Mazmur 106 tentang "Kasih Setia Allah kepada setiap orang" Seri Mazmur by Febrian

26 Maret 2025

Images taken from Pinterest 

Mazmur 106 tentang "Kasih Setia Allah kepada setiap orang" Seri Mazmur

Bapak Ibu Saudara/i yang terkasih dalam Kristus Yesus. Dalam Kesempatan ini kita akan merenungkan bersama mengenai Bagaimana Kasih Setia Tuhan tidak berkesudahan bagi setiap orang, sekalipun mereka berbuat kejahatan. Semoga kita semua bisa mendapat berkat dari firman Tuhan tersebut. Kiranya Tuhan Yesus memberkati.

Mazmur 106 <-- Klik di sini untuk membaca keseluruhan pasal 

Dari Mazmur di atas, dapat kita ambil pelajaran sebagai berikut:
Mazmur 106:1-3
Kasih setia Allah dan ketegaran hati Israel
1 Haleluya! 
Bersyukurlah kepada TUHAN, sebab Ia baik! 
Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya.
Siapakah yang dapat memberitahukan keperkasaan TUHAN, 
memperdengarkan segala pujian kepada-Nya? 
Berbahagialah orang-orang yang berpegang pada hukum, 
yang melakukan keadilan di segala waktu! 
Ingatlah aku, ya TUHAN, demi kemurahan terhadap umat-Mu, 
perhatikanlah aku, demi keselamatan dari pada-Mu, 
supaya aku melihat kebaikan pada orang-orang pilihan-Mu, 
supaya aku bersukacita dalam sukacita umat-Mu, 
dan supaya aku bermegah bersama-sama milik-Mu sendiri. 
Kami dan nenek moyang kami telah berbuat dosa, 
kami telah bersalah, telah berbuat fasik. 
Nenek moyang kami di Mesir tidak mengerti perbuatan-perbuatan-Mu yang ajaib, 
tidak ingat besarnya kasih setia-Mu, 
tetapi mereka memberontak terhadap Yang Mahatinggi 
di tepi Laut Teberau. 
8 Namun diselamatkan-Nya mereka oleh karena nama-Nya, 
untuk memperkenalkan keperkasaan-Nya. 

Mazmur 106:1-8 mengawali pujian yang menyoroti kasih setia Allah yang tidak berkesudahan, meskipun umat-Nya berulang kali memberontak. Pemazmur mengajak umat untuk bersyukur karena kebaikan Tuhan yang kekal. Hanya Allah yang mampu menunjukkan keperkasaan-Nya dan layak menerima segala pujian.

Pemazmur kemudian menyoroti bahwa berbahagialah mereka yang hidup dalam ketaatan dan keadilan di segala waktu. Ia memohon agar Allah mengingat dirinya dan menunjukkan kemurahan-Nya, sehingga ia dapat mengalami kebaikan yang Allah berikan kepada umat pilihan-Nya.

Namun, pemazmur dengan jujur mengakui dosa bangsanya, termasuk kesalahan nenek moyang mereka yang tidak mengerti perbuatan ajaib Allah di Mesir dan malah memberontak di tepi Laut Teberau (lihat Keluaran 14:10-12). Meski demikian, Allah tetap menyelamatkan mereka demi memperkenalkan keperkasaan-Nya.

Bagian ini menegaskan bahwa kasih setia Allah melampaui kegagalan umat-Nya, dan pengampunan-Nya tersedia bagi mereka yang mau mengakui dosa dan mencari wajah-Nya dengan hati yang rendah.

Tuhan menunjukkan keperkasaan-Nya kepada umat kesayangan-Nya, dengan melakukan perbuatan-perbuatan ajaib:

1. Allah melindungi umat Israel dari kejaran Firaun

Mazmur 106:9-12

9 Dihardik-Nya Laut Teberau, sehingga kering, 
dibawa-Nya mereka berjalan melalui samudera raya 
 seperti melalui padang gurun. 
Demikian diselamatkan-Nya mereka dari tangan pembenci, 
ditebus-Nya mereka dari tangan musuh; 
air menutupi para lawan mereka, 
seorangpun dari pada mereka tiada tinggal. 
12 Ketika itu percayalah mereka kepada segala firman-Nya, 
mereka menyanyikan puji-pujian kepada-Nya. 

