Mazmur 70 tentang "Rindu akan pertolongan TUHAN" Seri Mazmur by Febrian

16 Februari 2025

Mazmur 70 tentang "Rindu akan pertolongan TUHAN" Seri Mazmur 

Bapak Ibu Saudara/ i yang terkasih dalam Kristus Yesus. Dalam Kesempatan ini kita akan merenungkan bersama mengenai Bagaimana raja Daud yang rindu akan pertolongan TUHAN, Allah dalam kesesakannya menghadapi segala musuhnya. 

Kiranya firman Tuhan ini dapat menjadi sumber kekuatan dan perisai pada saat dibutuhkan.

Tuhan Yesus memberkati kita semua. 

Mazmur 70

Doa minta pertolongan

70:1 Untuk pemimpin biduan. 
Dari Daud, pada waktu mempersembahkan korban peringatan. 

(70-2) Ya Allah, bersegeralah melepaskan aku, menolong aku, ya TUHAN! 
Biarlah mendapat malu dan tersipu-sipu mereka yang ingin mencabut nyawaku; 
biarlah mundur dan kena noda mereka yang mengingini kecelakaanku; 
biarlah berbalik karena malu mereka yang mengatakan: "Syukur, syukur!" 
Biarlah bergirang dan bersukacita karena Engkau semua orang yang mencari Engkau; biarlah mereka yang mencintai keselamatan dari pada-Mu selalu berkata: 
"Allah itu besar!" 
Tetapi aku ini sengsara dan miskin--ya Allah, segeralah datang! 
Engkaulah yang menolong aku dan meluputkan aku; 
ya TUHAN, janganlah lambat datang!

Dari bacaan di atas, dapat kita kelompokkan menjadi beberapa pokok pikiran utama:

1. Daud mempersembahkan Korban Peringatan

Kita ketahui bahwa Mazmur di atas dituliskan dalam rangka raja Daud mempersembahkan korban peringatan. Mari kita pahami sejenak proses persembahan korban peringatan:

"Dari Daud, pada waktu mempersembahkan korban peringatan." (Mazmur 70:1, TB)

"Korban peringatan" (זִכָּרוֹן - zikkaron) ini berbeda dengan jenis korban lainnya.

Perhatikan ayat-ayat yang berhubungan dengan korban peringatan:

Imamat 2:2

"Ia harus membawa bagian dari persembahan sajian itu, yakni sebagian dari tepung itu dengan minyaknya dan dengan seluruh kemenyannya sebagai bagian peringatan, dan haruslah imam membakarnya di atas mezbah sebagai korban api-apian yang baunya menyenangkan bagi TUHAN."

Imamat 6:15

"Imam harus mengambil segenggam dari tepung sajian itu dengan minyaknya dan dengan seluruh kemenyannya sebagai bagian peringatannya, lalu membakarnya di atas mezbah sebagai bau yang harum bagi TUHAN."

Bilangan 10:10

"Juga pada hari-hari raya kamu dan pada perayaan-perayaanmu dan pada permulaan bulan-bulanmu, haruslah kamu meniup sangkakala pada waktu kamu mempersembahkan korban bakaran dan korban keselamatan, supaya hal itu menjadi peringatan bagimu di hadapan Allahmu."

Korban peringatan merupakan bagian dari korban sajian (minḥāh), yang biasanya berupa tepung halus dicampur minyak dan kemenyan. Imam mengambil sebagian kecil dari sajian ini dan membakarnya di atas mezbah sebagai "bagian peringatan" (azkārātā). Tujuan utama dari korban ini adalah untuk mengingatkan umat kepada Tuhan dan juga agar Tuhan "mengingat" umat-Nya dalam kemurahan-Nya.

Perbedaan dengan korban lainnya:

Korban peringatan berbeda dari korban bakaran (olah), yang seluruhnya dibakar di atas mezbah, dengan api yang terus menerus menyala, sebagai gambaran persembahan yang sepenuhnya diberikan kepada Tuhan. Simbol korban yang dibakar seluruhnya, adalah penyerahan diri kepada TUHAN, 

Ini juga berbeda dari korban keselamatan (zebaḥ šelāmîm), yang hanya sebagian dibakar, sedangkan sisanya dapat dimakan oleh orang yang mempersembahkan. 

Selain itu, korban penghapus dosa (ḥaṭṭā’ṯ) dan korban penebus salah (’āšām) lebih berkaitan dengan pengampunan dosa. 

Sedangkan korban peringatan lebih menekankan aspek hubungan dan persekutuan dengan Tuhan.

Dalam konteks Mazmur 70, frasa "korban peringatan" bisa menunjukkan bahwa mazmur ini adalah doa yang dipanjatkan Daud sebagai pengingat kepada Tuhan akan kasih setia dan pertolongan-Nya, sebagaimana korban peringatan dalam sistem korban di Bait Allah bertujuan untuk "mengingatkan" Tuhan akan umat-Nya.

Renungan bagi kita: 

Apakah tujuan kita datang kepada Tuhan dalam doa kita? Apakah kita ingin minta pertolongan, minta perlindungan, minta kesembuhan? Mari kita belajar dari sikap raja Daud. 

