Yeremia 31 tentang "Pembebasan Umat Allah" Seri Nabi Besar by Febrian
18 November 2025
Yeremia 31 tentang "Pembebasan Umat Allah" Seri Nabi Besar
Shaloom Bapak Ibu Saudara/i yang terkasih dalam Kristus Yesus. Dalam Kesempatan ini kita akan merenungkan bersama mengenai janji Allah untuk segera membebaskan umat-Nya yang masih berada dalam penjajahan bangsa asing. Semoga kita semua bisa mendapat berkat dari firman Tuhan tersebut. Kiranya Tuhan Yesus memberkati.
Yeremia 31 <-- Klik di sini untuk membaca seluruh ayat
Yeremia 31:1-40
Perjanjian baru
"Pada waktu itu, demikianlah firman TUHAN, Aku akan menjadi Allah segala kaum keluarga Israel dan mereka akan menjadi umat-Ku.
Beginilah firman TUHAN:
Ia mendapat kasih karunia di padang gurun, yaitu bangsa yang terluput dari pedang itu! Israel berjalan mencari istirahat bagi dirinya!
Dari jauh TUHAN menampakkan diri kepadanya:
Aku mengasihi engkau dengan kasih yang kekal, sebab itu Aku melanjutkan kasih setia-Ku kepadamu. Aku akan membangun engkau kembali, sehingga engkau dibangun, hai anak dara Israel! Engkau akan menghiasi dirimu kembali dengan rebana dan akan tampil dalam tari-tarian orang yang bersukaria.
Engkau akan membuat kebun anggur kembali di gunung-gunung Samaria; ya, orang-orang yang membuatnya akan memetik hasilnya pula. Sungguh, akan datang harinya bahwa para penjaga akan berseru di gunung Efraim: Ayo, marilah kita naik ke Sion, kepada TUHAN, Allah kita!
Sebab beginilah firman TUHAN:
Bersorak-sorailah bagi Yakub dengan sukacita, bersukarialah tentang pemimpin bangsa-bangsa! Kabarkanlah, pujilah dan katakanlah: TUHAN telah menyelamatkan umat-Nya, yakni sisa-sisa Israel!
Sesungguhnya, Aku akan membawa mereka dari tanah utara dan akan mengumpulkan mereka dari ujung bumi; di antara mereka ada orang buta dan lumpuh, ada perempuan yang mengandung bersama-sama dengan perhimpunan yang melahirkan; dalam kumpulan besar mereka akan kembali ke mari! Dengan menangis mereka akan datang, dengan hiburan Aku akan membawa mereka; Aku akan memimpin mereka ke sungai-sungai, di jalan yang rata, di mana mereka tidak akan tersandung; sebab Aku telah menjadi bapa Israel, Efraim adalah anak sulung-Ku.
Dengarlah firman TUHAN, hai bangsa-bangsa, beritahukanlah itu di tanah-tanah pesisir yang jauh, katakanlah:
Dia yang telah menyerakkan Israel akan mengumpulkannya kembali, dan menjaganya seperti gembala terhadap kawanan dombanya! Sebab TUHAN telah membebaskan Yakub, telah menebusnya dari tangan orang yang lebih kuat dari padanya. Mereka akan datang bersorak-sorak di atas bukit Sion, muka mereka akan berseri-seri karena kebajikan TUHAN, karena gandum, anggur dan minyak, karena anak-anak kambing domba dan lembu sapi; hidup mereka akan seperti taman yang diairi baik-baik, mereka tidak akan kembali lagi merana. Pada waktu itu anak-anak dara akan bersukaria menari beramai-ramai, orang-orang muda dan orang-orang tua akan bergembira. Aku akan mengubah perkabungan mereka menjadi kegirangan, akan menghibur mereka dan menyukakan mereka sesudah kedukaan mereka. Aku akan memuaskan jiwa para imam dengan kelimpahan, dan umat-Ku akan menjadi kenyang dengan kebajikan-Ku, demikianlah firman TUHAN.
Beginilah firman TUHAN:
Dengar! Di Rama terdengar ratapan, tangisan yang pahit pedih: Rahel menangisi anak-anaknya, ia tidak mau dihibur karena anak-anaknya, sebab mereka tidak ada lagi.
Beginilah firman TUHAN:
Cegahlah suaramu dari menangis, dan matamu dari mencucurkan air mata, sebab untuk jerih payahmu ada ganjaran, demikianlah firman TUHAN; mereka akan kembali dari negeri musuh. Masih ada harapan untuk hari depanmu, demikianlah firman TUHAN: anak-anak akan kembali ke daerah mereka. Telah Kudengar sungguh-sungguh Efraim meratap: Engkau telah menghajar aku, dan aku telah menerima hajaran, seperti anak lembu yang tidak terlatih. Bawalah aku kembali, supaya aku berbalik, sebab Engkaulah TUHAN, Allahku. Sungguh, sesudah aku berbalik, aku menyesal, dan sesudah aku tahu akan diriku, aku menepuk pinggang sebagai tanda berkabung; aku merasa malu dan bernoda, sebab aku menanggung aib masa mudaku.
