Mazmur 97 tentang "Bencilah kejahatan, hiduplah dalam kekudusan" Seri Mazmur by Febrian
17 Maret 2025
Bapak Ibu Saudara/i yang terkasih dalam Kristus Yesus. Dalam Kesempatan ini kita akan merenungkan bersama mengenai perintah Allah bagi umat manusia untuk membenci segala bentuk kejahatan dan hidup dalam kekudusan.
Semoga Allah memberikan hikmat dan pengertian-Nya bagi kita semua.
Tuhan Yesus memberkati.
Mazmur 97 <-- Klik untuk membaca keseluruhan pasal
Mazmur 97:1-6
TUHAN adalah Raja
Mazmur yang kita nikmati di atas, adalah wujud dari kesaksian Pemazmur dalam kehidupannya. Ia menyaksikan dengan mata kepalanya sendiri, betapa dahsyat kemuliaan TUHAN yang adalah Raja dari Alam Semesta ini, biarlah seluruh bumi bersorak-sorak dan bersukacita karena Dia.
Digambarkan bahwa Kemuliaan Allah tersembunyi di balik Awan dan kekelaman. Takhta dan kekuasaan Allah, didirikan di atas keadilan dan hukum. Dengan kuasa-Nya Allah menghanguskan para lawan-Nya dengan api kemuliaan-Nya. Seluruh bumi menjadi gentar dengan kilat-kilat yang dari pada Allah, sambar menyambar, dengan gunung-gunung bagaikan lilin yang meleleh di hadapan-Nya. Seluruh Surga memberitakan keadilan Allah dan seluruh umat manusia menyaksikan kemuliaan-Nya.
Mazmur 97:7-9
TUHAN, Allah akan mempermalukan semua orang yang menyombongkan diri karena segala berhala-berhalanya, padahal semua dewa-dewa atau allah-allah, sujud menyembah kepada-Nya.
Hendaknya umat Allah yang telah mengetahui bahwa TUHAN - Yang adalah Satu-satunya Allah yang patut disembah - akan menghukum dan mempermalukan para penyembah berhala itu, bersukacita dan bersorak-sorak. Karena memang hanya TUHAN Allah yang Mahatinggi yang akan dimuliakan di atas segala allah.
Apakah berhala yang dikuasai dewa atau allah-allah itu sebetulnya? Definisi berhala ialah segala objek yang dipuja-puja dan dijadikan prioritas dalam kehidupan ini, bahkan menjadi segala-galanya bagi seseorang. Jadi allah atau dewa, penguasa berhala-berhala itu, yang sebetulnya adalah kuasa-kuasa kegelapan, akan menguasai hidup orang yang menyembah Berhala itu, akan membutakan matanya, sehingga seolah-olah tidak ada hal lain yang lebih berharga dan mulia dibandingkan dengan berhala-berhala itu.
Bentuk berhala di zaman sekarang ini, memang betul-betul ada yang berbentuk patung-patung yang disembah, diletakkan di rumah mereka, diletakkan di dalam rumah ibadat mereka, bahkan di tempat-tempat umum, dijadikan objek penyembahan mereka di waktu-waktu tertentu.
Dalam ibadah agamawi, mereka melakukan ritual penyembahan kepada dewa berwujud patung. Mereka percaya bahwa dewa dalam patung itu, akan memberikan mereka keamanan, kesehatan, kekayaan dsb., dan biasanya itu memang terwujud dalam kehidupan mereka. Sebaliknya, jika ada seseorang yang terkena penyakit, kecelakaan, tertimpa musibah dsb., itu berarti mereka melakukan kesalahan terhadap dewa mereka, atau kurang memberikan sesajen bagi sewa-dewi tsb.
Wujud dari Berhala yang lain adalah kebendaan yang mengikat hidup seseorang. Sebagai gambaran adalah orang yang hidupnya berfokus pada kekayaan. Sejak ia membuka mata di pagi hari, hingga tidur di malam hari, yang ada di pikirannya adalah bagaimana mencari uang dengan segala cara yang menurutnya bisa dilakukan.
Orang lain lagi mempunyai idola atau tokoh yang ia kagumi, hingga seluruh kehidupannya diwarnai oleh gambaran idolanya itu. Bisa jadi idolanya adalah artis penyanyi, maka pakaiannya, aksesorisnya, cara bicaranya dsb., akan menjadi panutan baginya.
Tidak ada tempat bagi orang-orang seperti ini, untuk mempercayai hal-hal rohani, apalagi memasukkan kepercayaan akan Kristus yang sudah mati buatnya. Orang-orang seperti ini seperti kerbau yang dicucuk hidungnya, mengikuti arahan dari roh-roh dan kuasa-kuasa kegelapan yang menggiringnya kepada maut.
Mazmur 97:10
Allah berjanji bahwa Terang sudah terbit bagi orang benar, dan sukacita bagi orang-orang yang tulus hati.
Allah memerintahkan orang-orang yang hidup benar, untuk Bersukacita karena TUHAN. Serta senantiasa menyanyikan puji-pujian ucapan syukur bagi nama-Nya yang kudus.
Mazmur 96:9 (TB)
Amin.
Komentar
Posting Komentar