Mazmur 42 tentang "Pengharapan kepada Tuhan tidak akan mengecewakan" Seri Mazmur by Febrian
16 Januari 2025
Mazmur 42 tentang "Pengharapan kepada Tuhan tidak akan mengecewakan" Seri Mazmur
Mazmur 42 <--Klik di sini untuk membaca keseluruhan pasal
Mazmur 42:1
Kerinduan kepada Allah
42:1 Untuk pemimpin biduan. Nyanyian pengajaran bani Korah.
Seperti telah disampaikan sebelumnya, bahwa kitab Mazmur adalah kumpulan Nyanyian yang ditulis oleh beberapa penulis. Pada kesempatan ini Bani Korah menaikkan pujiannya kepada Allah, sebagai ungkapan perasaan mereka yang merasa rindu akan jawaban dan pertolongan terhadap pergumulan hidup mereka.
Mazmur 42:2
(42-2) Seperti rusa yang merindukan sungai yang berair, demikianlah jiwaku merindukan Engkau, ya Allah.
Bagian pujian ini menjadi lagu terkenal di zaman sekarang ini:
Pujian ini merupakan ungkapan perasaan yang dalam dari seseorang yang sangat rindu kepada Allah, minta disegarkan dengan Air Kehidupan dari Tuhan. Bagaikan seekor rusa yang lelah berjalan sepanjang hari, selalu hidup di dalam ancaman bahaya maut para predator, ia butuh kesegaran dari air yang murni, yang dapat kembali memberikan kekuatan baru baginya.Mazmur 42:3-11
Jiwaku haus kepada Allah, kepada Allah yang hidup. Bilakah aku boleh datang melihat Allah? Air mataku menjadi makananku siang dan malam, karena sepanjang hari orang berkata kepadaku: "Di mana Allahmu?"
Inilah yang hendak kuingat, sementara jiwaku gundah-gulana; bagaimana aku berjalan maju dalam kepadatan manusia, mendahului mereka melangkah ke rumah Allah dengan suara sorak-sorai dan nyanyian syukur, dalam keramaian orang-orang yang mengadakan perayaan.
Mengapa engkau tertekan, hai jiwaku, dan gelisah di dalam diriku? Berharaplah kepada Allah! Sebab aku akan bersyukur lagi kepada-Nya, penolongku dan Allahku! Jiwaku tertekan dalam diriku, sebab itu aku teringat kepada-Mu dari tanah sungai Yordan dan pegunungan Hermon, dari gunung Mizar.
Samudera raya berpanggil-panggilan dengan deru air terjun-Mu; segala gelora dan gelombang-Mu bergulung melingkupi aku. TUHAN memerintahkan kasih setia-Nya pada siang hari, dan pada malam hari aku menyanyikan nyanyian, suatu doa kepada Allah kehidupanku.
Aku berkata kepada Allah, gunung batuku: "Mengapa Engkau melupakan aku? Mengapa aku harus hidup berkabung di bawah impitan musuh?" Seperti tikaman maut ke dalam tulangku lawanku mencela aku, sambil berkata kepadaku sepanjang hari: "Di mana Allahmu?"
Mengapa engkau tertekan, hai jiwaku, dan mengapa engkau gelisah di dalam diriku? Berharaplah kepada Allah! Sebab aku bersyukur lagi kepada-Nya, penolongku dan Allahku!
Jangan pernah berhenti berharap kepada Allah, sebab Ia adalah setia, dan tidak pernah meninggalkan umat kesanyangan-Nya.
Komentar
Posting Komentar