Penciptaan Allah: HARI Ke-3 Daratan terbentuk - Seri Penciptaan Part 4 By Febrian

17 Oktober 2024 



Sumber gambar: Reformed Exodus Community

3. Penciptaan Allah: HARI Ke-3 - Daratan terbentuk, Allah menumbuhkan tumbuh-tumbuhan sebagai makanan manusia dan hewan - Seri Penciptaan Part 4

Shaloom, Bapak-bapak, Ibu-ibu, saudara/i yang saya kasihi di dalam Tuhan Yesus Kristus, pada kesempatan ini kita akan membahas mengenai topik yang kita sudah ketahui sejak Sekolah Minggu, yaitu Penciptaan Alam Semesta kita.

Sebelum kita memulai untuk membacanya, saya perlu mengimbau para pembaca, untuk mengosongkan diri dan menjadi seperti kanak-kanak yang masih polos dan tidak terkontaminasi oleh logika dan pengetahuan yang kita miliki. Mungkin gelar pendidikan kita dan profesi kita sudah tertinggi di bidang Theologia, tetapi untuk memahami Penciptaan Alam Semesta, kita perlu datang kepada TUHAN secara pribadi dan mengosongkan diri kita serta memohon hikmat-Nya, agar kita mendapat pengertian yang benar dari-Nya. 

Jika kita mempelajari hal tentang penciptaan langit dan bumi beserta isinya, tidak dengan sikap hati yang merendah dan mengosongkan diri, atau datang dengan tujuan memperdebatkan hal tersebut, atau dengan tujuan ilmiah atau dengan logika pembenaran, maka semua akan menjadi sia-sia. Kita tidak akan mendapat berkat apa-apa. Silakan Anda yang memutuskan untuk meneruskan membaca atau tidak.

Bereshit 1:9-13 [Tanakh]

טוַיֹּ֣אמֶר אֱלֹהִ֗ים
 יִקָּו֨וּ הַמַּ֜יִם מִתַּ֤חַת הַשָּׁמַ֨יִם֙ אֶל־מָק֣וֹם אֶחָ֔ד וְתֵֽרָאֶ֖ה הַיַּבָּשָׁ֑ה
 וַֽיְהִי־כֵֽן:
יוַיִּקְרָ֨א אֱלֹהִ֤ים | לַיַּבָּשָׁה֙ אֶ֔רֶץ וּלְמִקְוֵ֥ה הַמַּ֖יִם קָרָ֣א
יַמִּ֑ים וַיַּ֥רְא אֱלֹהִ֖ים כִּי־טֽוֹב:
יאוַיֹּ֣אמֶר אֱלֹהִ֗ים תַּדְשֵׁ֤א הָאָ֨רֶץ֙ דֶּ֗שֶׁא עֵ֚שֶׂב מַזְרִ֣יעַ
זֶ֔רַע עֵ֣ץ פְּרִ֞י עֹ֤שֶׂה פְּרִי֙ לְמִינ֔וֹ אֲשֶׁ֥ר זַרְעוֹ־ב֖וֹ עַל־הָאָ֑רֶץ
וַֽיְהִי־כֵֽן:

Transliterasi:

Vayomer Elohim: 

"Yikkavu hamayim mitachat hashamayim el-makom echad v'teira'eh hayabashah," 
vay'hi ken.

Vayomer Elohim: 

"Tadshe ha'aretz deshe, esev mazria zera, etz peri oseh peri lemino asher zar'o vo al-ha'aretz," 

vay'hi ken.

Vayikra Elohim layabashah eretz, u'lemikveh hamayim kara yamim, vayar Elohim ki tov.

Terjemahan bebas

Dan Tuhan berfirman, 

"Biarlah air di bawah langit berkumpul di satu tempat, dan biarlah daratan terlihat," 

dan demikianlah terjadi.

Dan Tuhan menyebut daratan itu "Bumi," (Earth) dan kumpulan air itu disebut-Nya "Laut," (Seas) dan Tuhan melihat bahwa itu baik.

