Mazmur 44 Tentang "Mengenal Tuhan dan jalan-jalan-Nya secara Pribadi" by Febrian

18 Januari 2025

Gambar oleh Arnie Bragg dari Pixabay

Mazmur 44 Tentang "Mengenal Tuhan dan jalan-jalan-Nya secara Pribadi"

Mazmur 44 <-- Klik untuk membaca keseluruhan pasal

Bapak/Ibu Saudara/i yang terkasih dalam Kristus Yesus. Dalam Kesempatan ini kita akan merenungkan bersama mengenai pengalaman bangsa Israel yang merasa ditinggalkan Allah, setelah mereka mengalami kemenangan. Sesungguhnya, Allah sedang melakukan sesuatu di balik pengalaman buruk mereka. Itulah jalan-jalan Tuhan yang tidak terselami oleh manusia. 

Semoga kita semua bisa mendapat berkat dari firman Tuhan tersebut. Kiranya Tuhan Yesus memberkati.

Dalam Mazmur dari Bani Korah di atas, dapat kita perhatikan beberapa bagian sebagai berikut:

  1. Mazmur 44:1-8 Pujian-pujian dipanjatkan bangsa Israel, yang mengalami kemenangan bukan karena hasil tangan mereka sendiri, melainkan Tangan Allah Yang Maha Kuasa. 
  2. Mazmur 44:9-22 Namun kemudian Bangsa Israel merasa dibuang Allah sehingga ditimpa kemalangan, dan dihina musuh-musuh mereka. Bangsa Israel merasa Tuhan tidak menolong, bahkan membiarkan mereka, namun, mereka tetap tidak meninggalkan kesetiaan mereka kepada TUHAN, Allah.
  3. Mazmur 44:23-26 Doa bangsa Israel adalah memohon agar Allah bersegera memberikan pertolongan-Nya, serta segera bertindak membebaskan mereka. 

Jika kita membuka sejenak ingatan kita akan kisah Tuhan Yesus yang tertidur di buritan kapal, maka kita akan mendapatkan jawabannya. Mari kita baca dalam Markus 4:35-41.

Tuhan Yesus tertidur di buritan kapal yang nyaris tenggelam karena badai, dan para murid-Nya panik karena seolah ia tidak peduli kalau mereka binasa. Bisa kita lihat kemiripan dari kejadian tersebut dengan pengalaman bangsa Israel yang di-Mazmur kan oleh Bani Korah di atas? Betul. Bangsa Israel panik karena seolah Allah mereka tertidur (Mazmur 44:23).

Jika kita renungkan kedua bagian firman Tuhan di atas, terasa ada kejanggalan yang nyata, yaitu TUHAN, Allah Israel memberi kemenangan, namun kemudian membuang mereka. Apakah ini memang Tuhan sengaja, atau jangan-jangan, penulisannya oleh Bani Korah terbalik, kisah kemenangan seharusnya ditulis belakangan? Ah, rasanya membingungkan.

Jadi sesungguhnya, di balik setiap penderitaan yang dialami, ada suatu maksud yang sementara waktu belum kita pahami. Akan tetapi jika kita memiliki kesetiaan dan kesabaran, maka pada waktu-Nya (Kairos), akan dinyatakan segala maksud-Nya yang mulia dan ajaib.

Apa yang dialami bangsa Israel dalam Mazmur di atas, serupa dengan yang dialami oleh Ayub. Mari kita coba baca dan perhatikan kisah Ayub:

Ayub 1:1 - 42:17 <-- Klik untuk membaca ayat

Kehidupan Ayub adalah salah satu kisah paling menginspirasi dalam Alkitab. Awalnya, Ayub hidup dalam berkat yang melimpah. Dia adalah orang yang saleh, dikenal karena ketaatannya kepada Tuhan. Tapi siapa sangka, di balik semua itu, Tuhan mengizinkan Ayub untuk dicobai oleh Iblis. Tidak main-main, semua yang Ayub miliki diambil darinya: harta, anak-anak, bahkan kesehatannya. Lebih parah lagi, istrinya sendiri menyuruhnya untuk mengutuk Tuhan, dan sahabat-sahabatnya malah menuduhnya sebagai orang berdosa.

Dalam penderitaannya, Ayub tidak berhenti mempertanyakan apa yang sedang terjadi. Kenapa orang yang tidak bersalah harus menderita? Kenapa Tuhan membiarkan ini semua terjadi? Ayub bergumul dengan pertanyaan-pertanyaan ini, seperti kita mungkin sering lakukan dalam hidup kita. Tapi yang luar biasa, meskipun dia tidak mengerti semuanya, Ayub tetap tidak berbuat dosa dengan menyalahkan Tuhan.

Pada akhirnya, Tuhan berbicara langsung kepada Ayub. Melalui percakapan itu, Ayub menyadari sesuatu yang sangat penting. Sebelumnya, dia hanya tahu tentang Tuhan dari tulisan dan cerita orang lain. Tapi setelah semua yang dia alami, Ayub akhirnya mengenal Tuhan secara langsung. Pengalaman ini mengubah hidupnya sepenuhnya.

Ayub 42:5

Hanya dari kata orang saja aku mendengar tentang Engkau, tetapi sekarang mataku sendiri memandang Engkau.

Dan yang paling indah, Tuhan memulihkan keadaan Ayub. Dia tidak hanya mendapatkan kembali apa yang hilang, tetapi Tuhan memberkatinya lebih dari sebelumnya. Ayub melihat bagaimana rencana Tuhan, meskipun sulit dipahami di awal, ternyata membawa berkat yang jauh lebih besar di akhirnya.

Kisah Ayub mengingatkan kita bahwa dalam hidup ini, Tuhan ingin kita mengenal-Nya secara pribadi. Bukan hanya dari cerita orang atau pengetahuan di kepala, tetapi dari pengalaman hidup kita sendiri. Cobaan dan tantangan yang kita hadapi mungkin terasa berat, tetapi itu adalah cara Tuhan membawa kita lebih dekat kepada-Nya. Dan saat kita benar-benar mengenal Tuhan, kita akan melihat bahwa Dia selalu memiliki rencana yang indah, bahkan di tengah badai.

"Aku mau mengenal Kristus dan kuasa kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam penderitaan-Nya, di mana aku menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya."

Filipi 3:10 

Amin.

Komentar

Postingan Populer