Mazmur 17 "Terhimpit masalah, namun tetap beriman" Seri Mazmur by Febrian

06 Desember 2024




Mazmur 17 "Terhimpit masalah, namun tetap beriman" Seri Mazmur

Bapak, Ibu Saudara/i yang terkasih dalam Kristus Yesus. Dalam Kesempatan ini kita akan merenungkan bersama mengenai Bagaimana seorang yang sedang terhimpit masalah dalam kehidupannya, namun dapat tetap beriman dan tidak menyerah kepada keadaan, melainkan sebaliknya malahan dapat tetap tenang karena memandang wajah Tuhan.

Kiranya menjadi berkat buat kita semua. Tuhan Yesus memberkati.

Mazmur 17:1-15

Diburu dengan tak bersalah

Doa Daud. Dengarkanlah, TUHAN, perkara yang benar, perhatikanlah seruanku; 

berilah telinga akan doaku, 
dari bibir yang tidak menipu. 
Dari pada-Mulah kiranya datang penghakiman: 
mata-Mu kiranya melihat apa yang benar. 
Bila Engkau menguji hatiku, 
memeriksanya pada waktu malam, 
dan menyelidiki aku, 
maka Engkau tidak akan menemui sesuatu kejahatan; 
mulutku tidak terlanjur. 
Tentang perbuatan manusia, 
sesuai dengan firman yang Engkau ucapkan, 
aku telah menjaga diriku terhadap jalan orang-orang yang melakukan kekerasan; 
langkahku tetap mengikuti jejak-Mu, kakiku tidak goyang. 
Aku berseru kepada-Mu, karena Engkau menjawab aku, ya Allah; 
sendengkanlah telinga-Mu kepadaku, dengarkanlah perkataanku. 
Tunjukkanlah kasih setia-Mu yang ajaib, 
ya Engkau, yang menyelamatkan orang-orang 
yang berlindung pada tangan kanan-Mu terhadap pemberontak. 
Peliharalah aku seperti biji mata, 
sembunyikanlah aku dalam naungan sayap-Mu 
terhadap orang-orang fasik yang menggagahi aku, 
terhadap musuh nyawaku yang mengepung aku. 
Mereka tidak menunjukkan belas kasihan, 
mereka membual; 
mereka mengikuti langkah-langkahku, 
mereka sekarang mengerumuni aku, 
mata mereka diarahkan untuk menghempaskan aku ke bumi. 
Rupa mereka seperti singa, yang bernafsu untuk menerkam, 
seperti singa muda, yang mengendap di tempat yang tersembunyi. 
Bangunlah, TUHAN, hadapilah mereka, 
rebahkanlah mereka, 
luputkanlah aku dengan pedang-Mu dari pada orang fasik. 
Luputkanlah aku, ya TUHAN, dengan tangan-Mu, 
dari orang-orang dunia ini yang bagiannya adalah dalam hidup ini; 
biarlah perut mereka dikenyangkan dengan apa yang Engkau simpan, 
sehingga anak-anak mereka menjadi puas, 
dan sisanya mereka tinggalkan untuk bayi-bayi mereka. 
Tetapi aku, dalam kebenaran akan kupandang wajah-Mu, 
dan pada waktu bangun aku akan menjadi puas dengan rupa-Mu.

Dari ayat bacaan di atas, dapat kita perhatikan bahwa betapa raja Daud merasa dirinya tidak bersalah, namun dikejar musuh dan terhimpit masalah yang berat. Musuhnya mengikuti dan mengepung, berniat menerkam seperti singa, untuk menghempaskan dirinya ke tanah. Sungguh mengerikan perkara yang dialami raja Daud itu. 

Ada beberapa hal yang dapat menjadi catatan bagi kita bersama dari ayat bacaan di atas:

1. Tuhan, Dengarkanlah Seruanku

"שְׁמַע יְהוָה צֶדֶק הַקְשִׁיבָה רִנָּתִי הַאֲזִינָה תְּפִלָּתִי בְּלֹא שִׂפְתֵי מִרְמָה"

(Transliterasi: Shema YHVH tsedeq, haqshivah rinnahti; ha’azinah tefillati belo siftei mirmah)

Terjemahan harfiah: "Dengarlah, TUHAN, kebenaran; perhatikanlah seruanku, dengarlah doaku yang tidak keluar dari bibir penuh tipu daya."

Raja Daud memohon kepada TUHAN sumber kebenaran sejati, untuk memperhatikan doanya yang keluar dari hati yang tulus dan bukan dari mulut yang menipu.

