan serangan kuasa kegelapan. Allah kita memelihara kita dengan Kasih-Nya yang dahsyat. Kita adalah makhluk yang mujur dan beruntung, karena Anugerah Allah kita ada sebagaimana kita ada.

2. Allah tidak pandang bulu, siapa bersalah akan dihukum

Kalau kita terima kondisi di dalam ayat-ayat itu secara harfiah, maka kita memahami bahwa ada "makhluk-makhluk Surgawi" yang disebut oleh TUHAN, Allah, sebagai allah, anak-anak Allah Yang Maha Tinggi. Mereka adalah makhluk yang abadi, tidak bisa mati. Tetapi di ayat 7, TUHAN Allah menghukum mereka, yaitu mereka akan mati seperti manusia mati. 

Mengapa demikian? Karena sepertinya para makhluk Surgawi itu telah terjadi berbuat hal yang dibenci Allah:

- menghakimi dengan lalim
- memihak kepada orang fasik
- tidak memberi keadilan kepada orang yang lemah dan kepada anak yatim
- tidak membela hak orang sengsara dan hak orang yang kekurangan! 
- tidak meluputkan orang yang lemah dan yang miskin
- tidak melepaskan orang lemah dan miskin dari tangan orang fasik 
- tidak membantu orang yang tidak tahu dan tidak mengerti apa-apa 
- tidak membantu orang yang berjalan dalam kegelapan

Bahkan Makhluk Surgawi yang derajatnya jauh lebih tinggi daripada kita sekalipun, diciptakan Allah untuk perbuatan baik. Artinya kejahatan itu juga bisa ada di dalam siapapun juga, jadi tugas kita adalah menjadi orang baik yang menjaga kebenaran Allah di dalam kita. Setelah itu tugas kita adalah mengantar orang yang salah jalan menuju pada Terang Illahi yang akan menguduskan mereka. Itulah tugas kita.


"Belajarlah berbuat baik, usahakanlah keadilan, kendalikanlah orang kejam, belalah hak anak-anak yatim, perjuangkanlah perkara janda-janda!"

Yesaya 1:17 

Amin.

Komentar

Postingan Populer