Mazmur 106:9-12 mengingatkan pada peristiwa penyeberangan Laut Teberau dalam Keluaran 14. Saat itu, Allah membelah laut sehingga bangsa Israel dapat berjalan di tanah kering. Setelah mereka selamat, Allah menutup kembali laut tersebut dan menenggelamkan tentara Firaun. 

Melihat mukjizat ini, bangsa Israel percaya kepada Allah dan memuji-Nya. Namun sayangnya, kepercayaan itu tidak bertahan lama karena mereka segera melupakan perbuatan-Nya dan kembali bersungut-sungut. Peristiwa ini mengingatkan bahwa iman yang teguh harus didasarkan pada keyakinan akan kesetiaan Allah, bukan hanya pengalaman sesaat.

2. Bangsa Israel diberi makan manna dan burung puyuh oleh Allah 

Mazmur 106:13-15

13 Tetapi segera mereka melupakan perbuatan-perbuatan-Nya, 
 dan tidak menantikan nasihat-Nya; 
mereka dirangsang nafsu di padang gurun, 
dan mencobai Allah di padang belantara. 
15 Diberikan-Nya kepada mereka apa yang mereka minta, 
 dan didatangkan-Nya penyakit paru-paru di antara mereka. 

Mazmur 106:13-15 menceritakan bagaimana bangsa Israel segera melupakan perbuatan Allah setelah diselamatkan. Mereka tidak menantikan nasihat-Nya, malah menuruti nafsu mereka di padang gurun dan mencobai Allah. 

Peristiwa ini merujuk pada kejadian dalam Bilangan 11:4-34, ketika bangsa Israel mengeluh karena hanya makan manna dan menuntut daging. Allah mengabulkan permintaan mereka dengan mengirim burung puyuh, tetapi karena keserakahan mereka, Allah menghukum mereka dengan penyakit yang mematikan. Peristiwa ini mengingatkan bahwa mengikuti keinginan tanpa bersandar pada kehendak Allah dapat berujung pada hukuman yang berat.

3. Allah menghukum Datan 

Mazmur 106:16-18

16 Mereka cemburu kepada Musa di perkemahan, 
 dan kepada Harun, orang kudus TUHAN. 
Bumi terbuka dan menelan Datan, menutupi kumpulan Abiram. 
18 Api menyala di kalangan mereka, nyala api menghanguskan orang-orang fasik itu.

Mazmur 106:16-18 merujuk pada peristiwa pemberontakan terhadap Musa dan Harun yang dipimpin oleh Datan dan Abiram. Kisah ini tercatat dalam Bilangan 16, ketika mereka menentang kepemimpinan Musa dan Harun karena iri hati. Akibatnya, Allah menunjukkan kuasa-Nya dengan membuka bumi untuk menelan Datan dan pengikutnya, sementara api dari Tuhan menghanguskan 250 orang yang mempersembahkan ukupan secara tidak sah. Peristiwa ini mengingatkan bahwa pemberontakan terhadap pemimpin yang diurapi Allah adalah dosa serius yang mendatangkan hukuman berat.

4. Bangsa Israel menyembah Lembu tuangan, Musa menyurutkan amarah TUHAN

Mazmur 106:19-22 

106:19 Mereka membuat anak lembu di Horeb, dan sujud menyembah kepada patung tuangan; 106:20 mereka menukar Kemuliaan mereka dengan bangunan sapi jantan yang makan rumput. 106:21 Mereka melupakan Allah yang telah menyelamatkan mereka, yang telah melakukan hal-hal yang besar di Mesir: 106:22 perbuatan-perbuatan ajaib di tanah Ham, perbuatan-perbuatan dahsyat di tepi Laut Teberau. 106:23 Maka Ia mengatakan hendak memusnahkan mereka, kalau Musa, orang pilihan-Nya, tidak mengetengahi di hadapan-Nya, untuk menyurutkan amarah-Nya, sehingga Ia tidak memusnahkan mereka.

Mazmur 106:19-23 merujuk pada peristiwa penyembahan anak lembu emas di Gunung Horeb, yang dicatat dalam Keluaran 32. Saat Musa naik ke Gunung Sinai untuk menerima hukum Tuhan, bangsa Israel membuat patung anak lembu emas dan menyembahnya, menukar kemuliaan Allah dengan berhala yang tak berdaya. Mereka melupakan Allah yang telah menyelamatkan mereka melalui mukjizat besar di Mesir dan Laut Teberau. Karena dosa itu, Allah hendak memusnahkan mereka, tetapi Musa menjadi perantara dengan berdoa dan memohon belas kasihan Allah. Peristiwa ini menegaskan bahwa melupakan Allah dan beralih kepada berhala mendatangkan murka-Nya, namun juga menunjukkan bagaimana doa syafaat dari seorang yang benar dapat meredakan amarah Allah.

