Mazmur 36 "Kefasikan orang berdosa dan kasih Allah" Seri Mazmur by Febrian

08 Januari 2025




Mazmur 36 "Kefasikan orang berdosa dan kasih Allah" Seri Mazmur

Bapak Ibu Saudara/i yang terkasih dalam Kristus Yesus. Dalam Kesempatan ini kita akan merenungkan bersama mengenai pengalaman  raja Daud  yang 

Mazmur 36:1-13 

Kefasikan orang berdosa dan kasih setia Allah

36:1 Untuk pemimpin biduan. Dari hamba TUHAN, dari Daud. 

Dosa bertutur di lubuk hati orang fasik; 
rasa takut kepada Allah tidak ada pada orang itu, sebab ia membujuk dirinya, 
sampai orang mendapati kesalahannya dan membencinya. 
Perkataan dari mulutnya ialah kejahatan dan tipu daya, 
ia berhenti berlaku bijaksana dan berbuat baik.
Kejahatan dirancangkannya di tempat tidurnya,  
ia menempatkan dirinya di jalan yang tidak baik; apa yang jahat tidak ditolaknya.
Ya TUHAN, kasih-Mu sampai ke langit, setia-Mu sampai ke awan.
Keadilan-Mu adalah seperti gunung-gunung Allah,  
hukum-Mu bagaikan samudera raya yang hebat.  
Manusia dan hewan Kauselamatkan, ya TUHAN.
Betapa berharganya kasih setia-Mu, ya Allah!  
Anak-anak manusia berlindung dalam naungan sayap-Mu.
Mereka mengenyangkan dirinya dengan lemak di rumah-Mu;  
Engkau memberi mereka minum dari sungai kesenangan-Mu.
Sebab pada-Mu ada sumber hayat,  
di dalam terang-Mu kami melihat terang.
Lanjutkanlah kasih setia-Mu bagi orang yang mengenal Engkau,  
dan keadilan-Mu bagi orang yang tulus hati!
Janganlah kiranya kaki orang-orang congkak menginjak aku,  
dan tangan orang fasik mengusir aku.
Lihat, orang-orang yang melakukan kejahatan itu jatuh;  
mereka dibanting dan tidak dapat bangun lagi.

Dalam Mazmur 36, Daud menggambarkan keadaan yang sangat mencolok, yaitu antara kejahatan manusia dan kasih setia Allah. Di satu sisi, kita melihat kebejatan manusia yang merancang kejahatan, menolak kebaikan, dan menempatkan diri di jalan yang salah. Mereka berbicara tipu daya, berhenti berlaku bijaksana, dan tidak menolak apa yang jahat. Di sisi lain, Allah justru menunjukkan belas kasihan-Nya yang dalam, untuk memberikan perlindungan bagi orang yang berlindung pada-Nya.

Kejahatan yang dirancangkan manusia ini sering kali terlihat dalam sejarah. Misalnya, dalam Perang Dunia II, kejahatan yang direncanakan oleh rezim-rezim tertentu membawa kehancuran besar. Namun, di tengah kekelaman itu, masih ada orang-orang yang berlindung dalam kasih setia Tuhan, menemukan perlindungan dalam naungan-Nya.

Di sisi lain, Daud memuji kasih setia Allah yang tak terbatas. Kasih dan kesetiaan-Nya melampaui langit, keadilan-Nya bagaikan gunung yang kokoh, dan hukum-Nya seperti samudera yang dalam. Ini mengingatkan kita pada kisah George Müller, seorang hamba Tuhan yang hidupnya bergantung sepenuhnya pada penyediaan Allah. Meskipun menghadapi banyak tantangan, Müller terus percaya pada kesetiaan Allah, dan Tuhan selalu menyediakan kebutuhan panti asuhan yang ia kelola.

Di tengah pergumulan hidup, kita sering merasa lelah dan kehilangan arah. Namun, seperti yang dikatakan Daud, di dalam Tuhan ada sumber hayat, dan di dalam terang-Nya kita melihat terang. Ini memberikan harapan bahwa meskipun kita menghadapi tantangan, kasih setia Tuhan tetap ada untuk kita. Kita hanya perlu berlindung dalam naungan sayap-Nya dan percaya bahwa Dia akan menyediakan segala yang kita butuhkan.

Renungan ini mengingatkan kita untuk tetap setia dan tulus hati dalam mengikut Tuhan. Jangan biarkan kejahatan menguasai kita, tetapi tetaplah berjalan dalam keadilan dan kasih setia-Nya. Seperti kata Daud, "Janganlah kiranya kaki orang-orang congkak menginjak aku, dan tangan orang fasik mengusir aku." Kita perlu bergantung penuh pada Tuhan dan percaya bahwa Dia akan membela kita dari segala ancaman.

"Sebab pada-Mu ada sumber hayat, di dalam terang-Mu kami melihat terang."

Mazmur 36:10 

Amin.

Komentar

Postingan Populer