Mazmur 90, Tentang "Allah, tempat perlindungan yang kekal", Seri Mazmur by Febrian

10 Maret 2025

Mazmur 90, Tentang "Allah, tempat perlindungan yang kekal", Seri Mazmur

Bapak Ibu Saudara/i yang terkasih dalam Kristus Yesus. Dalam Kesempatan ini kita akan merenungkan bersama mengenai Mazmur yang dibuat oleh Musa Nabi Allah yang telah membebaskan bangsa Israel dari tanah Mesir itu. Semoga kita semua bisa mendapat Hikmat dan Pengertian-Nya.

Tuhan Yesus memberkati.

Mazmur 90:1-2

Doa Musa, abdi Allah. 

Tuhan, Engkaulah tempat perteduhan kami turun-temurun. 
90:2 Sebelum gunung-gunung dilahirkan, dan bumi dan dunia diperanakkan, 
bahkan dari selama-lamanya sampai selama-lamanya Engkaulah Allah. 

Mazmur ini bukan ditulis Daud, bukan ditulis Korah, tetapi oleh Musa. Jadi terbukti bahwa memang penomoran Pasal dalam kitab Mazmur, bukanlah kronologis berurutan. 

Diketahui dari catatan sejarah, bahwa menurut Yahudi Rabinik, masa hidup Musa  diperkirakan berkisar antara tahun 1391 - 1271 SM, hingga meninggal pada Usia 120, diperkirakan pada tahun 1406 SM.  Berarti Mazmur ini kira-kira ditulis antara tahun 1406 s/d 1271 SM (tidak ada yang dapat memastikannya).

Jika ayat pertama Mazmur 90 di atas kita renungkan, maka terlihat bahwa Musa mengakui Allah adalah tempat "perteduhan" bangsa Israel turun temurun. Diketahui ada masa di mana Musa mengalami keadaan yang tidak menyenangkan semasa dalam perbudakan di Tanah Mesir bersama seluruh bangsa Israel, hingga perjalanan mereka di padang Gurun 40 tahun lamanya. Musa mengakui bahwa Allah itu adalah tempat perlindungan umat manusia dari pertama diciptakan, hingga selama-lamanya.

Mazmur 90:3-6

90:3 Engkau mengembalikan manusia kepada debu, dan berkata: 
"Kembalilah, hai anak-anak manusia!" 
Sebab di mata-Mu seribu tahun sama seperti hari kemarin, apabila berlalu, 
atau seperti suatu giliran jaga di waktu malam. 
Engkau menghanyutkan manusia; 
mereka seperti mimpi, seperti rumput yang bertumbuh, 
di waktu pagi berkembang dan bertumbuh, di waktu petang lisut dan layu.

TUHAN, adalah Allah Yang Kekal, dari dulu, sekarang, hingga selama-lamanya, jadi di hadapan-Nya tidak ada yang namanya waktu. Waktu hanya untuk makhluk-makhluk ciptaan-Nya saja. Oleh karena itu di hadapan TUHAN, seribu tahun sama seperti sehari, atau bahkan digambarkan seperti "suatu giliran jaga tentara di waktu malam, di waktu pagi berkembang dan bertumbuh, di waktu perang lisut dan layu".

Demikian singkatnya hidup manusia di hadapan TUHAN, Allah kita, memberkati kita kapanpun Ia memanggil, "Kembalilah, hai anak-anak manusia!", maka sekejap ia kembali kepada debu tanah lagi.

Jadi Musa ingin mengingatkan para pembaca/pendengar Mazmur ini, bahwa manusia tidak boleh sama sekali menyombongkan dirinya, sebab Allah di Surga melihatnya. Ia adalah hanya debu di Mata-Nya. 

Mazmur 90:7-9

90:7 Sungguh, kami habis lenyap karena murka-Mu, 
dan karena kehangatan amarah-Mu kami terkejut. 
Engkau menaruh kesalahan kami di hadapan-Mu, 
dan dosa kami yang tersembunyi dalam cahaya wajah-Mu. 
90:9 Sungguh, segala hari kami berlalu karena gemas-Mu, 
kami menghabiskan tahun-tahun kami seperti keluh. 

90:11 Masa hidup kami tujuh puluh tahun dan jika kami kuat, delapan puluh tahun, dan kebanggaannya adalah kesukaran dan penderitaan; sebab berlalunya buru-buru, dan kami melayang lenyap. 

Dosa bangsa Israel yang Membuat TUHAN Murka

Mazmur 90:7-11 mencatat bagaimana Musa menyatakan bahwa umat Israel hidup dalam murka TUHAN karena dosa-dosa mereka. Sejarah perjalanan bangsa Israel mencatat beberapa peristiwa penting yang menunjukkan dosa-dosa tersebut, yang berujung pada murka Allah.

1. Penyembahan Anak Lembu Emas (Keluaran 32)

Saat Musa naik ke Gunung Sinai untuk menerima loh hukum, bangsa Israel membuat dan menyembah anak lembu emas. Perbuatan ini memicu kemarahan besar dari Allah karena mereka berbalik kepada penyembahan berhala. Allah bahkan berfirman kepada Musa bahwa Dia hendak membinasakan mereka (Keluaran 32:10).