Dan Tuhan berfirman, 

"Biarlah bumi menumbuhkan tumbuh-tumbuhan, tanaman yang menghasilkan biji, dan pohon buah yang menghasilkan buah menurut jenisnya, dengan biji di dalamnya di atas bumi," 
dan demikianlah terjadi.

Kejadian 1:9-13

1. Berfirmanlah Allah: 

"Hendaklah segala air yang di bawah langit berkumpul pada satu tempat, sehingga kelihatan yang kering." 
Dan jadilah demikian. Lalu Allah menamai yang kering itu darat, dan kumpulan air itu dinamai-Nya laut

Allah melihat bahwa semuanya itu baik. 

2. Berfirmanlah Allah: 

"Hendaklah tanah menumbuhkan tunas-tunas muda, tumbuh-tumbuhan yang berbiji, segala jenis pohon buah-buahan yang menghasilkan buah yang berbiji, supaya ada tumbuh-tumbuhan di bumi." 
Dan jadilah demikian. Tanah itu menumbuhkan tunas-tunas muda, segala jenis tumbuh-tumbuhan yang berbiji dan segala jenis pohon-pohonan yang menghasilkan buah yang berbiji
Allah melihat bahwa semuanya itu baik. 

Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari ketiga. 

Genesis 1:9-13 [KJV]

And God said, 

  1. Let the waters under the heaven be gathered together unto one place, and 
  2. let the dry [land] appear: and it was so. 
And God called the dry [land] Earth; and the gathering together of the waters called he Seas: and God saw that [it was] good. 

And God said, 

  1. Let the earth bring forth grass, the herb yielding seed, [and] 
  2. the fruit tree yielding fruit after his kind, whose seed [is] in itself, upon the earth: and it was so. 

And the earth brought forth grass, [and] herb yielding seed after his kind, and the tree yielding fruit, whose seed [was] in itself, after his kind: and God saw that [it was] good. And the evening and the morning were the third day.

Terjemahan bebas:

A. Dan Tuhan berfirman:

  1. Hendaknya kumpulan air di bawah langit itu berkumpul di suatu tempat dan, 
  2. hendaknya kelihatan tanah kering, dan itu terwujud.

Dan TUHAN menyebut tanah kering itu sebagai "Bumi"; dan kumpulan air yang berkumpul di suatu tempat itu, sebagai laut-laut: dan TUHAN melihat semuanya itu baik.

B. Dan TUHAN berfirman, 

  1. Hendaknya Bumi menghasilkan rumput-rumputan, tanaman herbal yang menghasilkan biji 
  2. Pohon buah-buahan yang menghasilkan buah menurut jenisnya, yang benihnya ada di dalam dirinya sendiri, di atas bumi: dan jadilah demikian.
Dan bumi menumbuhkan tumbuh-tumbuhan, tumbuh-tumbuhan yang berbiji menurut jenisnya, dan pohon yang menghasilkan buah, yang berbiji di dalamnya, menurut jenisnya: dan Allah melihat bahwa [itu] baik. Dan sore dan pagi hari adalah hari yang ketiga.

Setelah ada kubah yang "menahan" air samudera raya di atasnya, maka Allah mengalirkan air laut di dalam kubah ke suatu tempat, hingga muncullah daratan yang dinamakan-Nya, "BUMI" (Earth)

Jadi jelas Bumi itu apa? Daratan, bukan sebuah planet. Di Bumi inilah tempat kita hidup bersama dengan hewan dan tumbuhan darat yang hidup. 

Selanjutnya, kumpulan air-air yang berkumpul di suatu tempat dinamai Allah, "Laut".  

Setelah itu, Allah menumbuhkan segala macam tumbuh-tumbuhan biji-bijian dan tanaman buah-buahan. Jadi pada mulanya Allah menciptakan manusia (Penciptaan Hari ke-6) sesungguhnya itulah makanan manusia dan hewan. 

