I Dedicate My Prayers - Vulnerability by Ps.Andy Halim - IFGF Jakarta 12 Januari 2025

12 Januari 2025

I dedicate:
My Prayers 
Vulnerability

Ps.Andy Halim IFGF Sarbini - Online Service

Saya persembahkan:
Doa-doa saya
Kerentanan

Seringkali kita bukan berdoa, tapi hanya menyebutkan keinginan kita. Tidak ada fokus kepada Tuhan, tapi fokus pada diri kita sendiri. Doa itu menghadap, menyembah dan bersyukur. Permohonan itu sesungguhnya sudah didengar oleh Allah, jauh sebelum kita mengalami kejadian apapun dalam hidup kita. Jika kita datang dalam pengucapan syukur, sekalipun kita menderita, maka Allah mengetahui ketulusan hati dan iman kita.

Kita tahu kisah rakyat Tiongkok:
 "塞翁失马" (Sāi Wēng Shī Mǎ), yang secara harfiah berarti "Orang Tua di Perbatasan Kehilangan Kuda". Ini adalah peribahasa Tiongkok kuno yang mengajarkan bahwa kejadian yang tampaknya buruk bisa berujung baik, dan sebaliknya.

Asal Usul Kisah:

Kisah ini berasal dari teks kuno "淮南子" (Huáinánzǐ), sebuah karya filsafat yang disusun pada masa Dinasti Han Barat oleh Liu An dan para cendekiawannya. Dalam bab 18, "人间训" (Rénjiān Xùn), diceritakan tentang seorang lelaki tua yang tinggal di perbatasan Tiongkok.

Ringkasan Cerita:

Suatu hari, kuda milik lelaki tua itu melarikan diri ke wilayah suku nomaden. Tetangganya datang untuk menghiburnya, tetapi lelaki tua itu berkata, "Siapa tahu ini bukanlah kemalangan?" Beberapa bulan kemudian, kuda itu kembali membawa serta seekor kuda liar dari suku nomaden. Tetangganya mengucapkan selamat, tetapi lelaki tua itu berkata, "Siapa tahu ini bukanlah keberuntungan?" Anaknya mencoba menunggangi kuda liar itu, tetapi terjatuh dan kakinya patah. Tetangga kembali menghiburnya, namun lelaki tua itu berkata, "Siapa tahu ini bukanlah kemalangan?" Tak lama kemudian, suku nomaden menyerang, dan semua pemuda yang sehat diwajibkan pergi berperang, banyak yang tewas. Namun, karena kaki yang patah, anak lelaki tua itu tidak ikut berperang dan selamat.

Makna Peribahasa:

"塞翁失马,焉知非福" (Sāi Wēng Shī Mǎ, yān zhī fēi fú) berarti bahwa suatu kejadian yang tampaknya buruk mungkin membawa keberuntungan di kemudian hari, dan sebaliknya. Ini mengajarkan kita untuk tidak terlalu cepat menilai suatu peristiwa sebagai baik atau buruk, karena dampaknya mungkin berubah seiring waktu.

1 Samuel 1 

Tentang seorang bernama Hana, Salah seorang Istri dari Elkana. Ia tidak bisa punya anak.

Suatu ketika ia menangis di Bait Allah. Doanya didengar Allah. Lahirlah Nabi Samuel yang seluruh hidupnya bagi Tuhan.

Allah memandang orang yang datang bagaimana adanya kita, Ia mengabulkan doa orang yang hancur hati. Datang kepada Tuhan dengan hati hancur, tapi keluar kita akan berdiri tegak.

"Come to Him, for He has the antidote for the toxins in our souls."

1 Samuel 1:10

Hana menangis dengan hati yang sangat pahit. Kepahitan itu adalah racun. 

Matius 9:15 (TB) Jawab Yesus kepada mereka: "Dapatkah sahabat-sahabat mempelai laki-laki berdukacita selama mempelai itu bersama mereka? Tetapi waktunya akan datang mempelai itu diambil dari mereka dan pada waktu itulah mereka akan berpuasa.

Fasting vs Feasting

Puasa itu bukan untuk belajar menahan diri dari emosi dan hawa nafsu. Dalam Alkitab, Puasa adalah gambaran dari hidup Prihatin. Puasa itu yang parahnya adalah untuk diet. Itu keliru!!

Setelah selesai Puasa, kita berpesta. Bersedih karena banyak hal menyedihkan di sekeliling kita. Berpesta karena Allah berkuasa mengubah air tawar menjadi air anggur. Allah berkuasa mengubah dosa menjadi kudus.

Perhatikan Lukas 15:

  1. Lukas 15:1-7 Lost Sheep - Domba bergantung kepada Gembala Domba. Ia tidak bisa berkelahi, tidak bisa berburu, hanya menurut dibawa ke tempat makanan. Domba yang hilang akan dicari sampai ketemu oleh Gembalanya. 
  2. Lukas 15:8-10 Lost Coin - Koin hilang di dalam rumah. Orang Kristen bisa berada di dalam Kekristenan, tapi bisa "lost", di dalamnya. Orang Kristen tapi kehidupannya tidak benar. Hidupnya berdosa. Allah pemilik kita akan cari kita. Kita akan disimpan dan tidak akan hilang lagi. Bisa saja kita merasa hilang, tidak ada pegangan. Padahal di saat itu kita tidak pernah "hilang". Allah tetap memegang kita. Ingat cara bersalaman Romawi, dua pihak. 
  3. Lukas 15:11-32 Lost Son - Anak hilang atau Prodigal Son. Ini bukan hilang, tapi "kabur". Allah menggambarkan anak itu mungkin melupakan Ayahnya, tapi waktu ia memutuskan kembali. Maka Allah akan mengampuni dan memulihkan hubungan kita dengan-Nya. 
Mungkin kita doa minta sesuatu yg kita anggap penting dan besar, tapi Allah sediakan yang jauh melebihi dari harapan kita. 

Roma 8:38-39 (TB)

38 Sebab aku yakin, bahwa baik maut, maupun hidup, baik malaikat-malaikat, maupun pemerintah-pemerintah, baik yang ada sekarang, maupun yang akan datang,
39 atau kuasa-kuasa, baik yang di atas, maupun yang di bawah, ataupun sesuatu makhluk lain, tidak akan dapat memisahkan kita dari kasih Allah, yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.

Amin


Komentar

Postingan Populer