2. Keluhan dan Pemberontakan (Bilangan 14)

Ketika para pengintai kembali dari Kanaan dengan laporan yang menakutkan, bangsa Israel bersungut-sungut dan tidak percaya pada janji Allah. Mereka bahkan berencana memilih pemimpin baru dan kembali ke Mesir. Karena pemberontakan ini, Allah menghukum mereka dengan hukuman 40 tahun berkelana di padang gurun (Bilangan 14:33-34).


3. Dosa di Kadesh (Bilangan 20)

Di Kadesh, Musa diperintahkan untuk berbicara kepada bukit batu agar mengeluarkan air, namun Musa memukul batu tersebut dengan tongkatnya karena kemarahannya. Tindakan ini dianggap tidak menghormati kekudusan Allah, sehingga Musa sendiri tidak diizinkan masuk ke tanah perjanjian (Bilangan 20:12).


4. Dosa Peor (Bilangan 25)

Bangsa Israel melakukan penyembahan berhala dan perzinahan dengan perempuan-perempuan Moab, yang mengakibatkan murka Allah turun atas mereka dan menyebabkan 24.000 orang mati karena tulah (Bilangan 25:9).

Semua peristiwa ini menunjukkan bahwa dosa pemberontakan, penyembahan berhala, dan ketidakpercayaan telah berulang kali menimbulkan murka Allah atas bangsa Israel. Mazmur 90 adalah seruan Musa yang menyoroti akibat dari pelanggaran-pelanggaran ini, sekaligus sebuah permohonan agar Allah berbelas kasihan dan memulihkan umat-Nya.

Mazmur_90:11

Siapakah yang mengenal kekuatan murka-Mu dan takut kepada gemas-Mu?

90:12 Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana. 

90:13 Kembalilah, ya TUHAN--berapa lama lagi? --dan sayangilah hamba-hamba-Mu! 90:14 Kenyangkanlah kami di waktu pagi dengan kasih setia-Mu, 
supaya kami bersorak-sorai dan bersukacita semasa hari-hari kami. 
90:15 Buatlah kami bersukacita seimbang dengan hari-hari Engkau menindas kami, seimbang dengan tahun-tahun kami mengalami celaka. 
90:16 Biarlah kelihatan kepada hamba-hamba-Mu perbuatan-Mu, dan semarak-Mu kepada anak-anak mereka. 
90:17 Kiranya kemurahan Tuhan, Allah kami, atas kami, dan teguhkanlah perbuatan tangan kami, ya, perbuatan tangan kami, teguhkanlah itu.

Mazmur 90:11-17 merupakan seruan Musa yang menggambarkan kesadaran mendalam akan murka Allah yang dahsyat, namun juga mengungkapkan kerinduan akan belas kasihan dan pemulihan. Di tengah kesadaran akan kefanaan manusia, Musa memohon agar Allah mengajarkan umat-Nya untuk memiliki hati yang bijaksana.

1. Kesadaran Akan Murka Allah

Musa bertanya, "Siapakah yang mengenal kekuatan murka-Mu?" (Mazmur 90:11). Ini menunjukkan betapa seriusnya akibat dosa di hadapan Allah yang kudus. Murka Allah bukan sekadar kemarahan biasa, melainkan hukuman yang adil atas pelanggaran umat-Nya. Kesadaran ini seharusnya menuntun kita kepada rasa takut akan Allah yang benar, yaitu hormat dan ketaatan yang sungguh-sungguh.

2. Permohonan Akan Hati yang Bijaksana

Musa kemudian berdoa, "Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana" (Mazmur 90:12). Ini adalah permohonan untuk hidup dengan kesadaran bahwa waktu kita terbatas. Hati yang bijaksana memahami bahwa hidup ini harus dijalani dengan tujuan ilahi, menghargai setiap kesempatan untuk melakukan kebaikan dan bersekutu dengan Allah.

3. Harapan Akan Pemulihan

Di ayat-ayat selanjutnya, Musa memohon agar Allah kembali menyatakan kasih setia-Nya dan memberikan sukacita yang seimbang dengan penderitaan yang mereka alami (Mazmur 90:14-15). Harapan ini menunjukkan bahwa sekalipun murka Allah berat, kasih setia-Nya selalu memberi ruang untuk pemulihan dan pengharapan baru.

4. Teguhkanlah Perbuatan Kami

Mazmur 90 diakhiri dengan doa agar Allah meneguhkan perbuatan tangan umat-Nya (Mazmur 90:17). Ini adalah pengakuan bahwa tanpa penyertaan Allah, segala usaha manusia adalah sia-sia. Hanya jika Tuhan berkenan, pekerjaan kita akan menghasilkan buah yang kekal.

Renungan ini mengingatkan kita untuk hidup dengan rasa takut akan Allah yang kudus, Yang adalah tempat perlindungan dan satu-satunya kekuatan kita, dengan bersandar pada kasih setia-Nya yang ajaib.

"Allah itu bagi kita tempat perlindungan dan kekuatan, sebagai penolong dalam kesesakan sangat terbukti"

Mazmur 89:49 

Amin.

Komentar

Postingan Populer