Anak kesayangankah gerangan Efraim bagi-Ku atau anak kesukaan? Sebab setiap kali Aku menghardik dia, tak putus-putusnya Aku terkenang kepadanya; sebab itu hati-Ku terharu terhadap dia; tak dapat tidak Aku akan menyayanginya, demikianlah firman TUHAN. Dirikanlah bagimu rambu-rambu jalan, pasanglah bagimu tanda-tanda jalan; perhatikanlah jalan raya baik-baik, yakni jalan yang telah kautempuh! Kembalilah, hai anak dara Israel, kembalilah ke kota-kotamu ini! Berapa lama lagi engkau mundur maju, hai anak perempuan yang tidak taat? Sebab TUHAN menciptakan sesuatu yang baru di negeri: perempuan merangkul laki-laki."
Beginilah firman TUHAN semesta alam, Allah orang Israel:
"Orang akan mengucapkan perkataan ini lagi di tanah Yehuda dan di kota-kotanya, apabila Aku telah memulihkan keadaan mereka:
TUHAN kiranya memberkati engkau, hai tempat kediaman kebenaran, hai gunung yang kudus! Di sana akan duduk Yehuda beserta segala kotanya, petani-petani dan orang-orang yang mengembara dengan kawanan ternaknya. Sebab Aku akan membuat segar orang yang lelah, dan setiap orang yang merana akan Kubuat puas."
Sebab itu aku bangun dan melihat; tidurku menyenangkan.
"Sesungguhnya, waktunya akan datang, demikianlah firman TUHAN, bahwa Aku akan melimpahi kaum Israel dan kaum Yehuda dengan benih manusia dan benih hewan. Maka seperti tadinya Aku berjaga-jaga atas mereka untuk mencabut dan merobohkan, untuk meruntuhkan dan membinasakan dan mencelakakan, demikianlah juga Aku akan berjaga-jaga atas mereka untuk membangun dan menanam, demikianlah firman TUHAN.
Pada waktu itu orang tidak akan berkata lagi: Ayah-ayah makan buah mentah, dan gigi anak-anaknya menjadi ngilu, melainkan: Setiap orang akan mati karena kesalahannya sendiri; setiap manusia yang makan buah mentah, giginya sendiri menjadi ngilu.
Sesungguhnya, akan datang waktunya, demikianlah firman TUHAN, Aku akan mengadakan perjanjian baru dengan kaum Israel dan kaum Yehuda,
bukan seperti perjanjian yang telah Kuadakan dengan nenek moyang mereka pada waktu Aku memegang tangan mereka untuk membawa mereka keluar dari tanah Mesir;
perjanjian-Ku itu telah mereka ingkari, meskipun Aku menjadi tuan yang berkuasa atas mereka, demikianlah firman TUHAN.
Tetapi beginilah perjanjian yang Kuadakan dengan kaum Israel sesudah waktu itu, demikianlah firman TUHAN:
Aku akan menaruh Taurat-Ku dalam batin mereka dan menuliskannya dalam hati mereka; maka Aku akan menjadi Allah mereka dan mereka akan menjadi umat-Ku. Dan tidak usah lagi orang mengajar sesamanya atau mengajar saudaranya dengan mengatakan: Kenallah TUHAN! Sebab mereka semua, besar kecil, akan mengenal Aku, demikianlah firman TUHAN, sebab Aku akan mengampuni kesalahan mereka dan tidak lagi mengingat dosa mereka."
Beginilah firman TUHAN, yang memberi matahari untuk menerangi siang, yang menetapkan bulan dan bintang-bintang untuk menerangi malam, yang mengharu biru laut, sehingga gelombang-gelombangnya ribut, --TUHAN semesta alam nama-Nya:
"Sesungguhnya, seperti ketetapan-ketetapan ini tidak akan beralih dari hadapan-Ku, demikianlah firman TUHAN, demikianlah keturunan Israel juga tidak akan berhenti menjadi bangsa di hadapan-Ku untuk sepanjang waktu.
