Mazmur 104 tentang "Kebesaran Tuhan dalam segala ciptaan-Nya" Seri Mazmur by Febrian

24 Maret 2025

Mazmur 104 tentang "Kebesaran Tuhan dalam segala ciptaan-Nya" Seri Mazmur

Mazmur 104 <-- Klik di sini untuk membaca keseluruhan pasal

Mazmur 104:1-6

Kebesaran TUHAN dalam segala ciptaan-Nya
Kebesaran TUHAN dalam segala ciptaan-Nya
Pujilah TUHAN, hai jiwaku! 
TUHAN, Allahku, Engkau sangat besar! 
Engkau yang berpakaian keagungan dan semarak, 
yang berselimutkan terang seperti kain, 
yang membentangkan langit seperti tenda, 
yang mendirikan kamar-kamar loteng-Mu di air, 
yang menjadikan awan-awan sebagai kendaraan-Mu, 
yang bergerak di atas sayap angin, 
yang membuat angin sebagai suruhan-suruhan-Mu, 
dan api yang menyala sebagai pelayan-pelayan-Mu, 
yang telah mendasarkan bumi di atas tumpuannya, 
sehingga takkan goyang untuk seterusnya dan selamanya
6 Dengan samudera raya Engkau telah menyelubunginya; 
air telah naik melampaui gunung-gunung. 

Dari Mazmur pujian kepada Allah di atas, dapat kita lihat betapa gambaran Kebesaran TUHAN, Allah, yang terpancar dalam segala buatan tangan-Nya. 

Allah berpakaian terang dunia seperti kain, dan membentangkan langit seperti tenda, mendirikan kamar loteng di air Samudera Raya di atas, berkendaraan dengan awan, yang bergerak di atas sayap angin. Allah menyuruh angin sebagai suruhan-Nya dan api yang menyala sebagai pelayan-Nya. Allah juga meletakkan bumi di atas dasar fondasinya, sehingga tidak akan goyang untuk selamanya. Pada mulanya seluruhnya diselubungi dengan air dari samudera raya yang sangat tinggi dan airnya menutupi seluruh gunung-gunung yang ada.

Sepintas, Mazmur ini mungkin dapat dianggap sebagai karya seni dari Pemazmur, menceritakan tentang kedahsyatan Allah. Akan tetapi jika kita perhatikan satu persatu ayat-ayat di atas, dan kita bandingkan dengan kisah yang merupakan karya Penciptaan Allah dalam Kitab Kejadian, maka ini adalah seperti peneguhan dari kitab itu. Hal itu antara lain adalah: Penciptaan Terang, Langit dibentangkan seperti tenda (Firmament), Ia mendirikan kamar loteng, dalam Samudera Raya (bisa jadi maksudnya adalah pemisahan air dari daratan) dan meletakkan Fondasi Bumi yang kokoh dan tidak goyang (tidak berputar/bergerak). 

Jadi Mazmur ini mau menceritakan persis seperti yang ditulis "Pada mulanya", awalnya seluruhnya belum berbentuk, tetapi Allah membentuknya menjadi bumi yang sekarang ini. Seperti perkiraan, bahwa penulis Kitab Kejadian dan Mazmur 104 ini adalah Nabi Musa, maka keduanya adalah murni dari pewahyuan Allah.       

Mazmur 104:7-16

7 Terhadap hardik-Mu air itu melarikan diri, 
lari kebingungan terhadap suara guntur-Mu, 
naik gunung, turun lembah 
ke tempat yang Kautetapkan bagi mereka. 
Batas Kautentukan, takkan mereka lewati, 
takkan kembali mereka menyelubungi bumi. 
Engkau yang melepas mata-mata air ke dalam lembah-lembah, 
mengalir di antara gunung-gunung, 
memberi minum segala binatang di padang, 
memuaskan haus keledai-keledai hutan; 
di dekatnya diam burung-burung di udara, 
bersiul dari antara daun-daunan. 
Engkau yang memberi minum gunung-gunung 
dari kamar-kamar loteng-Mu, 
bumi kenyang dari buah pekerjaan-Mu. 
Engkau yang menumbuhkan rumput 
bagi hewan dan tumbuh-tumbuhan untuk diusahakan manusia, 
yang mengeluarkan makanan dari dalam tanah 
dan anggur yang menyukakan hati manusia, 
yang membuat muka berseri karena minyak, 
dan makanan yang menyegarkan hati manusia. 
16 Kenyang pohon-pohon TUHAN, 
pohon-pohon aras di Libanon yang ditanam-Nya, 
di mana burung-burung bersarang, 
burung ranggung yang rumahnya di pohon-pohon sanobar; 
gunung-gunung tinggi adalah bagi kambing-kambing hutan, 
bukit-bukit batu adalah tempat perlindungan bagi pelanduk. 

Di sini digambarkan, bahwa TUHAN bukan hanya menciptakan langit dan bumi beserta isinya, tetapi Ia juga memelihara seluruh ciptaan-Nya itu dengan kecukupan makanan, tempat tinggal, pemeliharaan dan Damai Sejahtera yang dilimpahkannya semua. 