Coba renungkan sikap raja Daud yang dalam sengsaranya, yang datang kepada TUHAN, Allah, memohon Allah mengingat kasih dan setia-Nya:

1. Berseru kepada Tuhan dengan segenap hati

Mazmur 70:2 

Ya Allah, bersegeralah melepaskan aku, menolong aku, ya TUHAN! 

Datanglah menghadap Tuhan dengan segenap hati, bukan pura-pura atau bahkan setengah hati, antara percaya atau tidak Tuhan akan menolong. Inilah sikap hati yang benar di hadapan Allah. Segala kuasa di langit dan di bumi ada dalam tangan Allah. Jadi apapun yang kita minta akan dikabulkan Allah, jika sesuai dengan kehendak dan rancangan-Nya. 

Kita banyak kali lupa, dalam kesengsaraan, penderitaan, penyakit, kesusahan, masalah, yang kita hadapi, kita sibuk mencari jalan keluar sendiri. Atau langsung sibuk menghubungi teman, relasi, kolega dll, dalam rangka mencari jalan keluarnya sendiri. Inilah yang disebut terkutuk oleh Tuhan:

Yeremia 17:5-6

17:5 Beginilah firman TUHAN: "Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari pada TUHAN! 17:6 Ia akan seperti semak bulus di padang belantara, ia tidak akan mengalami datangnya keadaan baik; ia akan tinggal di tanah angus di padang gurun, di negeri padang asin yang tidak berpenduduk.

Allah memberi peringatan keras bagi orang yang:

  1. Mengandalkan orang lain
  2. Mengandalkan kekuatannya sendiri
  3. Menjauh dari pada TUHAN

Akibatnya: Tidak akan mengalami keadaan baik, tidak punya resources apapun dalam hidupnya. Hidupnya jadi sengsara.

2. Berseru kepada Tuhan untuk mengalahkan musuh-musuhnya

Mazmur 70:3-4

70:3 Biarlah mendapat malu dan tersipu-sipu mereka yang ingin mencabut nyawaku; biarlah mundur dan kena noda mereka yang mengingini kecelakaanku; 70:4 biarlah berbalik karena malu mereka yang mengatakan: "Syukur, syukur!"

Raja Daud memohon kepada Allah agar mempermalukan musuh-musuhnya setiap orang yang berniat membunuhnya, menginginkan kecelakaannya, dan berteriak mengutukinya. Dari sikap raja Daud ini, bisa juga kita lihat, betapa hatinya itu sesungguhnya adalah bukan orang yang kejam. Ia tidak menginginkan kematian musuh-musuhnya, melainkan hanya ingin orang itu menyadari kesalahannya. 

Ini sikap hati yang bisa kita lihat dari Allah sendiri. Kita tidak boleh menjadi orang jahat juga, melainkan mengingkan pertobatan musuh-musuh kita.

Yehezkiel 18:23

Apakah Aku berkenan kepada kematian orang fasik? demikianlah firman Tuhan ALLAH. Bukankah kepada pertobatannya supaya ia hidup?

Allah Sang Pencipta manusia sangat sayang kepada ciptaan-Nya. Sama sekali tidak diinginkan kematian dari satu orang pun ciptaan-Nya, jadi alangkah jahatnya kita, jika kita menginginkan kecelakaan terhadap musuh-musuh kita. Hal yang harus kita perbaiki adalah ketulusan hati kita mengiring Tuhan.

3. Mendoakan orang yang mencari Allah

Mazmur 70:3-4

70:5 Biarlah bergirang dan bersukacita karena Engkau semua orang yang mencari Engkau; biarlah mereka yang mencintai keselamatan dari pada-Mu selalu berkata: "Allah itu besar!"

Raja Daud dapat tetap berfikir jernih dan mengambil sikap positif dalam hidupnya. Ia mengasihi orang yang mencari Allah dan mencintai keselamatan dari Allah. Tidak kita ketahui berapa banyak pengikut raja Daud saat itu, tetapi ia bersukacita karena masih ada orang-orang baik yang juga mencintai Allah.

Renungan bagi kita adalah bahwa kita wajib mendoakan orang yang hidup benar dan setia di dalam Tuhan, serta tetap mendoakan orang yang jalan hidupnya masih keliru, atau bahkan terlilit dalam belenggu dosa.

4. Mendoakan orang yang mencari Allah

Mazmur 70:3-4

70:6 Tetapi aku ini sengsara dan miskin--ya Allah, segeralah datang! Engkaulah yang menolong aku dan meluputkan aku; ya TUHAN, janganlah lambat datang! 

Berdoa dalam kerendahhatian, adalah kunci keberhasilan raja Daud. Dalam masa-masa sulitnya, ia menggambarkan dirinya adalah orang yang sengsara dan miskin di hadapan Allah. Ia dalam kesengsaraannya, hanya berharap Allah menolongnya dengan segera dan meluputkan nya dari maut. 

Mari kita bersama memiliki hati yang seperti itu, menyadari betapa kita ini tidak punya apa-apa, tidak bisa apa-apa, dengan demikian, harapan kita hanya kepada Allah saja, bukan kekuatan kita, harta kita, teman, relasi atau yang lain di bumi ini. 

"TUHAN itu baik; Ia adalah tempat pengungsian pada waktu kesusahan; Ia mengenal orang-orang yang berlindung kepada-Nya."

Nahum 1:7 

Amin.

Komentar

Postingan Populer