Beginilah firman TUHAN:
Sesungguhnya, seperti langit di atas tidak terukur dan dasar-dasar bumi di bawah tidak terselidiki, demikianlah juga Aku tidak akan menolak segala keturunan Israel, karena segala apa yang dilakukan mereka, demikianlah firman TUHAN. Sesungguhnya, waktunya akan datang, demikianlah firman TUHAN, bahwa kota itu akan dibangun kembali bagi TUHAN, dari menara Hananeel sampai Pintu Gerbang Sudut; kemudian tali pengukur itu akan merentang terus sampai ke bukit Gareb, lalu membelok ke Goa. 31:40 Dan segenap lembah itu, dengan mayat-mayat dan abu korbannya, dan segenap tanah di tepi sungai Kidron sampai ke sudut Pintu Gerbang Kuda ke arah timur, akan menjadi kudus bagi TUHAN. Orang tidak akan meruntuhkan dan merobohkan lagi di sana untuk selama-lamanya."
Di tengah kepedihan hati bangsa Israel saat itu, terdengar suara lembut yang penuh kerinduan dari TUHAN, Allah mereka, firman-Nya, "Aku mengasihi engkau dengan kasih yang kekal." Betapa mengharukannya, di saat mereka tersesat dan terluka karena pilihan mereka sendiri, Tuhan tetap mengasihi mereka dengan kasih-Nya yang tak berkesudahan. Bagaikan seorang ayah yang terpaksa menegur dan menghukum anaknya yang bersalah, demikianlah Tuhan membiarkan mereka merasakan akibat dari jalannya yang salah. Bukan karena kebencian atau meluapkan emosi, melainkan karena kasih yang begitu dalam, ingin mereka kembali ke jalan yang benar. Namun sesungguhnya hati Allah sangat ingin memeluk mereka kembali.
Kitab Yeremia ini menggambarkan betapa sedihnya hati Tuhan saat umat-Nya menderita akibat hukuman terhadap dosa mereka. Ratapan terdengar di Rama, tangisan yang pahit pedih. Tuhan melihat air mata mereka, dan hati-Nya turut berduka. Dia berfirman, "Cegahlah suaramu dari menangis, dan matamu dari mencucurkan air mata, sebab untuk jerih payahmu ada ganjaran." Dalam kasih-Nya yang dalam, Tuhan selalu menyediakan jalan pulang bagi mereka untuk kembali ke pelukan-Nya. Dia tidak pernah mengakhiri cerita dengan maut, namun sebaliknya memberikan harapan dan pemulihan.
Dalam kehidupan kita, Allah juga mendengar ratapan kita yang kita ucapkan maupun tidak sanggup kita ucapkan, bagaikan Dia mendengar ratapan Efraim, "Engkau telah menghajar aku, dan aku telah menerima hajaran... Bawalah aku kembali, supaya aku berbalik." Tuhan terharu mendengar pengakuan ini. "Sebab itu hati-Ku terharu terhadap dia; tak dapat tidak Aku akan menyayanginya." Inilah hati Bapa yang sesungguhnya. Hukuman-Nya bersifat sementara, tetapi kasih setia-Nya adalah untuk selamanya. Dia merindukan saat kita, anak-anak-Nya, menyesali kesalahan untuk kemudian berbalik kepada-Nya.
Kemudian, Tuhan menyatakan sesuatu yang sangat indah bagi bangsa Israel: sebuah Perjanjian Baru. Bukan perjanjian yang tertulis di atas loh batu, yang mudah dilupakan dan dilanggar. Melainkan, "Aku akan menaruh Taurat-Ku dalam batin mereka dan menuliskannya dalam hati mereka." Inilah janji pemulihan yang paling mendalam. Tuhan sendiri yang akan mengubah hati mereka dari dalam, menuliskan kehendak-Nya di dalam sanubari, sehingga mengenal Dia bukan lagi menjadi sebuah kewajiban, tetapi menjadi sebuah kerinduan. "Sebab Aku akan mengampuni kesalahan mereka dan tidak lagi mengingat dosa mereka." Pengampunan yang sempurna, yang menghapus noda dan memulihkan hubungan antara ciptaan dan Allahnya. Janji ini diperkuat dengan membandingkan keteguhan benda-benda ciptaan-Nya. Bagaikan matahari yang tetap menyinari siang dan bulan yang setia menerangi malam, demikianlah kasih setia Tuhan kepada umat-Nya tidak akan berkesudahan.
"Aku tidak akan menolak segala keturunan Israel." Kota yang hancur akan dibangun kembali, dan tanah yang tandus akan menjadi kudus bagi Tuhan. Inilah gambaran akhir dari rencana-Nya: pemulihan total, sukacita yang menggantikan perkabungan, dan damai sejahtera yang abadi.
Bapak Ibu Saudara/i ku yang terkasih, jika hari ini engkau merasa jauh karena kesalahanmu, ingatlah bahwa Tuhan sedang menantimu. Dia tidak hanya menawarkan pengampunan, tetapi sebuah hubungan yang baru, yang dituliskan dalam hati. Mari buka hati untuk karya-Nya, biarkan Dia menuliskan kasih-Nya di dalam relung hati kita yang paling dalam, serta mengalami pembaruan sejati oleh kasih karunia-Nya.