5. Bangsa Israel menolak tanah perjanjian, Allah menyerakkan mereka 

Mazmur 106:24-31 

106:24 Mereka menolak negeri yang indah itu, tidak percaya kepada firman-Nya. 106:25 Mereka menggerutu di kemahnya dan tidak mendengarkan suara TUHAN. 106:26 Lalu Ia mengangkat tangan-Nya terhadap mereka untuk meruntuhkan mereka di padang gurun, 106:27 dan untuk mencerai-beraikan anak cucu mereka ke antara bangsa-bangsa, dan menyerakkan mereka ke pelbagai negeri. 

Mazmur 106:24-27 merujuk pada peristiwa ketika bangsa Israel menolak untuk masuk ke Tanah Perjanjian karena ketidakpercayaan mereka, sebagaimana dicatat dalam Bilangan 14. Setelah para pengintai kembali dari mengamati Kanaan, bangsa Israel takut karena laporan tentang bangsa-bangsa yang kuat di sana. Mereka tidak percaya pada janji Allah dan malah menggerutu di kemah mereka. Akibat ketidakpercayaan dan pemberontakan ini, Allah bersumpah bahwa generasi tersebut tidak akan masuk ke Tanah Perjanjian, melainkan akan binasa di padang gurun. Selain itu, Allah memperingatkan bahwa anak cucu mereka akan tercerai-berai di antara bangsa-bangsa. Peristiwa ini mengingatkan bahwa ketidakpercayaan kepada firman Allah dan bersungut-sungut terhadap-Nya dapat berakibat pada hukuman yang serius dan kehilangan berkat yang dijanjikan.

6. Bangsa Israel menyembah Baal Peor, tulah dihentikan TUHAN karena Pinehas

Mazmur 106:24-31

106:28 Mereka berpaut pada Baal Peor, dan memakan korban-korban sembelihan bagi orang mati. 106:29 Mereka menyakiti hati-Nya dengan perbuatan mereka, maka timbullah tulah di antara mereka. 106:30 Tetapi Pinehas berdiri dan menjalankan hukum, maka berhentilah tulah itu. 106:31 Hal itu diperhitungkan kepadanya sebagai jasa turun-temurun, untuk selama-lamanya. 

Mazmur 106:28-31 merujuk pada peristiwa penyembahan berhala dan percabulan dengan perempuan-perempuan Moab di Baal-Peor, sebagaimana dicatat dalam Bilangan 25. Bangsa Israel berpaling dari Allah dan berpaut pada Baal-Peor, bahkan ikut serta dalam ritual penyembahan yang melibatkan korban persembahan bagi orang mati. Dosa ini membangkitkan murka Allah, sehingga Ia menimpakan tulah yang menewaskan banyak orang. Namun, Pinehas, cucu Imam Harun, dengan berani bertindak tegas membunuh seorang pria Israel yang berbuat cabul dengan perempuan Midian, sehingga tulah itu berhenti. Tindakan Pinehas ini diperhitungkan sebagai jasa yang dikenang turun-temurun. Peristiwa ini menegaskan bahwa ketegasan dalam menegakkan kebenaran di hadapan dosa adalah sikap yang berkenan di hadapan Allah.

