Mazmur 34 "Malaikat menjaga orang yang takut akan TUHAN" Seri Mazmur by Febrian
05 Januari 2024
Mazmur 34 "Malaikat menjaga orang yang takut akan TUHAN" Seri Mazmur
Bapak Ibu Saudara/i yang terkasih dalam Kristus Yesus. Dalam Kesempatan ini kita akan merenungkan bersama mengenai kisah perjuangan Daud dalam mempertahankan hidupnya di depan Abimelekh raja Filistin, dengan berpura-pura menjadi orang dengan gangguan jiwa.
Semoga kita semua bisa mendapat berkat dari firman Tuhan tersebut. Kiranya Tuhan Yesus memberkati.
Mazmur 34 <-- Klik di sini untuk membaca ayat
Mazmur 34:1-23
Dalam perlindungan TUHAN
34:1 Dari Daud, pada waktu ia pura-pura tidak waras pikirannya di depan Abimelekh, sehingga ia diusir, lalu pergi.
1. Daud Melarikan Diri ke Gat
1 Samuel 21:10 - "Lalu bersiaplah Daud, dan larilah ia pada hari itu juga dari Saul; sampailah ia kepada Akhis, raja negeri Gat."
Kita ketahui bersama bahwa dalam 1 Samuel 20, raja Daud dan Yonatan anak dari raja Saul, membuat kesepakatan bersama, hingga membuat murka raja Saul. Dari situ Daud melarikan diri, hingga bertemu dengan Imam Ahimelekh di Nob (1 Samuel 21:1-9).Note: raja kota Gat disebut Akhis, sedangkan dalam Mazmur 34 disebut Abimelekh. Beberapa penafsir Alkitab berpendapat bahwa Abimelekh mungkin merupakan gelar umum untuk raja-raja Filistin, mirip dengan gelar "Firaun" di Mesir, atau bisa juga nama lain dari Akhis.
2. Pegawai Akhis Mengenali Daud
1 Samuel 21:11 - "Pegawai-pegawai Akhis berkata kepadanya: 'Bukankah dia ini Daud, raja negeri itu? Bukankah dia ini yang dinyanyikan orang dalam tari-tarian, katanya: Saul mengalahkan beribu-ribu musuh, tetapi Daud berlaksa-laksa?'"
Para pegawai Akhis mengenali Daud dan mengingatkan raja tentang keberhasilan Daud melawan musuhnya. Bisa jadi kedatangan Daud ini, membuat kerajaan Filistin merasa terancam, sehingga hal ini menimbulkan ancaman bagi keselamatan Daud.
3. Daud Berpura-Pura Tidak Waras
1 Samuel 21:12-13 - "Daud memperhatikan perkataan itu, dan dia menjadi sangat takut kepada Akhis, raja Gat itu. Sebab itu berpura-puralah ia tidak waras pikirannya di depan mereka dan berbuat seperti orang gila di tangan mereka; ia membuat coretan-coretan pada pintu gerbang dan membiarkan ludahnya meleleh ke janggutnya."
Dalam menghadapi ancaman, Daud menggunakan kecerdikan dengan berpura-pura gila untuk menyelamatkan diri dari bahaya.
Menurut para Teolog Gereja tindakan Daud sebagai respons manusiawi dalam situasi berbahaya. Daud tidak berbohong secara langsung, tetapi berpura-pura gila untuk menyelamatkan nyawanya. Dalam konteks ini, beberapa mungkin berpendapat bahwa tindakan tersebut adalah bentuk kelemahan manusiawi tetapi bukan dosa besar.
Dalam situasi ekstrem, manusia cenderung mengambil tindakan-tindakan yang bisa diperdebatkan moralitasnya. Namun, hal ini tidak membenarkan tindakan tersebut, melainkan menunjukkan kebutuhan akan anugerah dan pengampunan Tuhan.
4. Akhis Mengusir Daud
1 Samuel 21:14-15 - "Lalu berkatalah Akhis kepada para pegawainya: 'Tentu kamu melihat orang itu tidak waras pikirannya, untuk apa kamu membawa dia kepadaku? Kekurangan orang gilakah aku, sehingga kamu membawa dia kepadaku untuk mempermainkan aku? Masakan orang itu masuk ke rumahku?'"
Akhis percaya bahwa Daud benar-benar gila dan mengusirnya, yang memungkinkan Daud lolos dari bahaya tersebut.
Allah sering kali bekerja melalui kelemahan manusia untuk melaksanakan rencana-Nya. Tindakan Daud, meskipun mungkin tidak sempurna secara moral, digunakan oleh Allah untuk melindungi Daud dan memajukan rencana keselamatan-Nya.
Kejadian ini mengajarkan kita bahwa meskipun kita mungkin gagal atau membuat keputusan yang salah, Allah tetap dapat menggunakan situasi tersebut untuk kebaikan. Namun, ini bukan alasan untuk membenarkan dosa, melainkan panggilan untuk bertobat dan percaya pada pemeliharaan Allah.
Keputusan ini berpulang pada kita sendiri, apakah kita memintakan hikmat kepada Allah mengenai jalan keluarnya, atau kita merekayasanya sendiri. Jika itu memang dari hikmat Tuhan, maka Ia akan memberikan jalan keluarnya juga. Akan tetapi sebaliknya, jika kita paksakan, hasilnya bisa jadi adalah Kemalangan bagi kita sendiri.
Kesimpulan:
Ingatlah bahwa Malaikat TUHAN berkemah di sekeliling orang yang takut akan Dia, jadi jika kita diperhadapkan dalam situasi dan kondisi yang sulit, berimanlah bahwa Ia akan memberikan jalan keluar sesuai kehendak-Nya.
Komentar
Posting Komentar