Kisah perjalanan hidup umat Israel, sesungguhnya adalah refleksi perjalanan hidup kita juga, yaitu dipenuhi dengan jatuh bangun dalam kesalahan dan dosa kita. Ada saatnya kita melupakan kasih setia-Nya, bahkan mungkin meninggalkan-Nya, hingga akhirnya kita terpaksa harus mengalami hukuman Allah. Hukuman yang kita alami, mungkin bagaikan pembuangan yang dialami bangsa Israel, merupakan kenyataan pahit yang harus kita rasakan. Namun, jika kita ada di sini saat ini, bukan suatu kebetulan, yaitu di balik setiap cambukan Allah itu, sesungguhnya ada hati Bapa yang sedih karena harus menghukum anak-Nya.
Firman Tuhan di awal pasal ini, mengingatkan kita akan hal ini: "Dari jauh TUHAN menampakkan diri kepadanya: Aku mengasihi engkau dengan kasih yang kekal, sebab itu Aku melanjutkan kasih setia-Ku kepadamu" (Yeremia 31:3). Ini adalah pokok pikiran yang pertama. Di tengah kesendirian dan hukuman di padang gurun pembuangan, Allah tetap menyatakan, “Aku mengasihimu dengan kasih yang tidak pernah pudar.” Hukuman itu bukanlah akhir, melainkan seruan untuk kembali. Contoh sederhananya, seperti seorang ayah yang menghukum anaknya karena kenakalan, tetapi sambil menahan air mata, ia sudah menyiapkan pelukan hangat dan rencana indah untuk pemulihan, agar anaknya tidak binasa.
Jika kita melihat Yeremia 31:15 bagaimana "Ratapan Rahel di Rama", yaitu bagaikan tangisan seorang ibu atas anak-anaknya yang hilang, menjadi gambaran nyata betapa pedihnya hati Allah melihat penderitaan umat-Nya. Allah turut merasakan segala sakit dan kedukaan kita. Namun, segera setelah ratapan itu, datang janji penghiburan: "Cegahlah suaramu dari menangis, dan matamu dari mencucurkan air mata, sebab untuk jerih payahmu ada ganjaran, demikianlah firman TUHAN; mereka akan kembali dari negeri musuh. Masih ada harapan untuk hari depanmu..." (Yeremia 31:16-17). Inilah pokok pikiran kedua: Allah tidak menikmati penderitaan kita. Ia menghukum karena dosa, tetapi Ia sedih dan segera menawarkan jalan keluar dan harapan.
Kemudian, datanglah inti dari semua janji ini, "Perjanjian Baru" yang dijanjikan oleh Tuhan (Yeremia 31:31). Perjanjian yang lama, yang tertulis di loh batu (Hukum Taurat), gagal dipegang teguh oleh manusia karena kelemahan kita. Itulah yang ditunjukkan dalam ayat 32, bahwa mereka telah mengingkari perjanjian tersebut. Maka pokok pikiran yang ketiga hadir: Allah mengambil inisiatif untuk membuat perjanjian yang lebih unggul. "Aku akan menaruh Taurat-Ku dalam batin mereka dan menuliskannya dalam hati mereka; maka Aku akan menjadi Allah mereka dan mereka akan menjadi umat-Ku." (Yeremia 31:33). Perjanjian Baru ini berada di dalam hati. Hukum Allah tidak lagi sekadar aturan duniawi atau lahiriah, melainkan diukir dalam hati, mengubah keinginan terdalam manusia.
Allah memberikan pengampunan yang sempurna, "...sebab Aku akan mengampuni kesalahan mereka dan tidak lagi mengingat dosa mereka" (Yeremia 31:34). Inilah bukti kasih yang tak terbatas. Allah yang suci memilih untuk "tidak lagi mengingat" dosa umat yang bertobat. Di bawah naungan kasih karunia Perjanjian Baru ini, setiap kita, "besar kecil, akan mengenal Tuhan" secara pribadi, karena Taurat telah tertulis di dalam batin. Perjanjian Baru ini menuntut kita untuk merespons dengan pertobatan yang sejati, meninggalkan cara hidup yang jahat, dan membiarkan hati kita yang lama digantikan dengan hati yang baru, yang rindu untuk menyenangkan-Nya.
Mari kita hidup sebagai umat Perjanjian Baru, yang dikasihi dengan kasih kekal. Pengenalan akan-Nya haruslah intim, dan ketaatan kita haruslah mengalir dari hati yang telah diampuni dan dibarui.

Komentar
Posting Komentar