Mazmur 35 "Pembalasan adalah Hak-Ku" Seri Mazmur by Febrian

06 Januari 2025




Gambar oleh Jan Jakubowski dari Pixabay

Mazmur 35 "Pembalasan adalah Hak-Ku" Seri Mazmur

Bapak Ibu Saudara/i yang terkasih dalam Kristus Yesus. Dalam Kesempatan ini kita akan merenungkan bersama mengenai __ yang dialami oleh Raja Daud.
Kiranya ini bisa menjadi renungan buat kita bersama.
Selamat menikmati firman Tuhan.
Tuhan Yesus memberkati.

Mazmur 35 <-- Klik untuk membaca keseluruhan pasal

I. Pendahuluan

Dari ayat-ayat bacaan di atas, kita melihat bahwa raja Daud kembali mengucapkan doa yang serupa dengan doa yang sudah pernah dipanjatkan nya di Mazmur pasal-pasal awal, yaitu doa seruan minta ditolong TUHAN atas serangan musuh kepadanya. Sedangkan pada pasal, pasal sebelum Mazmur 35 ini, telah kita ketahui, bahwa melalui doanya juga, raja Daud menyaksikan betapa TUHAN Allahnya, telah memberinya kemenangan atas musuh-musuhnya, hingga memberikan hukuman bagi mereka.

Dari kondisi di atas, dapat kita simpulkan bahwa ada dua kemungkinan, yaitu bahwa raja Daud yang sudah pernah mengalami kemenangan, kembali jatuh dalam lubang yang sama, yaitu dikejar-kejar dan diserang musuh. 

Sedangkan kemungkinan ke dua, yang mungkin lebih masuk akal, adalah bahwa kitab Mazmur ini, ditulis tidak urut berdasarkan kronologis perjalanan hidup raja Daud. Hal ini disebabkan oleh karena tidak seluruh kitab Mazmur ditulis oleh Raja Daud. Kitab Mazmur dalam Alkitab, terdiri dari 150 mazmur yang ditulis oleh berbagai penulis. 

Berikut adalah beberapa penulis yang dikenal:

  1. Raja Daud: Menulis sebagian besar mazmur, sekitar 73 mazmur secara langsung diatributkan kepadanya.
  2. Asaf: Seorang pemimpin pemusik dalam bait suci, menulis 12 mazmur (Mazmur 50, 73-83).
  3. Keturunan Korah: Menulis 11 mazmur (Mazmur 42, 44-49, 84, 85, 87, 88).
  4. Salomo: Raja Israel dan anak Daud, menulis 2 mazmur (Mazmur 72 dan 127).
  5. Musa: Menulis Mazmur 90.
  6. Anonim: Ada sejumlah mazmur yang tidak memiliki penulis yang disebutkan, seperti Mazmur 1 dan Mazmur 91.

Dengan demikian, meskipun Daud adalah kontributor utama, kitab Mazmur juga mencerminkan kontribusi dari beberapa penulis lainnya, sehingga kemungkinan juga, Mazmur Daud juga tidak dituliskan berdasarkan kronologis kehidupannya.

II. Pembalasan adalah Hak Tuhan

Pada bagian awal, yaitu Mazmur 35:1-28, raja Daud seolah-olah protes dan menuntut Tuhan untuk memandang segala kejahatan yang diperbuat musuh yang menindas dan memfitnahnya. Ia menyerahkan segala bentuk pembalasan kepada Tuhan, sekaligus menjadi pengingat bahwa keadilan sejati hanya berasal dari TUHAN semata.

Nahum 1:2-3

1:2 TUHAN itu Allah yang cemburu dan pembalas, TUHAN itu pembalas dan penuh kehangatan amarah. TUHAN itu pembalas kepada para lawan-Nya dan pendendam kepada para musuh-Nya. 1:3 TUHAN itu panjang sabar dan besar kuasa, tetapi Ia tidak sekali-kali membebaskan dari hukuman orang yang bersalah. Ia berjalan dalam puting beliung dan badai, dan awan adalah debu kaki-Nya.

Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering kali dihadapkan pada situasi serupa, yaitu di kala kita merasa dijahati atau diperlakukan tidak adil. Di Dunia pekerjaan, mungkin perusahaan atau atasan kita memperlakukan kita tidak adil dan kejam. Menuntut target yang terlalu tinggi dari kemampuan kita, menyuruh lembur tanpa kompensasi, memberi teguran tanpa memberi kesempatan mengungkap alasan, dan lain sebagainya. Atau mungkin kita ditipu oleh rekan bisnis kita, investasi dibawa kabur, janji order palsu, dan lain sebagainya. Atau di sekolah, kita dibully oleh rekan sekolah, difitnah, dan lain sebagainya. 

Seperti dalam Mazmur 35 di atas, kita diajarkan untuk tidak membalas dendam, melainkan menyerahkannya pembalasan hanya kepada Tuhan. Daripada membalas fitnah yang dilontarkan kepada kita, lebih baik tetap bekerja dengan jujur, seraya berdoa agar Tuhan membela kita. Akhirnya, kebenaran terungkap dan keadilan ditegakkan oleh Tuhan. 

Yeremia 17:10

Aku, TUHAN, yang menyelidiki hati, yang menguji batin, untuk memberi balasan kepada setiap orang setimpal dengan tingkah langkahnya, setimpal dengan hasil perbuatannya."

Nabi Yeremia menguatkan dalam Firman Tuhan di atas, yaitu setiap orang diselidiki bathinnya, apakah ia berbuat kejahatan atau kebaikan. jika kedapatan ia berbuat jahat, apalagi terhadap orang benar, maka hukuman Allah yang setimpal pasti akan menimpanya.

Jadi kita ketahui sekarang betapa pentingnya doa sebagai senjata utama setiap anak Tuhan, dalam menghadapi musuh. Raja Daud terus berdoa dan memohon perlindungan serta pembelaan dari Tuhan, inilah bentuk mengandalkan kekuatan Tuhan dalam menghadapi segala tantangan.

"Pembalasan itu adalah hak-Ku. Akulah yang akan menuntut pembalasan, firman Tuhan."

Roma 12:19 

Amin.

Komentar

Postingan Populer