Mazmur 39 tentang "Belajar bijaksana dalam menjalani hidup" Seri Mazmur by Febrian

11 Januari 2024

Gambar oleh Pexels dari Pixabay

Mazmur 39 tentang "Belajar bijaksana dalam menghadapi hidup" Seri Mazmur 

Shaloom. Bapak Ibu Saudara/i yang terkasih dalam Kristus Yesus. Dalam Kesempatan ini kita akan merenungkan bersama mengenai pengalaman raja Daud mengalami pergumulan dalam hidupnya, akibat dosa, penyakit dan tekanan dari musuh, sehingga pada akhirnya ia menyadari betapa hidupnya sia-sia dan menjadikannya bijaksana. Semoga kita semua bisa mendapat berkat dari firman Tuhan tersebut. Kiranya Tuhan Yesus memberkati.

Mazmur 39

Doa minta tolong
39:1 Untuk pemimpin biduan. Untuk Yedutun. Mazmur Daud. 

(39-2) Pikirku: "Aku hendak menjaga diri, 
supaya jangan aku berdosa dengan lidahku; 
aku hendak menahan mulutku dengan kekang 
selama orang fasik masih ada di depanku." 
39:2 (39-3) Aku kelu, aku diam, aku membisu, aku jauh dari hal yang baik; 
tetapi penderitaanku makin berat. 
39:3 (39-4) Hatiku bergejolak dalam diriku, menyala seperti api, 
ketika aku berkeluh kesah; 
aku berbicara dengan lidahku: 
39:4 (39-5) "Ya TUHAN, beritahukanlah kepadaku ajalku, 
dan apa batas umurku, supaya aku mengetahui betapa fananya aku! 
39:5 (39-6) Sungguh, hanya beberapa telempap saja Kautentukan umurku; 
bagi-Mu hidupku seperti sesuatu yang hampa. 
Ya, setiap manusia hanyalah kesia-siaan
Sela 39:6 (39-7) Ia hanyalah bayangan yang berlalu! 
Ia hanya mempeributkan yang sia-sia dan menimbun, 
tetapi tidak tahu, siapa yang meraupnya nanti. 
39:7 (39-8) Dan sekarang, apakah yang kunanti-nantikan, ya Tuhan? 
Kepada-Mulah aku berharap
39:8 (39-9) Lepaskanlah aku dari segala pelanggaranku, 
jangan jadikan aku celaan orang bebal! 
39:9 (39-10) Aku kelu, tidak kubuka mulutku, 
 sebab Engkau sendirilah yang bertindak. 
39:10 (39-11) Hindarkanlah aku dari pada pukulan-Mu, 
aku remuk karena serangan tangan-Mu. 39:11 
(39-12) Engkau menghajar seseorang dengan hukuman karena kesalahannya, 
dan menghancurkan keelokannya sama seperti gegat; 
sesungguhnya, setiap manusia adalah kesia-siaan belaka
Sela 
39:12 (39-13) Dengarkanlah doaku, ya TUHAN, 
dan berilah telinga kepada teriakku minta tolong, 
janganlah berdiam diri melihat air mataku! 
Sebab aku menumpang pada-Mu, 
aku pendatang seperti semua nenek moyangku. 
39:13 (39-14) Alihkanlah pandangan-Mu dari padaku, 
supaya aku bersukacita sebelum aku pergi dan tidak ada lagi!"

Mazmur 39 mengingatkan kita akan kefanaan hidup dan pentingnya memanfaatkan waktu dengan bijaksana. 

Dalam renungan ini, kita diajak merenungkan betapa singkatnya hidup dan betapa rapuhnya manusia di hadapan Tuhan. Pemazmur berusaha menjaga diri dari dosa dengan lidahnya, namun penderitaan yang dialaminya semakin berat. Kita diingatkan bahwa hidup ini fana, seperti bayangan yang berlalu. Betapa sering kita mempeributkan hal-hal yang sia-sia, tanpa menyadari bahwa semua itu hanya sementara.

Dalam penderitaan dan pergumulannya, pemazmur memohon kepada Tuhan untuk mengajarkan betapa fana hidup ini, agar ia dapat hidup dengan bijaksana dan berharap hanya kepada Tuhan. Dia meminta pembebasan dari dosa-dosanya dan agar tidak menjadi celaan bagi orang-orang bebal.

Doa dan harapan pemazmur menjadi pelajaran bagi kita semua. Kita diajak untuk mengarahkan pandangan kita kepada Tuhan, yang adalah sumber pengharapan sejati. Dalam setiap pergumulan hidup, kita diingatkan untuk bergantung sepenuhnya kepada-Nya, menyerahkan segala keluh kesah kita, dan memohon belas kasihan-Nya .

Berikut beberapa aplikasi praktis yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari:

  1. Menghargai Waktu dengan Bekerja Keras untuk Tuhan: Pdt. Dr. Stephen Tong menekankan konsep "squeeze-ism," yaitu hidup yang diperas dengan bekerja keras bagi Tuhan, bukan menikmati dunia secara berlebihan. Beliau mengajak kita untuk mengisi hari-hari dengan dedikasi penuh kepada Allah, menyadari bahwa hidup ini singkat dan harus dimanfaatkan sebaik mungkin. 
  2. Berfokus pada Hal-Hal yang Bernilai Kekal: Renungan dari GBIK mendorong kita untuk mengisi waktu dengan bersekutu dengan Tuhan, membaca firman-Nya, dan melayani sesama. Dengan demikian, kita mengutamakan hal-hal yang bersifat kekal dan tidak terjebak dalam kesia-siaan duniawi. 
  3. Menerima Disiplin Tuhan dengan Rendah Hati: Mazmur 39 juga menggambarkan pergumulan Daud yang menerima disiplin Tuhan. Kita diajak untuk meneladani sikap Daud yang tetap berharap kepada Tuhan dalam penderitaan, menyadari bahwa hidup ini sementara, dan menaruh seluruh harapan kepada-Nya. 
  4. Menyadari Singkatnya Hidup dan Menjalani dengan Bijaksana: Renungan dari WarungSaTeKaMu mengingatkan bahwa kesadaran akan singkatnya hidup seharusnya mendorong kita untuk hidup sesuai kehendak Tuhan, menjadikan setiap detik hidup berarti dengan hidup bagi Yesus. 

"Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana."

Mazmur 90:12 

Amin.

Komentar

Postingan Populer