7. Bangsa Israel bercampur dengan bangsa Kafir, sehingga diserahkan Allah ke tangan musuh

Mazmur 106:32-42

106:32 Mereka menggusarkan Dia dekat air Meriba, sehingga Musa kena celaka karena mereka; 106:33 sebab mereka memahitkan hatinya, sehingga ia teledor dengan kata-katanya. 106:34 Mereka tidak memunahkan bangsa-bangsa, seperti yang diperintahkan TUHAN kepada mereka, 106:35 tetapi mereka bercampur baur dengan bangsa-bangsa, dan belajar cara-cara mereka bekerja. 106:36 Mereka beribadah kepada berhala-berhala mereka, yang menjadi perangkap bagi mereka. 106:37 Mereka mengorbankan anak-anak lelaki mereka, dan anak-anak perempuan mereka kepada roh-roh jahat, 106:38 dan menumpahkan darah orang yang tak bersalah, darah anak-anak lelaki dan anak-anak perempuan mereka, yang mereka korbankan kepada berhala-berhala Kanaan, sehingga negeri itu cemar oleh hutang darah. 106:39 Mereka menajiskan diri dengan apa yang mereka lakukan, dan berzinah dalam perbuatan-perbuatan mereka. 106:40 Maka menyalalah murka TUHAN terhadap umat-Nya, dan Ia jijik kepada milik-Nya sendiri. 106:41 Diserahkan-Nyalah mereka ke tangan bangsa-bangsa, sehingga orang-orang yang membenci mereka berkuasa atas mereka. 106:42 Mereka diimpit oleh musuhnya, sehingga takluk ke bawah kuasanya. 
106:43 Banyak kali dilepaskan-Nya mereka, tetapi mereka bersikap memberontak dengan rencana-rencana mereka, tenggelam dalam kesalahan mereka. 106:44 Namun Ia menilik kesusahan mereka, ketika Ia mendengar teriak mereka. 106:45 Ia ingat akan perjanjian-Nya karena mereka, dan menyesal sesuai dengan kasih setia-Nya yang besar. 106:46 Diberi-Nya mereka mendapat rahmat dari pihak semua orang yang menawan mereka.

Mazmur 106:32-46 menggambarkan rangkaian pemberontakan bangsa Israel dan kasih setia Allah yang tak berkesudahan. Di dekat air Meriba, mereka memahitkan hati Musa sehingga ia teledor dengan kata-katanya. Mereka gagal memusnahkan bangsa-bangsa yang diperintahkan Tuhan, malah berbaur dengan mereka dan meniru perbuatan jahat, termasuk menyembah berhala dan mengorbankan anak-anak mereka. Dosa-dosa ini menimbulkan murka Allah, sehingga Ia menyerahkan mereka ke tangan musuh yang menindas mereka.

Namun, meskipun mereka berulang kali memberontak, Allah tetap menunjukkan belas kasihan-Nya. Ketika mereka berseru dalam kesesakan, Allah mendengar, mengingat perjanjian-Nya, dan menyesal sesuai kasih setia-Nya yang besar. Bahkan di tengah pembuangan, Ia menggerakkan hati para penawan mereka untuk menunjukkan belas kasihan. 

Bagian ini menegaskan bahwa meskipun manusia sering jatuh ke dalam dosa, Allah tetap setia, penuh belas kasih, dan siap menolong mereka yang berseru kepada-Nya dengan hati yang hancur.

Mazmur 106:47-48

106:47 Selamatkanlah kami, ya TUHAN, Allah kami, dan kumpulkanlah kami dari antara bangsa-bangsa, supaya kami bersyukur kepada nama-Mu yang kudus, dan bermegah dalam puji-pujian kepada-Mu. 106:48 Terpujilah TUHAN, Allah Israel, dari selama-lamanya sampai selama-lamanya, dan biarlah seluruh umat mengatakan: "Amin!" Haleluya!

Mazmur 106:47-48 adalah penutup yang penuh harapan dan pujian setelah serangkaian pengakuan dosa dan kesalahan bangsa Israel. Pemazmur berseru kepada Allah untuk menyelamatkan dan mengumpulkan umat-Nya dari pembuangan, agar mereka dapat bersyukur kepada nama-Nya yang kudus dan memuliakan Dia dengan puji-pujian.

Doa ini menegaskan bahwa sekalipun umat Allah jatuh berulang kali, masih ada harapan melalui pertobatan dan pemulihan yang hanya Allah dapat berikan. Penutup ini diakhiri dengan seruan pujian: "Terpujilah TUHAN, Allah Israel, dari selama-lamanya sampai selama-lamanya, dan biarlah seluruh umat mengatakan: 'Amin!' Haleluya!" Ini menegaskan bahwa Allah tetap layak dipuji di segala zaman, karena kasih setia-Nya yang tidak berkesudahan. 

Secara keseluruhan, Mazmur 106 menceritakan bagaimana bangsa Israel mengalami penderitaan dan kesusahan, akibat dosa-dosa dan pemberontakan mereka kepada Allah. Namun, pada akhirnya Kasih dan kemurahan Allah saja lah yang membimbing mereka hingga mereka sadar dan kembali ke jalan yang benar, serta menaikkan puji-pujian kepada Allah.

Tetapi Engkau, ya Tuhan, Allah penyayang dan pengasih, panjang sabar dan berlimpah kasih dan setia

Mazmur 86:15

Amin.

Komentar

Postingan Populer