Manusia ditugasi Allah mengurus hewan, menjaganya, menguasainya, hidup bersama hewan, bukan memakannya

Baru setelah dosa muncul di dunia, timbullah pembunuhan hewan dan manusia juga, sebelumnya, Allah tidak merancangkan manusia makan makanan hewani.

Mari kita lihat lagi ayat lain dalam Alkitab:

Ayub 38:4-11 [BIS]

  • Sudah adakah engkau ketika bumi Kujadikan? Jika memang luas pengetahuanmu, beritahukan! 
  • Siapakah menentukan luasnya dunia? Siapakah membentangkan tali ukuran padanya? Tahukah engkau jawabannya? 
  • Bagaimanakah tiang-tiang penyangga bumi berdiri teguh? 
  • Siapa meletakkan batu penjuru dunia dengan kukuh, pada waktu bintang-bintang pagi bernyanyi bersama dan makhluk-makhluk surga bersorak-sorak gembira. 
  • Siapakah menutup pintu untuk membendung samudra ketika dari rahim bumi membual keluar airnya? 
  • Akulah yang menudungi laut dengan awan dan membungkusnya dengan kegelapan. 
  • Aku menentukan batas bagi samudra dan dengan pintu terpalang Aku membendungnya. Kata-Ku kepadanya, 'Inilah batasnya. Jangan kaulewati! Di sinilah ombak-ombakmu yang kuat harus berhenti. 

Dari ayat-ayat bacaan di atas, dapat kita kita ketahui, bahwa tidak pernah diceritakan adanya kejadian Allah menciptakan Planet lain atau galaxi lain. Allah hanya menciptakan langit dan bumi. 

Ia menetapkan "Tiang-tiang penyangga bumi", artinya bumi ini tidak melayang-layang di ruang angkasa, tetapi berdiri di atas suatu dasar yang kokoh. 

Allah juga membatasi air Samudera Raya  dan membendungnya dengan "pintu terpalang". 

Penutup

Ayat-ayat dari Kejadian 1:9-13 ini, mengajarkan pentingnya ketertiban, harmoni, dan keseimbangan dalam ciptaan Tuhan. 

Dari mengumpulkan air hingga munculnya daratan, Tuhan menunjukkan keteraturan dalam segala ciptaan-Nya. Ia kemudian menciptakan tumbuhan yang menghasilkan buah dan biji, memberikan sumber kehidupan bagi semua makhluk.

Pesan dari Allah untuk Manusia:

1. Ketertiban dalam Kehidupan: 

Seperti alam yang diatur dengan bijaksana, manusia juga perlu menjalani hidup dengan keteraturan, perencanaan, dan kedisiplinan. Ketidakteraturan hanya membawa kekacauan.

2. Pentingnya Ketergantungan: 

Tanaman yang menghasilkan buah dan biji mengingatkan kita bahwa Tuhan memberikan semua yang dibutuhkan manusia untuk hidup. Kita harus menjaga alam dan mempergunakan sumber daya dengan bijaksana sebagai wujud rasa syukur.

3. Kebaikan dalam Setiap Ciptaan: 

Tuhan melihat ciptaan-Nya dan menyebutnya baik. Ini mengingatkan kita untuk melihat dan menghargai kebaikan dalam diri kita, sesama, dan alam, serta untuk bersikap rendah hati dan penuh syukur atas apa yang telah dianugerahkan.

Kesimpulan Singkat:

Kejadian 1:9-13 menggambarkan bagaimana Tuhan secara teratur mengatur alam semesta, menyediakan segala sesuatu dengan tujuan untuk mendukung kehidupan. Manusia, sebagai bagian dari ciptaan ini, diharapkan menjaga keseimbangan, mengakui kebaikan Tuhan, dan hidup dengan penuh tanggung jawab terhadap ciptaan-Nya.

Amin.

Komentar

Postingan Populer