Nyanyian pujian Maria - Seri Imanuel (God With Us) - Part 4 by Febrian
16 Juni 2024
Nyanyian pujian Maria - Seri Imanuel (God With Us) - Part 4
Maria dan Elisabet
1:39 Beberapa waktu kemudian berangkatlah Maria dan langsung berjalan ke pegunungan menuju sebuah kota di Yehuda. Di situ ia masuk ke rumah Zakharia dan memberi salam kepada Elisabet. Dan ketika Elisabet mendengar salam Maria, melonjaklah anak yang di dalam rahimnya dan Elisabetpun penuh dengan Roh Kudus, lalu berseru dengan suara nyaring:
"Diberkatilah engkau di antara semua perempuan dan diberkatilah buah rahimmu.
Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku? Sebab sesungguhnya, ketika salammu sampai kepada telingaku, anak yang di dalam rahimku melonjak kegirangan.
Dan berbahagialah ia, yang telah percaya, sebab apa yang dikatakan kepadanya dari Tuhan, akan terlaksana."
1:46 Lalu kata Maria:
Magnificat (juga disebut Nyanyian pujian Maria atau Kidung Maria) adalah sebuah kantata (himne atau kidung dari teks Kitab Suci selain Mazmur) yang sering dinyanyikan atau didaraskan secara liturgis dalam ibadat-ibadat Kristiani. Kidung ini diambil dari Injil Lukas di atas, yang tersisip di tengah naskah prosa.
Nyanyian Pujian Maria merupakan lagu yang sangat terkenal karena dijadikan pujian ritual oleh gereja katolik di seluruh dunia.
Seperti nyanyian-nyanyian lain dalam Luk 1-2, nama dari nyanyian pujian Maria ini (Luk 1:46-55) ('Magnificat') diambil dari Alkitab terjemahan Latin, yaitu kata pertama, yg berbunyi: 'Magnificat anima mea Dominum'.
Para ahli beda pendapat dalam hal isi nyanyian ini, apakah lebih cocok berasal dari Maria atau Elisabet. Tapi peristiwa yg merupakan kerangka nyanyian ini, sudah dalam peralihan dari cerita pemberitahuan ke cerita kelahiran. Dan nyanyian ini berhubungan erat dengan cerita pemberitahuan dan tema Mesiasnya dilanjutkan. Maka sangat mungkin, bahwa Lukas memandang nyanyian ini sebagai nyanyian Maria mengenai Kristus.
Syair perasaan ini dibentuk mengikuti pola mazmur-mazmur, dan secara khusus mengandung jiwa yg serupa dengan nyanyian pujian Hana, sebagai berikut:
Puji-pujian Hana
2:1 Lalu berdoalah Hana, katanya:
1 Samuel 2:1-10
Nyanyian Pujian Maria tersebut, dibagi dalam empat bait yg menerangkan:
- Dengan sukacita Maria memuliakan Tuhan, mengucapkan syukur dan memuji karena berkat yg diterimanya;
- sifat dan sikap Allah dalam kasih-Nya bagi semua orang, yg takut akan Dia;
- kedaulatan-Nya dan kasih-Nya yg khusus terhadap orang-orang yg rendah di dunia ini; dan
- rahmat-Nya yg khusus terhadap bangsa Israel.
Yang mendorong Maria menaikkan pujian ialah, bahwa Allah sudi memilih dia, perempuan desa dari golongan rendah untuk menggenapi impian dari setiap perempuan Yahudi. Sebab kelihatannya dalam ke-Yahudi-an, hal yg memberi makna paling mendalam dan paling menggembirakan bagi keibuan, ialah kemungkinan, bahwa anak itu mungkin menjadi Juruselamat.
Bagian akhir syair ini melukiskan penyelamatan Allah melalui Mesias, dan ini merupakan ulasan mengenai nubuat-nubuat dalam kitab-kitab Perjanjian Lama.
Kelepasan dinubuatkan dalam pengertian kebebasan nasional dari penindas. Inilah bentuk ungkapan khusus dari zaman Mesianisme pra-kekristenan. Perjanjian Baru tidak menentang hal ini, tapi menempatkannya pada parousia (penyataan) Mesias pada masa eskatologi, yaitu 'masa yg akan datang'.
Sama seperti sering terjadi dalam kitab-kitab Perjanjian Lama, perbuatan Allah mengenai Mesias dipandang seolah-olah sudah digenapi, sebab janji Allah senilai dengan pelaksanaannya (Kejadian 1:3); firman-Nya ialah firman yg berkuasa.
Tujuan istimewa dari rahmat Allah ialah 'Israel, hamba-Nya' (Luk 1:54; Kis 3:13, 26; 4:27, 30). Apakah ada digambarkan di sini perbedaan yg terdapat dalam kitab-kitab Perjanjian Lama, antara keseluruhan bangsa Israel dengan sisa yg saleh, tak dapat dipastikan; pengertian itu sering dibiarkan dalam suatu keseluruhan yg tidak diperinci, dan pertentangan yg ada dalam Luk 1:51-53 mungkin hanya mengenai bangsa Yahudi dan penguasa non-Yahudi.
Komentar
Posting Komentar