Ketika kita berdoa, Tuhan ingin mendengar hati yang tulus, bukan doa yang dipenuhi kepura-puraan. Contoh dalam kehidupan sehari-hari: Saat kita menghadapi ketidakadilan di tempat kerja, datanglah kepada Tuhan dengan hati yang jujur, tanpa menyimpan niat buruk kepada orang lain.

2. Ujilah Hatiku, Tuhan

"בָּחַנְתָּ לִבִּי פָּקַדְתָּ לַיְלָה צְרַפְתַּנִי בַּל-תִּמְצָא זַמֹּתִי בַּל-יַעֲבֹר פִּי"

(Transliterasi: Bahanta libbi, paqadta laylah; tseraphtani bal timtsa, zamoti bal ya’avor pi)

Terjemahan harfiah: "Engkau telah menguji hatiku, Engkau telah memeriksanya di malam hari; Engkau telah menyaring aku, Engkau tidak akan menemukan kejahatan. Aku telah memutuskan bahwa mulutku tidak akan melanggar."

Raja Daud menyadari betapa Tuhan ingin hidupnya lurus di dalam pemandangan-Nya, sehingga dalam setiap langkah kehidupannya, termasuk pada waktu renungan malamnya, Tuhan selalu menguji tindak tanduknya. Raja Daud beriman bahwa kehidupannya bersih dan tidak menyimpang dari jalan yang lurus.

Tuhan menguji hati kita bahkan dalam kesunyian malam, di saat kita berkontemplasi dengan Tuhan. Adakalanya dalam keseharian kita menghadapi godaan untuk bergosip atau berbicara buruk, ingatlah untuk menjaga kata-kata kita tetap murni. Ingatlah Allah kita menguji hati dan mulut kita.

3. Jagalah Aku seperti Bijih Mata

"שָׁמְרֵנִי כְּאִישׁוֹן בַּת-עָיִן בְּצֵל כְּנָפֶיךָ תַּסְתִּירֵנִי"

(Transliterasi: Shamreni ke’ishon bat-ayin, betsel kenafekha tastireni)

Terjemahan harfiah: "Peliharalah aku seperti bijih mata, sembunyikan aku dalam naungan sayap-Mu."

Raja Daud meminta perlindungan dari Tuhan, seperti biji mata yang sangat berharga dan dilindungi. Serta bagaikan seekor induk rajawali yang melindungi anak-anaknya dari serangan musuh, di balik sayapnya yang kuat.

Jadi di kala kita merasa terancam atau cemas, percayalah bahwa Tuhan menjaga kita dengan penuh kasih bagaikan menjaga biji mata-Nya dan seperti anak-anak-Nya sendiri dibalik naungan sayap-Nya yang kuat.

4. Aku Akan Melihat Wajah-Mu dalam Kebenaran

"אֲנִי בְּצֶדֶק אֶחֱזֶה פָנֶיךָ אֶשְׂבְּעָה בְהָקִיץ תְּמוּנָתֶךָ"

(Transliterasi: Ani betsedeq echezeh fanekha, esbe’ah vehakitstemunatekha)

Terjemahan harfiah: "Aku dalam kebenaran akan melihat wajah-Mu, aku akan dipuaskan ketika aku terbangun dalam rupa-Mu."

Kita lihat di atas, betapa kerinduan besar dari raja Daud untuk melihat wajah Tuhan dan dipuaskan oleh hadirat-Nya. Demikianlah wujud seseorang yang bergaul karib dengan Tuhannya, selalu ingin mendekat pada Sang Penciptanya Yang Agung, serta memandang Wajah-Nya.

Ketika kita mencari Tuhan dalam doa dan firman-Nya, kita diajar untuk menemukan kepuasan sejati yang tidak dapat diberikan oleh dunia, yaitu keakraban dan keintiman bersekutu dengan Sang Pencipta kita.

Kesimpulan

Tuhan Allah, mengajar kita untuk memiliki hati yang tulus, menjaga kata-kata kita, percaya akan perlindungan-Nya dan senantiasa merindukan hadirat-Nya. 

Pada saat menghadapi kesulitan hidup, mari kita datang kepada Tuhan seperti Raja Daud, yang dengan keyakinan penuh bahwa Dia tetap masih mendengar dan melindunginya.

Sebab Ia tidak memandang hina ataupun merasa jijik kesengsaraan orang yang tertindas, dan Ia tidak menyembunyikan wajah-Nya kepada orang itu, dan Ia mendengar ketika orang itu berteriak minta tolong kepada-Nya.

Mazmur 22:24
Amin.

Komentar

Postingan Populer