Mazmur 104:19-22

19 Engkau yang telah membuat bulan menjadi penentu waktu, 
matahari yang tahu akan saat terbenamnya. 
Apabila Engkau mendatangkan gelap, maka haripun malamlah; 
ketika itulah bergerak segala binatang hutan. 
Singa-singa muda mengaum-aum akan mangsa, 
dan menuntut makanannya dari Allah. 
22 Apabila matahari terbit, berkumpullah semuanya 
dan berbaring di tempat perteduhannya; 
manusiapun keluarlah ke pekerjaannya, 
dan ke usahanya sampai petang. 

Allah memberikan manusia dan seluruh ciptaan-Nya di bumi, terikat pada suatu hukum, yaitu "Waktu". Inilah yang menjadikan kita mempunyai siklus kehidupan. Matahari dan Bulan dijadikan Allah, alat untuk menandakan waktu Siang dan Malam untuk bekerja dan beristirahat. Demikianlah manusia dan hewan diatur oleh TUHAN, Allah kita untuk terus bekerja dan melakukan pekerjaan yang sudah ditetapkan oleh-Nya. 

Perhatikan bahwa Singa-singa muda mengaum-aum menuntut makanannya dari Allah. Jadi hewan pun "berdoa" kepada TUHAN, Allahnya supaya diberi makanan. Bayangkan manusia yang jauh lebih cerdas dari manusia, tidak pernah berdoa memohon berkat dari TUHAN, dan lebih mengandalkan kekuatannya sendiri. Ini bukan rancangan Allah. Ia mau kita bekerja sebagai tanggung jawab, namun berkat itu adalah hasil dari permohonan kita kepada Allah. 

Mazmur 104:24-32
Betapa banyak perbuatan-Mu, ya TUHAN, 
sekaliannya Kaujadikan dengan kebijaksanaan, 
bumi penuh dengan ciptaan-Mu. 
Lihatlah laut itu, besar dan luas wilayahnya, 
di situ bergerak, tidak terbilang banyaknya, 
binatang-binatang yang kecil dan besar. 
Di situ kapal-kapal berlayar 
dan Lewiatan yang telah Kaubentuk untuk bermain dengannya. 
Semuanya menantikan Engkau, 
supaya diberikan makanan pada waktunya. 
Apabila Engkau memberikannya, 
mereka memungutnya; 
apabila Engkau membuka tangan-Mu, 
mereka kenyang oleh kebaikan. 
Apabila Engkau menyembunyikan wajah-Mu, mereka terkejut; 
apabila Engkau mengambil roh mereka, 
mereka mati binasa dan kembali menjadi debu. 
30 Apabila Engkau mengirim roh-Mu, mereka tercipta, 
dan Engkau membaharui muka bumi. 
31 Biarlah kemuliaan TUHAN tetap untuk selama-lamanya, 
biarlah TUHAN bersukacita karena perbuatan-perbuatan-Nya! 
32 Dia yang memandang bumi sehingga bergentar, 
yang menyentuh gunung-gunung sehingga berasap

Sekali lagi di dalam ayat bacaan di atas, bahwa Allah memberi seluruh ciptaan-Nya baik manusia maupun hewan, makanannya masing-masing. Tuhan membuka Tangan-Nya dan kita semua kenyang oleh kebaikan. 

Pada akhirnya, siklus hidup ciptaan-Nya, juga ditentukan-Nya. Pada saatnya Ia mengambil roh mereka, maka semua mati binasa dan kembali menjadi debu. Namun di akhir rangkaian Mazmur tersebut, sepertinya ini adalah Nubuat mengenai Pemulihan Allah di akhir zaman, yaitu "Apabila Engkau mengirim roh-Mu, mereka tercipta, dan Engkau membaharui muka bumi." (Ayat 30). Semua ciptaan yang sudah mati tadi, akan "diciptakan" kembali, dan Allah akan membaharui Bumi menjadi Langit Baru dan Bumi Baru, di mana sudah dinubuatkan dalam kitab Wahyu. 

Tujuan Allah dari semuanya itu adalah agar "kemuliaan TUHAN tetap untuk selama-lamanya, biarlah TUHAN bersukacita karena perbuatan-perbuatan-Nya! 32 Dia yang memandang bumi sehingga bergentar, yang menyentuh gunung-gunung sehingga berasap" (Ayat 31-32)

Allah menghendaki manusia mengakhiri segala kesedihannya dan seluruh ciptaan-Nya memuji dan membesarkan Nama-Nya yang kudus sepanjang hidupnya: Aku hendak menyanyi bagi TUHAN selama aku hidup, aku hendak bermazmur bagi Allahku selagi aku ada. Biarlah renunganku manis kedengaran kepada-Nya! Aku hendak bersukacita karena TUHAN. (Ayat 33-34) 

35 Biarlah habis orang-orang berdosa dari bumi, 
dan biarlah orang-orang fasik tidak ada lagi! 
Pujilah TUHAN, hai jiwaku! Haleluya!

Mazmur 104:33-35

Amin.

Komentar

Postingan Populer